Rabu, 30 Agustus 2023 12:01 WIB

Gizi pada Lansia

Responsive image
2849
Jihad Kurniawan, A.Md.Gz - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Lanjut usia / lansia adalah tahap akhir perkembangan pada fase kehidupan manusia. Batasan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004. Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh dari adanya konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dapat diartikan suatu keadaan dimana tubuh mengkonsumsi asupan berupa makanan dan minuman terkait dengan kebutuhannya. Permasalahan gizi lanjut usia merupakan serangkaian proses masalah gizi yang berkesinambungan sejak fase muda yang kemudian terjadi pada fase lanjut usia, dengan bertambahnya usia fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit degeneratif banyak muncul pada lanjut usia. Kondisi rentan terhadap gizi yang dialami seseorang disebabkan dari segi kondisi fisik baik anatomis maupun fungsional. Kondisi lain yang dapat mengganggu kesehatan gizi lansia adalah kondisi psikis labil yang sangat sensitif.

Perubahan pada Lansia

1.      Massa otot berkurang.

2.      Kebutuhan energi berkurang.

3.      Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

4.      Berkurangnya indera pengecapan.

5.      Kerongkongan mengalami pelebaran.

6.      Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

7.      Gerakan usus melambat dan biasanya menimbulkan konstipasi.

8.      Penyerapan makanan di usus menurun.

Masalah Gizi pada Lansia

1.      Obesitas

Obesitas pada lansia biasanya disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, proses metabolisme yang menurun pada lansia dapat menyebabkan kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak sehingga mengakibatkan kegemukan jika tidak diimbangi dengan peningkatan aktifitas fisik atau penurunan jumlah makanan.

2.      Malnutrisi

Malnutrisi dapat terjadi baik pada lansia dengan berat badan lebih maupun lansia dengan berat badan kurang. Malnutrisi dihubungkan dengan kurangnya vitamin dan mineral, dalam beberapa kasus terjadi pula kekurangan protein kalori. Malnutrisi protein kalori didefinisikan sebagai hilang dan rendahnya tingkat albumin, sehingga lansia disarankan untuk diberikan intake protein yang adekuat. Malnutrisi pada lansia jika dalam kondisi lama akan berdampak pada kelemahan otot dan kelelahan karena energi yang menurun. Oleh karena itu, lansia akan berisiko tinggi untuk terjatuh atau mengalami ketidakmampuan dalam mobilisasi yang menyebabkan cedera atau luka tekan.

Kebutuhan Zat Gizi pada Lansia

1.      Kalori

Kalori adalah energi potensial yang dihasilkan dari makanan yang diukur dalam satuan. Kebutuhan kalori pada lansia berbeda dengan kebutuhan kalori pada orang dewasa. Mengatur pola makan sangat mempengaruhi jumlah kalori yang akan dikonsumsi oleh seseorang agar tidak terjadi kekurangan kalori ataupun kelebihan kalori yang dapat menyebabkan obesitas.

2.      Karbohidrat dan Serat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi seseorang. Setiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik. Konsumsi serat memiliki banyak manfaat bagi seseorang. Serat berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan merupakan komponen penting dalam makanan. Serat bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serum dan meningkatkan toleransi glukosa pada penderita diabetes.

3.      Protein

Protein dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan pemelihara sel. Pemeliharaan protein yang baik untuk lansia sangat penting mengingat sintesis protein di dalam tubuh tidak sebaik saat masih muda dan banyak terjadi kerusakan sel yang harus segera diganti.

4.      Lemak

Lemak dalam tubuh berfungsi untuk membantu dalam pengaturan suhu, memberikan sumber energi cadangan, memudahkan penyerapan vitamin yang larut dan mengurangi sekresi asam dan aktivitas otot perut.

5.      Cairan

Konsumsi cairan yang tepat sangat penting bagi kesehatan dan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi lansia. Lansia mengonsumsi 1500-2000 ml (6-8 gelas) per hari diperlukan untuk menjaga hidrasi yang memadai. Minuman seperti kopi, teh kental, minuman ringan, alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama bagi lansia yang memiliki penyakit- penyakit tertentu seperti diabetes mellitus, hipertensi, obesitas dan jantung.

Rekomendasi Gizi Seimbang untuk Lansia

1.    Jaga keseimbangan energi untuk mencapai dan menjaga Berat Badan Normal. Pola makan sehat diutamakan sepeti asupan makanan dan minuman yang padat gizi.

2.    Batasi konsumsi gula (karbohidrat sederhana termasuk tepung-tepungan), garam dan lemak jenuh. Konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan dapat meningkatkan risiko lansia untuk mengalami hiperglikemia, hipertensi, hiperkolesterolemia, stroke, penyakit jantung dan diabetes.

3.    Biasakan mengkonsumsi sumber kalsium dan vitamin D, seperti ikan, susu untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang dan gigi.

4.    Biasakan mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan produk whole grain sebagai sumber serat makanan dan kalium, terutama sayuran yang berwarna hijau, merah atau orange. Serat penting bagi kesehatan Lansia karena selain untuk melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit/konstipasi, serat juga berfungsi untuk mengontrol kadar lemak dan gula dalam darah.

5.    Minum air putih sesuai kebutuhan. Anjuran konsumsi air untuk lansia adalah 1500-1600 ml (sekitar 6 gelas) per-harinya.

6.    Kebutuhan gizi sebaiknya terpenuhi dari asupan makan sehari-hari. Bila dibutuhkan, makanan yang difortifikasi dan suplemen mungkin bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih zat gizi pada kondisi khusus.

7.    Pola makan yang sehat harus mencegah penyakit terkait makanan (foodborne disease).

8.    Tetap melakukan aktifitas fisik dan kurangi waktu untuk aktifitas sedenter. Kekakuan otot sering terjadi pada Lansia karena berkurangnya kemampauan otot untuk berkontraksi dan relaksasi lansia dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik ringan seperti, berjalan santai, bersepeda, berkebun, yoga atau senam lansia.

 

 

 

Referensi          :

Karin Karenita Viola. 2021. Analisis Faktor Determinan Status Gizi Lansia Perempuan di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Semarang. Skripsi. Program Studi Gizi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Oktariyani. 2012. Gambaran Status Gizi pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulya 01 dan 03 Jakarta Timur. Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Depok.