Jumat, 01 September 2023 14:43 WIB

Defek Sekat Atrium

Responsive image
673
dr. Chrisna Agustyani Haryanto - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Defek sekat atrium atau atrial septal defect (ASD) adalah kelainan jantung dimana terdapat lubang pada sekat dinding yang memisahkan serambi atau atrium jantung kiri dan kanan. Ukuran lubang ASD bervariasi dan dapat menutup dengan sendirinya atau bahkan memerlukan tindakan pembedahan. ASD merupakan salah satu jenis dari penyakit jantung bawaan tersering dimana terjadi pada 25?ri seluruh jenis penyakit jantung bawaan. Diperkirakan setiap tahunnya 2118 bayi di Amerika Serikat terlahir dengan kondisi ASD.

Pada saat bayi berkembang dalam kandungan, secara fisiologis terdapat beberapa lubang atau bukaan pada dinding jantung yang memisahkan kedua serambi jantung yang biasanya akan menutup sesaat setelah lahir. Jika bukaan ini tidak menutup maka akan meninggalkan lubang yang disebut defek sekat atrium. Lubang ini akan menyebabkan peningkatan jumlah darah yang mengalir ke paru-paru dan lama kelamaan akan menyebabkan gangguan pada pembuluh darah di jantung. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah pada saat dewasa seperti tekanan darah tinggi pada paru dan juga gagal jantung. Masalah lain yang dapat terjadi adalah detak jantung abnormal dan meningkatnya risiko stroke.

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan seperti ASD sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa bayi mengalami defek jantung akibat adanya perubahan gen atau kromosom. Penyakit bawaan lain yang dapat ditemukan bersama dengan ASD antara lain sindorm Down, sindrom Turner dan beberapa sindorm lainnya. Defek jantung ini diduga juga terjadi akibat kombinasi dari faktor genetik dengan faktor lainnya, seperti pajanan ibu terhadap lingkungan atau dari obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu. ASD dapat didiagnosis sejak kehamilan atau ketika bayi lahir. Pada beberapa kasus, seringkali ASD baru terdeteksi ketika dewasa.

Saat kehamilan, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk memeriksa kelainan bawaan dan juga berbagai kondisi lainnya. ASD dapat terlihat dari pemeriksaan USG, namun tergantung pada ukuran dan lokasi lubang. Jika terdapat kecurigaan ASD maka diperlukan spesialis untuk mengonfirmasi diagnosis. Setelah lahir, seringkali bayi yang memiliki ASD tidak mengalami tanda dan gejala apapun. Tanda dan gejala yang dapat muncul pada ASD yang besar atau tidak ditangani antara lain:

-          Infeksi saluran napas atau paru berulang

-          Kesulitan bernapas

-          Mudah lelah saat menyusu

-          Napas pendek ketika beraktivitas atau berolahraga

-          Perasaan berdebar

-          Murmur jantung, yaitu bising jantung yang dapat didengar dengan stetoskop

-          Bengkak pada betis, kaki atau perut

-          Stroke

 

Karena pada beberapa kasus tidak menimbulkan gejala, ASD bisa saja baru terdiagnosis saat dewasa. Salah satu cara tersering ditemukannya ASD adalah ketika terdengar murmur jantung saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Jika terdengar murmur atau terdapat tanda dan gejala yang mengarah kepada ASD maka akan dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mengonfirmasi diagnosis salah satunya yaitu dengan echocardiogram.

Penatalaksanaan ASD bergantung pada usia diagnosis, jumlah atau derajat keparahan gejala, ukuran lubang dan adanya kondisi lain. Kadang diperlukan tindakan pembedahan, pemberian obat-obatan untuk mengontrol gejala. Saat ini masih belum ada obat-obatan yang dapat memperbaiki lubang pada ASD. Penutupan lubang ASD dapat dilakukan dengan kateterisasi jantung atau bedah jantung terbuka. Setelah prosedur ini, pengobatan lanjutan akan disesuaikan dengan ukuran defek, umus pasien, dan ada atau tidaknya kelaianan bawaan lain.

 

Referensi:

https://www.cdc.gov/ncbddd/heartdefects/atrialseptaldefect.html

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535440/

Sumber gambar: https://www.cdc.gov/ncbddd/heartdefects/atrialseptaldefect.html