Jumat, 28 Juli 2023 15:49 WIB

Cukup Sehatkah Garam yang Kita Gunakan?

Responsive image
1804
Ristina Fauzia Hernaningrum, S.Kep., Ners - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

              Garam adalah mineral yang terbentuk dari kombinasi natrium dan klorida. Garam dapat terbentuk secara alami di alam melalui proses evaporasi air laut, atau dapat diproduksi secara buatan melalui proses penyulingan. Garam digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan pengawet makanan, bahan tambahan rasa, dan sebagai penyebab rasa asin. Selama ribuan tahun, garam telah menjadi bahan yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Garam merupakan satu dari sembilan jenis bahan kebutuhan pokok masyarakat menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.15/MPP/KEP/2/1998. Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar NaCl (>80%) serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain.

            Garam juga memiliki beragam manfaat kesehatan karena mineral penting seperti natrium, klorida, dan juga sulfat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Garam juga membantu menjaga tekanan darah yang normal dan menjaga kesehatan sistem saraf dan otot. Dalam sejarahnya, garam telah menjadi bahan yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Meskipun penggunaannya masih sangat penting hingga saat ini, penting untuk memperhatikan asupan garam dalam diet sehari-hari agar tetap sehat.

Iodium pada Garam

Iodium merupakan salah satu mineral yang esensial sehingga keadaan kekurangan akan mengganggu kesehatan dan pertumbuhan serta perkembangan manusia. Berdasarkan kumpulan artikel dan jurnal ilmiah dari National Institutes of Health (https://ods.od.nih.gov/factsheets/Iodine-HealthProfessional/#en2), kekurangan pada ibu yang sedang hamil dapat berakibat abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian perinatal, melahirkan bayi kretin dan sebagainya, sedangkan kekurangan iodium yang diderita oleh anak- anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, gangguan perkembangan fisik, sedangkan pada orang dewasa berakibat pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid dan gangguan mental.

Sementara itu, garam konsumsi adalah garam yang digunakan untuk konsumsi atau dapat diolah menjadi garam rumah tangga dan garam diet untuk konsumsi masyarakat. Garam konsumsi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Garam rumah tangga, adalah garam konsumsi beryodium dengan kandungan NaCl minimal 94% atas dasar basis kering (adbk) air maksimal 7%, bagian yang tidak larut dalam air maksimal 0,5 mg/kg (adbk), Kadmium (Cd) maksimal 0,5 mg/kg, Timbal (Pb) maksimal 10,0 mg/kg, Raksa (Hg) maksimal 0,1 mg/kg dan cemaran Arsen (As) maksimal 0,1 mg/kg serta Kalium Iodate (KIO3) minimal 30 mg/kg yang berbentuk padat dan dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat.

2. Garam diet, adalah garam konsumsi beryodium berbentuk cairan/padat dengan kadar NaCl maksimal 60% (adbk) serta KIO3 minimal 30 mg/kg yang dapat di konsumsi langsung oleh masyarakat.

Sumber:

Jurnal dan Artikel Ilmiah

Badan Standardisasi Nasional. (2016). Sistem Informasi Standar Nasional Indonesia (SISNI) 2020.

Biban BG, Lichiardopol C. Iodine Deficiency, Still a Global Problem? Curr Health Sci J. 2017 Apr-Jun;43(2):103-111. doi: 10.12865/CHSJ.43.02.01. Epub 2017 Jun 29. PMID: 30595864; PMCID: PMC6284174.

Drake, S. and Drake, M. 2011. Comparison of Salty Taste and Time Intensity of Sea and Land Salts From Around the World. Journal of Sensory Studies, 26: 25-34. https://doi.org/10.1111/j.1745-459X.2010.00317.x