Selasa, 10 Oktober 2023 11:38 WIB

Pengaruh Udara Air Conditioner (AC) pada Kebugaran Tubuh

Responsive image
3341
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Di jaman modern seperti saat ini, kemajuan tekhnologi sangat berdampak terhadap kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, misalnya penggunaan Air Conditioner (AC). AC merupakan sebuah alat penyejuk ruangan yang mampu mengkondisikan udara dalam ruangan serta memberikan efek nyaman bagi tubuh, namun kualitas udara dalam suatu ruangan yang menggunakan penyejuk ruangan merupakan faktor yang signifikan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan.

Kualitas udara dalam ruangan adalah udara di dalam suatu bangunan yang dihuni atau ditempati untuk suatu periode sekurang-kurangnya 1 jam oleh orang dengan berbagai kesehatan yang berlainan. Timbulnya permasalahan yang mengganggu kualitas udara dalam suatu ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah suhu, udara, kelembapan udara sistem ventilasi ruangan, dan kontaminan sisa hasil pernafasan. Suatu ruangan yang ditempati oleh banyak orang dengan berbagai kondisi kesehatan maka kemungkinan besar untuk dapat terpapar oleh resiko infeksi melalui kontak dengan orang lain. Ruangan yang di tempati oleh banyak orang dapat meningkatkan risiko timbulnya gangguan kesehatan.

Salah satu jenis gangguan kesehatan yang timbul akibat pemakaian AC adalah Sick Building Syndrom (SBS) yang di antaranya adalah flu, batuk dan iritasi kulit maupun mata. Dengan munculnya SBS tersebut, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi aktivitas seseorang. Sementara hal sama di ungkapkan dalam sebuah ulasan  bahwa  ventilasi yang ada pada ruangan berpenyejuk ruangan cenderung tertutup, kondisi tersebut akan menghalangi polutan dari luar ruangan masuk ke dalam. Di sisi lain, ketertutupan tersebut juga dapat menyebabkan polutan dalam ruangan tidak dapat keluar dengan baik dan menyebabkan udara di dalam ruangan tidak sehat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara suatu ruangan yang dapat menyebabkan Sick Building Syndrome adalah :

  1. Kontaminan udara dalam ruangan seperti : kontaminan biologis, formaldehid, bahan-bahan yang mudah menguap, sisa hasil pernapasan, sisa hasil pembakaran dan partikel-partikel dalam udara.
  2. Faktor fisik meliputi suhu udara kelembapan dan kecepatan gerakan udara untuk sirkulasi.
  3. Sistem ventilasi udara dalam suatu ruangan yang ditempati oleh banyak orang dengan berbagai kondisi kesehatan akan memungkinan terjadinya paparan infeksi melalui kontak dengan orang lain.

Sick Building Syndrom (SBS) dapat mempengaruhi aktivitas fisik seseorang yang menderitanya. Sementara aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi.

Dalam sebuah penelitian mengungkapkan bahwa Aktivitas fisik sangat berpengaruh terhadap kebugaran seseorang, bahwa kebugaran jasmani adalah suatu keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang teratur dapat menyebabkan perbaikan kebugaran jasmani. Tubuh yang sehat dan bugar sangat menunjang aktivitas yang dilakukan setiap orang. Dengan kata lain kebugaran fisik menjadi hal dasar kesehatan yang perlu dijaga oleh setiap orang.

Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa ada pengaruh udara yang di hasilkan dari air conditioner terhadap kebugaran tubuh seseorang bahwa penggunaan AC dalam ruangan menyebabkan gangguan kesehatan di antaranya iritasi kulit, iritasi mata, iritasi hidung, gangguan saraf , gangguan saluran pernapasan, mual. Hal yang sama di sampaikan bahwa sedikitnya keluhan di sekolah tanpa penyejuk ruangan mungkin dikarenakan oleh kondisi ruangan yang selalu terbuka baik jendela maupun ventilasi sehingga selalu terjadi pergantian udara di dalam ruangan. Berbeda dengan sekolah yang menggunakan penyejuk ruangan, kondisi ruangan dalam keadaan lembab karena keadaan kelas seringnya tertutup dan ventilasi yang ada pada ruangan yang menggunakan AC pada umumnya cenderung tertutup, seperti keaadan ventilasi pada sekolah tersebut.

Sistem ventilasi pada bangunan yang memakai AC dapat menyebabkan kontaminasi udara dalam ruangan karena permukaan dalam sistem AC yang terus menerus lembab mendukung untuk tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Ventilasi dengan sistem kondisioner yang mempunyai sirkulasi udara yang kurang baik, dapat dengan mudah membawa dan menyebarkan bakteri jamur, bahkan virus serta debu-debu dan kualitas udara dalam ruangan.

Dalam ulasan yang lainnya, mengatakan kualitas udara yang sangat berpengaruh terhadap Sick Building Syndrome (SBS) adalah suhu, kelembapan, pencahayaan, ventilasi dan aliran udara dalam ruangan. Suhu udara dalam ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin akan sangat berpengaruh terhadap kejadiam Sick Building Syndrome (SBS), di dalam ruangan deviasi suhu udara sangat kecil bedanya dengan suhu tubuh, hal ini akan berpengaruh negative terhadap efisiensi.

Keadaan sistem ventilasi yang buruk dan tidak memadai akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang yang terdapat di dalam ruangan tersebut, ketertutupan tersebut juga dapat menyebabkan polutan dalam ruangan tidak dapat keluar dengan baik dan akan menyebabkan udara di dalam ruangan menjadi tidak sehat.

Dalam sebuah penelitian menyampaikan bahwa dari hasil wawancara diketahui bahwa Air Conditioner yang digunakan di sebuah-sekolah tidak pernah dibersihkan dari semenjak awal pemakaian. Air Conditioner yang kurang terawat dengan sirkulasi udara yang kurang memadai akan meningkatkan risiko timbulnya gangguan kesehatan yang disebakan oleh virus, bakteri dan jamur yang dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dan reaksi alergik pada lingkungan dalam ruangan tertutup. Ditambahkan juga sedangkan untuk pemaparan waktu yang lama oleh jamur dan mikroorganisme lainnya dapat menyebabkan alergik atau reaksi asmatik bagi penghuni gedung berpenyejuk ruangan. Dalam penelitian ini dari beberapa gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penggunaan Air Conditioner yang berdampak langsung terhadap kebugaran adalah tingkat kelelahan, tingkat keluhan yang dialami sekolah berpenyejuk ruangan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah tanpa penyejuk ruangan dan rata-rata responden yang mengatakan mudah lelah memiliki tingkat kebugaran yang rendah.

Hal yang sama diungkapkan dalam penelitian lainnya yang mengatakan bahwa suhu lingkungan yang dingin sangat mempengaruhi kinerja otot, sel-sel otot akan menjadi lemah karena terjadi perlambatan laju metabolisme. Kemampuan otot pada vasokontriksi dan power otot menurun signifikan. Kelelahan otot terjadi lebih cepat, karena mekanisme kontraksi yang terjadi harus dapat memenuhi kebutuhan energi untuk mempertahankan suhu tubuh. Sedangkan salah satu komponen kebugaran adalah kekuatan dan daya tahan otot.

Selain itu pusing juga dapat mempengaruhi, dalam sebuah ulasan lain menjelaskan bahwa seseorang mengalami pusing di ruangan berpenyejuk ruangan disebabkan oleh sirkulasi yang tidak baik, sehingga kadar karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan setiap orang ketika bernapas akan bertambah banyak dan berputar-putar dalam ruangan tersebut. Dalam jangka waktu tertentu, oksigen menjadi berkurang dan mengakibatkan terjadinya pusing kepala.

Dengan demikian melihat beberapa ulasan diatas tentunya kebugaran tubuh sangat mempengaruhi kesehatan seseorang dalam ruangan ber-AC, oleh karenanya aktifitas fisik tentunya sangat perlu dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh, selain itu tentunya asupan gizi yang memadai juga dibutuhkan untuk seseorang yang terpapar oleh suhu ruangan yang ber AC, sehingga kesehatan tetap terjaga dengan baik, selain itu perlunya pembersihan AC secara berkala untuk menjaga sirkulasi udara agar tetap nyaman.

 

Referensi :

Aditama, T.Y., Andarini. 2002. Sick Building Syndrome. Jurnal Med J Indones Vol.11 No.2, Jakarta.

Arjani, Ida Ayu Made Sri . 2011. Kualitas Udara dalam Ruangan Kerja . SklaHusada. Vol. 8. Nomor 2, Halaman 178-183.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung : Yudhistira.

Indra, Eka Novita. 2007. Adaptasi Fisiologis Tubuh Terhadap Latihan di Suhu Lingkungan Panas dan Dingin. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan, UNY.

Lutan, Rusli. 2003. Hakekat dan Karekteristik Penjaskes dalam Kurikulum. Jakarta : Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Prasasti. dkk 2005. Pengaruh Kualitas Udara dalam Ruangan Ber-AC Terhadap Gangguan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol.1, No.2.

Satwiko, Prasasto. 2009. Fisika Bangunan. Yogyakarta : Andi.

Utari, Agustini. 2007. Hubungan Indeks Masa Tubuh dengan Tingkat Kesegaran Jasmani pada Anak Usia 12-14 Tahun. Tesis. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Rizka Adekayanti. 2015. Pengaruh Penggunaan Air Conditioner Terhadap Gangguan Kesehatan yang Berdampak Terhadap Kebugaran Pelajar. Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.