Kamis, 31 Agustus 2023 12:47 WIB

Episkleritis, Peradangan yang Terjadi pada Episklera

Responsive image
1959
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Episklera adalah jaringan tipis yang terletak di antara konjungtivis dan sklera yaitu lapisan putih yang ada di bagian depan mata. Sedangkan episkleritis adalah peradangan ringan yang terjadi pada episklera sehingga menimbulkan kemerahan, iritasi, bengkak, dan rasa tidak nyaman pada mata. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu mata atau keduanya. Saat mengalami peradangan, pembuluh darah yang terdapat dalam episklera akan melebar sehingga menyebabkan mata merah. Penting untuk dipahami bahwa episkleritis berbeda dengan skleritis, yaitu kondisi mata merah yang lebih serius akibat peradangan di jaringan pembuluh darah mata yang lebih dalam. Episkleritis bisa berkaitan dengan gangguan medis kronis seperti rheumatoid arthritis and systemic lupus erythematosis. Gejala episkleritis bisa mereda dengan sendirinya, tapi obat tetes mata dapat membantu mengatasinya. Berbeda dengan skleritis yang menyerang bagian sklera dan dapat menyebabkan masalah serius, episkleritis umumnya tergolong masalah kesehatan ringan dan tidak menimbulkan dampak yang parah. 

Penyebab Episkleritis

Penyebab dan pemicu peradangan yang terjadi pada episkleritis belum diketahui secara pasti. Namun, episkleritis lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi berikut ini :

1.      Menderita gangguan sistemik, seperti lupus, penyakit Crohn, atau rheumatoid arthritis.

2.      Mengalami cedera pada mata.

3.      Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

4.      Berjenis kelamin perempuan.

5.      Berusia antara 40-50 tahun.

6.      Menderita penyakit akibat infeksi virus, bakteri, atau jamur, seperti herpes zoster di dahi atau mata.

7.      Menderita kanker, misalnya leukemia atau limfoma Hodgkin.

Gejala Episkleritis

Berdasarkan gejalanya, episkleritis terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu episkleritis sederhana dan nodular. Berikut adalah penjelasannya :

1.      Episkleritis Sederhana

Episkleritis sederhana adalah jenis episkleritis yang lebih umum terjadi. Episkleritis jenis ini ditandai dengan :

a.      Sebagian putih mata berwarna kemerahan.

b.      Mata terasa tidak nyaman dan berair.

c.      Mata lebih sensitif terhadap cahaya terang.

d.      Mata terasa panas dan terasa berpasir.

2.      Episkleritis Nodular

Episkleritis nodular tergolong jarang terjadi. Gejala yang terjadi pada jenis episkleritis ini tidak jauh berbeda dengan episkleritis sederhana. Hanya saja, episkleritis nodular disertai dengan adanya benjolan kecil yang terasa agak nyeri.

Gejala-gejala episkleritis di atas muncul dalam waktu cepat, tetapi tidak menyebabkan gangguan penglihatan. Gejala dapat terjadi pada salah satu mata atau keduanya. Bila gejala episkleritis muncul pada kedua mata, dibutuhkan perhatian lebih.

Kapan Harus ke Dokter

Episkleritis biasanya tidak menimbulkan masalah serius dan dapat pulih dalam waktu singkat. Akan tetapi, jika gejala terjadi terus menerus selama 2-4 minggu dan tidak kunjung membaik, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter.

Anda juga dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika timbul rasa sakit yang parah hingga memengaruhi penglihatan. Hal tersebut dapat menjadi tanda adanya gangguan mata serius selain episkleritis.

Pemeriksaan Episkleritis

Pemeriksaan mata biasanya diawali dengan melihat warna mata pasien secara langsung. Setelah itu, biasanya akan dilakukan pemeriksaan menggunakan alat bernama slit lamp untuk pemeriksaan yang lebih akurat.

Dokter mungkin juga akan melakukan tes dengan pemberian obat tetes mata untuk memastikan kondisi ini tidak disebabkan oleh penyakit mata yang lain.

Penanganan Episkleritis

Episkleritis umumnya dapat pulih dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan, terutama jika gejala yang dialami pasien tergolong ringan. Namun, jika episkleritis terasa sangat mengganggu, dokter mungkin akan meresepkan obat tetes mata atau obat pereda nyeri untuk meredakan rasa tidak nyaman.

Untuk mempercepat pemulihan, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan pasien secara mandiri di rumah, yaitu :

1.      Mengompres mata dengan handuk yang dibasahi air dingin.

2.      Memakai obat tetes mata berisi air mata buatan.

3.      Menggunakan kacamata saat berada di luar ruangan untuk melindungi mata dari cahaya terang.

Episkleritis biasanya dapat pulih dalam waktu 7-10 hari. Akan tetapi, pada kasus episkleritis nodular, pemulihan dapat membutuhkan waktu yang lebih lama. Jika episkleritis belum pulih dalam jangka waktu tersebut atau bahkan semakin memburuk, kontrol kembali ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Komplikasi Episkleritis

Jika tidak ditangani dengan tepat, episkleritis dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti berikut :

1.      Episkleritis yang terjadi berulang.

2.      Skleritis, terutama jika episkleritis disebabkan oleh herpes zoster.

3.      Peradangan lainnya, seperti uveitis.

 

Referensi :

Anak Agung Ngurah Nata, dkk. 2016. Referat Ilmu Penyakit Mata : Episkleritis dan Skleritis. Fakultas Kedokteran Universitas Hangtuah, Surabaya.

Salam, et al. 2018. Is This a Worrisome Red Eye? Episcleritis in The Primary Care Setting. Journal of Community Internal Medicine Perspective, 8(1) pp. 46-48.

Yang, et al. 2018. Episcleritis in A Patient with Mucosal Melanoma Treated with Interferon Alfa-2b and Radiotherapy: A Case Report. Journal of Medical Case Reports, 12 pp. 388.

American Academy of Ophthalmology. 2020. Eyewiki. Episcleritis.

Mayo Clinic. 2019. Red Eyes Symptoms. When to See a Doctor.

VeryWell Health. 2020. Eye Health. Episcleritis Symptoms and Treatments.