Senin, 09 Oktober 2023 10:55 WIB

Semua Orang Harus Bisa Melakukan Bantuan Hidup Dasar

Responsive image
339
dr. Frans Michael Oscar Marpaung - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Jantung merupakan organ vital yang ada di tubuh kita. Jantung berfungsi untuk alah satu peran dari jantung adalah memompa aliran darah ke seluruh tubuh, darah yang dipompa digunakan untuk  membawa nutrisi berupa oksigen dan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh sekaligus mengantarkan karbon dioksida dan sisa metabolisme  yang diantarkan ke tempat pembuangan seperti di paru-paru, hati dan ginjal. 

Henti jantung mendadak merupakan kondisi kegawatan medis yang apabila tidak segera ditangani, maka dapat menyebabkan terjadinya kematian. Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk  mengurangi risiko kematian pada orang-orang yang mengalami henti jantung mendadak.

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan serangkaian usaha awal untuk mengembalikan sirkulasi dan fungsi pernapasan pada seseorang yang mengalami henti napas dan/atau henti jantung. Terhentinya jantung dan/atau napas menyebabkan tidak adanya aliran darah keseluruh tubuh termasuk ke otak, pusat pengontrol tubuh sehingga dapat mengakibatkan seseorang meninggal dunia.

Bantuan hidup dasar (BHD) berupa pijat jantung bersaama dengan pemberian napas buatan yang disebut dengan resustiasi jantung paru (RJP) dapat dilakukan oleh siapa saja dalam Upaya untuk mengembalikan fungsi jantung berhenti. Tindakan pertolongan penting diketahui oleh siapa pun  karena henti jantung mendadak dapat terjadi di waktu yang tidak terduga. Semakin cepat pasien tertangani maka semakin besar kesempatan orang tersebut dapat bertahan hidup. Oleh karenanya, pelatihan BHD dapat diberikan kepada peserta awam yang berasal dari berbagai latar belakang masyarakat.

Penyebab dari terjadinya henti jantung mendadak terutama disebabkan oleh gangguan irama jantung yang tidak teratur seperti fibrilasi ventrikel. Listrik jantung yang terlalu cepat dan tidak menentu akan menyebabkan ruang jantung bagian bawah tidak dapat memompa secara cukup, melainkan hanya bergetar-getar. Selain itu, hal-hal yang dapat menyebabkan henti jantung mendadak antara lain:

Penyakit arteri coroner, pada kondisi ini jantung mengalami sumbatan aliran darah akibat pecahnya pembuluh darah jantung yang pada akhirnya membuat jantung terhenti dan tidak dapat memompa darah Jika serangan jantung terjadi yakni berupa nyeri dada seperti ditindih, seringkali terjadi karena penyakit arteri koroner yang dapat menyebabkan komplikasi berupa fibrilasi ventrikel dan henti jantung mendadak. Penyakit lain yang menyebabkan henti jantung adala pembesaran jantung atau kardiomiopati. Kondisi ini terjadi karena dinding otot jantung meregang akibat proses yang panjang dan rumit. Otot jantung tersebut menjadi lebih besar atau lebih tebal yang pada akhirnya dapat mengganggu sumber kelistrikan jantung dan pompa jantung. Hal-hal lain yang dapat menggangu lokasi lsitrik jantung adalah penyakit katup jantung. Kebocoran atau penyempitan katup jantung yang terjadi dapat menyebabkan peregangan atau penebalan pada otot jantung. Ketika bilik membesar karena tekanan yang disebabkan oleh katup yang kaku atau bocor, pada kondisi ini dapat terjadi peningkatan risiko masalah irama jantung. Penyakit lain yang dafat bersifat genetic adalah Sindrom Long QT (LQTS), sindriom brugada dan masalah pensinyalan jantung lainnya. Jika irama jantung yang ada segera dipulihkan, kematian mendadak dapat terjadi.

Pada orang-orang tertentu yakni orang-orang dengan faktor risiko, kejadian henti jantung mendadak menjadi lebih tinggi, berikut adalah hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko henti jantung mendadak: Terdapat kejadian serangan jantung mendadak sebelumnya atau ada di riwayat keluarga, memiliki penyakit jantung sebelumnya baik secara pribadi atau keluarga dari berbagai jenis penyakit jantung yang lainnya seperti masalah irama jantung, gagal jantung, dan masalah jantung yang muncul saat lahir. Faktor risiko lain adala usia yakni pada orang lanjut usia memiliki risiko serangan jantung mendadak, umumnya laki-laki lebih banyak ditemukan serta menggunakan obat-obatan yang terlarang seperti kokain atau amfetamin, pada perawatan terdahulu memiliki kadar kalium atau magnesium yang rendah serta memiliki riwayat penyakit ginjal kronis.

Gejala henti jantung mendadak berupa kehilangan kesadaran (pingsan) tiba-tiba, tidak bernapas atau memiliki pola napas yang tidak teratur, dengan tidak terabanya denyut nadi yang dimilikinya selain itu dapat diawali dengan nyeri dada atau ketidaknyamanan di dada, merasakan detak jantung yang berdebar kencang, detak jantung cepat atau tidak teratur, sesak napas, pingsan atau hampir pingsan, sakit kepala ringan atau pusing disertai keringat dingin.

Henti jantung mendadak memiliki risiko yang lebih besar pada seseorang yang memiliki riwayat penyakit jantung, sehingga seseorang yang memiliki kelainan atau gangguan pada jantungnya harus selalu waspada dan diwaspadai karena dapat terjadi henti jantung mendadak.

Apa yang dapat dilakukan ketika kita dihadapkan dengan situasi ada orang yang mengalami henti jantung mendadak? Berikut adalah prinsip dasar bantuan hidup dasar yang bisa dipelajari. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah mengamankan diri, lokasi dan orang yang pingsan, melakukan cek kesadaran dengan  memberikan rangsang verbal atau dipanggil, rangsang taktil atau ditepuk dan rangsang nyeri. Bila tidak memberikan respon, maka segera panggil bantuan untuk mengubungi nomor darurat medis atau nomor rumah sakit terdekat. Sambil menunggu bantuan maka dilakukan cek nadi dan napas , dengan cara meraba nadi carotis di leher ddengan dua jari, di 1-2 cm sisi kanan/kiri trakea sebelum otot sternoclidomastoideus dengan hitungan 1001,1002…1010 secara bersamaan memeriksa pola napas.

Jika tidak teraba nadi dan pola napas tidak normal, maka segera lakukan resusitasi jantung paru yang berkualitas dengan  melakukan 30 kompresi dada lalu memberikan dua kali napas setiap siklusnya. Kompresi dilakukan pada setengah bawah dari tulang dada dengan kedalaman tekanan lima cm, dengan laju 100 – 120 kali/menit, pengembangan dada kembali sempurna (Complete chest recoil) dan interuspsi seminimal mungkin. Sementara itu jalan napas penderita dibuka dengan menengadahkan kepala penderita. Lakukan hingga bantuan datang cek nadi setiap lima siklus atau setiap dua menit. Gunakan alat kejut jantung portable/ Automatic External Defibrilator bila ada.

Pada prinsipnya, melakukan apa yang minimal lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa, oleh karena itu selama masih memiliki kedua tangan yang berfungsi baik, setiap orang sebaiknya harus mengetahui pemberian bantuan hidup dasar dengan cara mengikuti latihan yang diberikan oleh dokter atau tenaga medis. Dengan mengetahui Langkah-langkah BHD, maka hal ini akan sangat membantu jika suatu saat dihadapkan pada kondisi ada orang di sekitar kita yang mengalami henti jantung mendadak atau tiba-tiba pingsan, baik di tempat umum maupun di rumah pada keluarga kita sendiri.

 

Referensi:

Sudden cardiac arrest [Internet]. Mayo Clinic. Mayo Foundation for Medical Education and Research; 2023 [cited 2023 Aug 13]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sudden-cardiac-arrest/symptoms-causes/syc-20350634

2020 American Heart Association Chains of Survival for IHCA and OHCA.  [Internet]. cpr.heart.org. [cited 2023 Aug 13]. Available from: https://cpr.heart.org/en/resuscitation-science/cpr-and-ecc-guideline

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/cpr-first-aid-training-concept_2862211.htm#query=cpr&position=0&from_view=search&track=sph