Rabu, 30 Agustus 2023 08:51 WIB

Penyebab Rendahnya Kadar Natrium dalam Darah

Responsive image
28116
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Orang dengan riwayat tekanan darah tinggi sering kali dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam. Kebanyakan orang mungkin biasa mengonsumsi garam dapur yang mengandung natrium klorida. Tetapi pada beberapa kasus, meski seseorang mengalami tekanan darah tinggi, bisa jadi kadar natrium dalam tubuhnya terlalu rendah atau kurang dari 135 mmol/l. Seseorang yang mengalami hiponatremia bisa mengalami pingsan dan menyebabkan cairan di sirkulasi darah encer. Hiponatremia adalah gangguan elektrolit yang disebabkan oleh rendahnya kadar natrium (sodium) di dalam darah. Tidak normalnya kadar natrium ini dapat terjadi karena banyak hal, mulai dari penyakit hingga efek samping penggunaan obat-obat tertentu. Tekanan darah tinggi bisa disebabkan banyak faktor bukan hanya karena terlalu banyak konsumsi garam. Pasien dengan tekanan darah tinggi tapi mengalami hiponatremia justru memerlukan asupan garam tambahan. Hiponatremia itu kondisi khusus seseorang yang memerlukan tambahan asupan garam dari luar. Peningkatan pengeluaran hormon ADH tersebut menyebabkan air banyak diserap di ginjal dan yang dikeluarkan melalui urin jadi berkurang. Hiponatremia juga dapat terjadi jika natrium dikeluarkan secara berlebihan melalui muntah, diare, dan pemberian obat pelancar kencing (diuretika). Natrium memiliki banyak fungsi, antara lain untuk mempertahankan kadar air di dalam pembuluh darah, menyeimbangkan kadar air di jaringan tubuh, menjaga tekanan darah, serta mengatur fungsi sistem saraf dan kinerja otot.

Penyebab Hiponatremia

Seseorang dikatakan mengalami hiponatremia jika kadar natrium dalam darahnya kurang dari 135 mEq/liter. Penurunan kadar natrium ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain:

1.      Perubahan hormon

Kekurangan hormon adrenal, misalnya akibat menderita penyakit Addison, dapat memengaruhi keseimbangan kadar air, natrium, dan kalium dalam tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah (hipotiroidisme) juga bisa menyebabkan hiponatremia.

2.      Syndrome of Inappropriate Anti-Diuretic Hormone (SIADH)

Pada SIADH, tubuh menghasilkan Anti-Diuretic Hormone (ADH) dalam jumlah besar sehingga air yang seharusnya keluar melalui urine malah tertahan. Air yang berlebih di dalam tubuh akan melarutkan natrium dan membuat kadarnya menurun.

3.      Diare atau muntah parah dan berlangsung lama.

Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak elektrolit dan cairan, termasuk natrium. Tubuh juga akan secara otomatis menaikkan kadar hormon ADH untuk meningkatkan cairan tubuh.

4.      Obat-obatan tertentu

Obat-obatan, seperti obat diuretik, antidepresan, dan obat pereda nyeri, dapat mengganggu fungsi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium.

5.      Gangguan pada organ

Gagal jantung, penyakit ginjal, dan sirosis, dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh dan melarutkan natrium. Akibatnya, kadar natrium menjadi rendah.

6.      NAPZA

Obat golongan amfetamin, seperti ekstasi, dapat membuat seseorang mengalami hiponatremia berat.

Faktor Risiko Hiponatremia

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami hiponatremia :

1.      Berusia lanjut, terutama yang mulai kesulitan merawat diri atau berkomunikasi.

2.      Minum terlalu banyak setelah berolahraga cukup berat, biasanya pada maraton, atau melakukan terapi air putih yang salah.

3.      Menggunakan obat-obatan, seperti diuretik atau antidepresan.

4.      Bekerja sebagai atlet profesional, seperti pelari maraton.

5.      Kurang asupan natrium dari makanan.

Gejala Hiponatremia

Gejala hiponatremia dapat bervariasi, tergantung pada seberapa cepat kadar natrium di dalam darah berkurang. Bila kadar natrium menurun secara bertahap (kronis), penderita biasanya mengalami keluhan ringan. Akan tetapi, jika kadar natrium turun dengan cepat (akut), gejala yang muncul bisa serius.

Beberapa gejala yang dapat terjadi pada penderita hiponatremia meliputi :

1.      Mual dan muntah

2.      Sakit kepala

3.      Jumlah urine dan frekuensi berkemih berkurang

4.      Banyak berkeringat secara tiba-tiba

5.      Sulit berkonsentrasi

6.      Linglung

7.      Lemas dan lelah

8.      Kram atau lemah otot

9.      Gelisah dan mudah marah

10.   Kejang

11.   Penurunan kesadaran

Kapan Harus ke Dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas. Pemeriksaan lebih baik dilakukan sejak dini agar kondisi ini cepat ditemukan dan bisa dikendalikan sehingga komplikasi bisa dicegah.

Pertolongan dokter di IGD rumah sakit perlu segera dilakukan apabila muncul gejala berat, seperti muntah, linglung, kejang, dan penurunan kesadaran.

Penanganan Hiponatremia

Pengobatan hiponatremia disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebabnya. Pada hiponatremia ringan, dokter akan memperbaiki pola makan, gaya hidup, serta menyesuaikan jenis dan dosis obat yang digunakan. Dokter juga akan meminta pasien mengurangi asupan cairan untuk sementara.

Untuk hiponatremia yang terjadi dalam waktu cepat dan menimbulkan gejala berat, dokter dapat melakukan beberapa penanganan berikut :

1.      Pemberian obat-obatan untuk mengatasi gejala, seperti sakit kepala, mual, dan kejang.

2.      Pemberian cairan elektrolit melalui infus, untuk meningkatkan kadar natrium di dalam darah secara perlahan.

3.      Cuci darah, untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh jika hiponatremia terjadi akibat gangguan fungsi ginjal.

Pencegahan Hiponatremia

Hiponatremia bisa dicegah dengan menjaga keseimbangan kadar cairan dan natrium dalam tubuh. Cara yang bisa dilakukan antara lain :

1.      Mengonsumsi minuman yang bisa menggantikan elektrolit tubuh yang hilang saat beraktivitas atau berolahraga.

2.      Minum air secukupnya, yaitu sekitar 2,2 liter/hari untuk wanita dan 3 liter/hari untuk pria.

3.      Menjalani pengobatan bila menderita penyakit yang dapat memicu hiponatremia.

 

Referensi :

Vionika Vitasari, dkk. 2018. Hyponatremia Sebagai Predictor Mortalitas Gagal Jantung Studi Kasus di RSUP dr. Karyadi Semarang. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Murakami, T., et al. 2019. Accidental Hypothermia Treated by Hemodialysis in the Acute Phase : Three Case Reports and a Review of the Literature. Internal Medicine.

Rodriguez, M, et al. 2019. Hyponatremia in Heart Failure : Pathogenesis and Management. Current Cardiology Reviews, 15(4), pp. 252-261.

National Institute of Health. 2021. MedlinePlus. Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion.

Cleveland Clinic. 2022. Disease & Conditions. Hyponatremia.

Healthline. 2023. Hyponatremia : Understanding Low Blood Sodium.

Merck Manual. 2022. Hyponatremia (Low Level of Sodium in the Blood).