Rabu, 06 September 2023 13:43 WIB

Mari Kampanyekan Gerakan TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) Penderita TBC di Indonesia

Responsive image
389
A A Istri Putri Wahyuni, SKM,MM - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

TBC adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru. Penyakit TBC dapat ditularkan melalui percikan ludah yang dikeluarkan penderita TBC saat berbicara, batuk, ataupun bersin. Tanda awal dari penyakit ini dapat berupa demam, batuk, keringat malam, atau penurunan berat badan yang drastis. Penyakit TBC sudah lama dikenal di masyarakat, dan pemerintah pun sudah sejak lama melaksanakan program pemberantasan terhadap penyakit ini, hingga menjadikannya sebagai Program Nasional. Meski demikian penyakit ini tidak kunjung beranjak pergi dan bahkan Indonesia kini menempati urutan ke-2 tertinggi di dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC. Sebetulnya apa yang terjadi sehingga penyakit TBC sulit dikendalikan?. 

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tuberkulosis di Indonesia jumlah kasus baru di tahun 2022 tembus 969 ribu dan 144 ribu kematian dalam satu tahun, tentu saja angka tersebut tergolong fantastis dan menjadi masalah serius. Tahun 2022 Kementerian Kesehatan bersama seluruh tenaga kesehatan berhasil mendeteksi tuberculosis (TBC) sebanyak lebih dari 700 ribu kasus.  Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak TBC menjadi program prioritas Nasional. Berdasarkan Global TB Report tahun 2022 jumlah kasus TBC terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif terutama pada usia 25 sampai 34 tahun. Sedangkan di Indonesia jumlah kasus TBC terbanyak yaitu pada kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun.  Usia tersebut merupakan usia dimana mayoritas orang-orang bekerja. Itulah sebabnya pemerintah memfokuskan pengendalian TBC bagi para pekerja melalui Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TBC dan Permenaker nomor 13 tahun 2002 tentang Penanggulangan TBC di Tempat Kerja.  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi, MPHM mengatakan jumlah kasus TBC sensitif obat berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2022 paling banyak dialami oleh buruh sebanyak 54.800 orang, petani 51.900 orang, dan wiraswasta 44.200 orang.  Sementara untuk jumlah kasus TBC resisten obat berdasarkan jenis pekerjaan Tahun 2022 paling banyak ada di wiraswasta 751 orang, buruh 635 orang, dan pegawai swasta BUMN atau BUMD 564 orang.

Karena itulah Menteri Kesehatan RI. Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh jajaran kesehatan untuk memprioritaskan pencarian para penderita TBC, sehingga 90?ri jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024.  Kemenkes menargetkan pencapaian deteksi TBC sebesar 90% pada 2024. Upaya skrining besar-besaran sudah dimulai sejak 2022, ucap dr. Syahril Juru Bicara Kementerian Kesehatan.  Kemenkes sudah membuat protokol yang baru, bekerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi, termasuk juga mendorong dana Global Fund yang disalurkan ke propinsi, kabupaten dan kota agar terealisasi lebih cepat. Untuk percepatan penanganan TBC di Indonesia, pemerintah telah menjalin kerja sama luar negeri dengan United Arab Emirates (UAE).  Dalam Strategi Nasional Eliminasi TBC yang tertuang pada Perpres nomor 67 tahun 2021, terdapat  sejumlah strategi mengatasi TBC, Mulai dari penguatan komitmen, peningkatan akses layanan TBC, optimalisasi upaya promosi dan pencegahan TBC, pengobatan TBC dan pengendalian infeksi, kemudian pemanfaatan hasil riset dan teknologi.

Selain itu pemerintah juga telah mengkampanyekan gerakan TOSS TBC sebagai upaya mempercepat eliminasi TBC. TOSS TBC merupakan sebuah gerakan atau kampanye untuk Temukan Obati Sampai Sembuh TBC di Indonesia. TOSS TBC menargetkan 90 persen penurunan insiden TBC dan 95 persen penurunan kematian TBC pada tahun 2030.
Langkah-langkah yang dilakukan TOSS TBC meliputi: mencari dan menemukan gejala di masyarakat, mengobati TBC dengan tepat, hingga memantau pengobatan TBC sampai sembuh. Prinsip dan strategi program diformulasikan untuk diimplementasikan secara komprehensif, terpadu, dan sinergis dalam mengeliminasi TBC, yang meliputi:

·  Penguatan Kepemimpinan Program TB berbasis kabupaten/kota

·  Meningkatkan akses layanan TB yang bermutu

·  Pengendalian faktor risiko

·  Penguatan kemitraan TB melalui forum koordinasi

·  Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian TB

Tentu saja penularan penyakit TBC bisa dicegah, jangan percaya lagi dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat bahwa TBC adalah penyakit keturunan, penyakit akibat terkena guna-guna.  Yang jelas penyakit TBC bisa diobati dan disembuhkan asal minum obat secara rutin. Pencegahan penularan TBC dilkukan dengan memberikan edukasi kepada pasien tentang: terapi pengobatan, pengobatan TBC tidak hanya dilakukan di rumah sakit tetapi bisa juga dilakukan di Puskesmas terdekat dengan rumahnya, pasien harus minum obat rutin jangan sampai putus minimal dilakukan selama 6 bulan itupun jika pasien tidak elergi atau mengalami efek samping yang berat. Selain kepada pasien, edukasi juga diberikan kepada keluarganya mengingat peran keluarga sangat penting sebagai petugas memberi obat (PMO), selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), menjaga lingkungan tetap bersih,  pastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik dan cahaya matahari dapat masuk karena bakteri TBC dapat dibunuh oleh sinar UV yang terdapat pada sinar matahari. Jangan lupa untuk selalu memakai masker di keramaian, dan menjaga kekebalan tubuh karena sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membunuh Bakteri Tuberculosis. Jika mengalami keluhan seperti: demam, batuk, keringat malam, atau penurunan berat badan yang drastis segera periksakan ke dokter atau tempat pelayanan kesehatan terdekat.

 

Referensi :

Deteksi TBC Capai Rekor Tertinggi di Tahun 2022, Siaran Pers Biro Komunikasi da Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dipublikasikan Jumat, 31 maret 2023

https://www.biomedispapua.litbang.kemkes.go.id/berita/baca/hari-tuberkolosis-tbc-sedunia-di-tahun-2023

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230317/1542598/pemerintah-fokuskan-penanganan-tbc-pada-pekerja/

https://www.msn.com/id-id/berita/other/tuberkulosis-bisa-diobati/ar-AA1g0UVG?ocid=hpmsn&cvid=8a4375e38aba47cca372eaefcd4d23ea&ei=95