Rabu, 30 Agustus 2023 08:31 WIB

Tips Cerdik Mengelola Asma (Asthma Attack)

Responsive image
662
Ns. Fransisca Danik Fiatun, S.Kep - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Ini adalah sebuah pengalaman pribadi saya. Beberapa minggu yang lalu anak saya yang sedang kuliah di luar pulau, sedang liburan semester dan pulang ke rumah. Musim ini memang cuaca cukup ekstrim, malam hari terasa sangat dingin, apalagi dengan lokasi rumah yang ada di dataran tinggi. Malam itu jam setengah dua belas malam saya dibangunkan oleh anak saya. “Ma, aku sesak”. Dua hari sebelumnya anak memang mengeluh hidung mampet bila sudah menjelang pagi hari. Malam tiba-tiba anak mengeluh sulit bernafas dan terdengar suara mengi (Ngik-Ngik). Panik? Paniklah, namun saya merasa beruntung saya seorang petugas medis yang paham tentang gejala asma.. Siapapun pasti mengalami hal yang sama di mana saat itu di rumah tidak ada peralatan nebulizer ataupun obat inhaler untuk pertolongan pertama. Tanpa berpikir panjang lagi saya membawa anak saya ke IGD rumah sakit terdekat dari rumah. Setelah mendapatkan terapi nebulisasi,  suara wheezing pun mulai mereda. Anak saya memang sempat beberapa kali megalami serangan asma akut, tapi itu sudah belasan tahun yang lalu sebelum anak memasuki bangku sekolah dasar. Dan sekarang muncul kembali, apa yang harus saya lakukan apabila memiliki anak dengan asthma attack?

Namun sebelum itu kita harus mengenal dulu sebenarnya apa itu asma?

Asma adalah penyakit peradangan kronik saluran nafas ditandai dengan mengi, batuk dan rasa sesak akibat penyempitan/penyumbatan saluran nafas <!--[if supportFields]> CITATION MEN08 \l 1033 <![endif]-->(MENKES, 2008)<!--[if supportFields]><![endif]-->.

Apa saja faktor risiko asma?

1.    Faktor genetik

2.    Faktor lingkungan:

-          Alergen di dalam ruangan, misalnya tungau, debu, bulu kucing

-          Alergen di luar ruangan

-          Makanan, misalnya bahan penyedap, pengawet, pewarna makanan

-          Obat-obatan, misalnya golongan aspirin

-          Bahan yang mengiritasi, misalnya parfum, household spray

-          Ekspresi emosi yang berlebihan

-          Asap rokok dan polusi udara

-          Exercise induced asthma, ada beberapa orang yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas tertentu

-          Perubahan cuaca.

 

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengelola asma?

Upaya pengobatan:

-          Penatalaksanaan saat serangan (akut)

Apabila anak kita sudah pernah mengalami serangan asma, sebagai orangtua kita harus mengetahui apakah anak kita sedang mengalami serangan asma berdasarkan keluhan anak maupun gejala yang dialami olah anak kita. Penanganan pertama dapat kita lakukan bila kita memiliki fasilitas seperti nebulizer adalah berikan terapi nebulisasi dan bisa juga memberikan obat inhaler yang telah diresepkan oleh dokter, Komunikasi dengan dokter sangat diperlukan apabila kita merasa khawatir atau ragu-ragu dengan apa yang harus kita lakukan. Apabila tidak ada perbaikan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan.

-          Penatalaksanaan jangka Panjang

Tujuannya adalah mengontrol asma dan mencegah serangan. Pengobatan ini akan disesuaikan dengan berat ringannya derajat asma. Prinsip dari pengobatan jangka panjang meliputi edukasi, pengobatan asma (pengontrol dan pelega) serta bagaimana menjaga kebugaran. Komunikasikan dengan dokter yang merawat anak kita untuk merencanakan penatalaksanaan asma jangka panjang anak kita <!--[if supportFields]> CITATION MEN08 \l 1033 <![endif]-->(MENKES, 2008)<!--[if supportFields]><![endif]-->.

 

TIPS CERDIK untuk mengelola ASMA?

-          Cek ke dokter secara rutin

Apabila anak kita asma, kita perlu memeriksakan anak kita secara dokter secara rutin. Dokter akan memberikan obat untuk mengontrol dan mencegah asma agar tidak terjadi kekambuhan atau bila asma kita kambuh gejalanya tidak mejadi berat.

-          Enyahkan asap rokok

Asap rokok dapat menjadi pencetus asma. Jadi hindarkan anak anda dari asap rokok. Selain itu hindarkan juga dari asap polutan dan debu, apabila keluar rumah dan berkendara sebaiknya gunakan masker. Rumah juga harus bersih dari debu dan bulu binatang. Rajinlah menjaga kebersihan rumah.

-          Rajin beraktivitas fisik.

Anda dapat memilih kegiatan atau olahraga yang sesuai dengan kondisi anak. Pengalaman saya sebagai seorang ibu dengan anak asma, saya mulai mengajak anak saya untuk berenang. Namun renang hanyalah salah satu alternatif, masih banyak aktivitas fisik yang bisa dilakukan. Pilihlah aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan anak, karena aktivitas fisik yang berlebihan bahkan bisa memicu astma attack.

-          Diet sehat

Makanlah makanan dengan kandungan gizi yang seimbang. Perbanyaklah mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.

-          Identifikasi penyebab serangan asma sebelumnya.

-          Pengalaman serangan asma sebelumnya dapat dijadikan pelajaran, terutama untuk mengenali faktor pencetus asma. Dengan mengetahui faktor pencetus kita dapat melakukan upaya pengendalian dan berusaha menghindari pencetus asma pada anak kita.

-          Kelola stres

Kondisi stres dan emosi yang berlebihan bisa memicu asma. Kendalikan asma dengan latihan nafas dalam dan relaksasi. Berikan dukungan kepada anak untuk masalah yang dihadapi anak.

 

Referensi:

MENKES. (2008). Pedoman Pengendalian Penyakit Asma Menteri Kesehtaan Republik Indonesia no. 1023/Menkes/SK/XI/2008. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/04/Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf

Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, 2019. Avaliable from: www.ginasthma.org

https://ginasthma.org/wp-content/uploads/2019/06/GINA-2019-main-report-June-2019-wms.pdf