Rabu, 30 Agustus 2023 08:39 WIB

Awake Craniotomy

Responsive image
389
dr. IB. Krisna Jaya Sutawan, M.Kes, Sp.An-TI - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Awake craniotomy adalah prosedur bedah otak yang dilakukan ketika pasien harus tetap terjaga selama operasi untuk memantau fungsi otak yang penting. Prosedur ini sering digunakan untuk menghilangkan tumor di area otak yang sensitif, seperti area yang mengontrol gerakan, bicara, atau persepsi sensorik. Dalam prosedur ini, pasien diberikan anestesi lokal di kulit kepala dan sekitarnya, tetapi tetap terjaga selama operasi.

Keuntungan dari awake craniotomy adalah memungkinkan tim bedah untuk menguji kemampuan pasien dalam berbicara, gerakan, atau persepsi sensorik selama prosedur. Dengan demikian, dokter dapat memantau efek dari prosedur bedah pada fungsi otak yang penting dan meminimalkan risiko kerusakan permanen pada otak. Selain itu, awake craniotomy dapat mempercepat pemulihan pasien karena pasien dapat kembali beraktivitas dan berbicara dalam beberapa jam setelah operasi.

Namun, prosedur awake craniotomy juga memiliki risiko dan komplikasi. Pasien mungkin mengalami ketidaknyamanan dan kecemasan selama prosedur, serta risiko infeksi dan perdarahan. Selain itu, pasien harus tetap terjaga selama operasi, yang dapat membutuhkan konsentrasi dan kerja sama yang tinggi dari pasien.

Untuk mempersiapkan pasien untuk prosedur awake craniotomy, dokter akan melakukan evaluasi medis menyeluruh dan tes prabedah untuk memastikan bahwa pasien cocok untuk prosedur tersebut. Pasien juga akan berbicara dengan ahli bedah, ahli anestesi, dan ahli saraf untuk memahami prosedur dan mempersiapkan diri secara mental dan fisik.

Dalam kesimpulannya, awake craniotomy adalah prosedur bedah otak yang dilakukan ketika pasien harus tetap terjaga selama operasi untuk memantau fungsi otak yang penting. Prosedur ini memiliki keuntungan dalam meminimalkan risiko kerusakan permanen pada otak dan mempercepat pemulihan pasien, tetapi juga memiliki risiko dan komplikasi. Oleh karena itu, pasien harus memahami prosedur dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum menjalani awake craniotomy.

 

Referensi :

Brown, T. J., Brennan, M. C., & Wu, A. H. (2020). Awake craniotomy. Neurosurgery Clinics of North America, 31(4), 531-539.

Liu, J. T., & Chen, Y. T. (2021). Awake craniotomy for resection of brain tumors: indications, techniques, and outcomes. Journal of the Formosan Medical Association, 120(4), 782-787.

Schucht, P., Seidel, K., Beck, J., & Vajkoczy, P. (2013). Intraoperative monopolar mapping during resection of gliomas: technical considerations. Acta Neurochirurgica, 155(2), 235-241.

Senft, C., Bink, A., Franz, K., & Vatter, H. (2017). Intraoperative MRI guidance and extent of resection in glioma surgery: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Journal of Neurosurgery, 126(2), 556-565.

Spena, G., Schucht, P., Seidel, K., Rutten, G. J., Freyschlag, C. F., D'Agata, F., ... & Rossi, M. (2021). Intraoperative brain mapping and monitoring during awake craniotomy in language areas: A systematic review and expert consensus statement. NeuroImage: Clinical, 30, 102602.