Senin, 10 Juli 2023 09:41 WIB

Obesitas Dan Dampaknya Pada Kesehatan Tulang dan Sendi

Responsive image
269
dr. M. Qathar Rf Tulandi, SpOT - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Obesitas telah diakui sebagai faktor risiko utama dalam perkembangan dan progresi osteoartritis, terutama pada sendi yang menopang beban seperti lutut, panggul, dan pergelangan kaki. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi efek biomekanik dan metabolik dari obesitas pada sendi, serta komplikasi yang terkait.

Efek Biomekanik:

Pertambahan beban pada sistem rangka yang terjadi pada obesitas dapat menghasilkan mekanika tubuh yang terganggu dan berdampak negatif pada fungsi sendi. Salah satu efek biomekanik utama dari obesitas adalah perubahan pada pola berjalan atau gait yang dapat menyebabkan peningkatan stres pada sendi. Gaya berjalan yang tidak normal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada tulang rawan artikular dan juga dapat meningkatkan stres pada jaringan sendi lainnya seperti cairan sinovial, tulang subkondral, dan struktur kapsular dan ligamentum.

Penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan kekuatan otot dan penyimpangan rangka yang tidak menguntungkan dapat mempengaruhi risiko terjadinya osteoartritis, terutama pada lutut. Volume tulang rawan pada lutut terbukti berkorelasi positif dengan massa otot lokal di sekitar lutut. Selain itu, penurunan massa otot di kuadriseps juga dikaitkan dengan penurunan tulang rawan artikular dalam jangka waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa hilangnya massa otot lebih berperan dalam perkembangan osteoartritis daripada adipositas itu sendiri. Penelitian juga menunjukkan bahwa kelemahan kuadriseps berkorelasi dengan perkembangan osteoartritis lutut. Latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot telah terbukti dapat mengurangi nyeri akibat osteoartritis.

Selain beban sendi yang terganggu, keberadaan obesitas juga dapat mempengaruhi penyusunan tulang dan mempengaruhi perkembangan osteoartritis, terutama pada lutut. Obesitas dapat mempengaruhi penyusunan tulang lutut dengan meningkatkan beban pada kompartemen medial lutut melalui deformitas varus. Studi menunjukkan bahwa semakin tinggi indeks massa tubuh (BMI), semakin sempit ruang sendi medial lutut dan semakin meningkat deformitas varus. Peningkatan beban sendi medial ini secara progresif terkait dengan osteoartritis.

Efek Metabolik:

Obesitas juga memiliki efek metabolik pada kesehatan tulang dan sendi. Obesitas dianggap menyebabkan keadaan peradangan kronis dengan tingkat ringan yang berkelanjutan. Orang dewasa yang overweight atau obesitas memiliki peningkatan kadar marker peradangan dalam darah, termasuk protein C-reaktif, interleukin-6, dan leptin. Sitokin-sitokin ini berasal dari jaringan adiposa, yang sering disebut sebagai 'adipokine'. Studi klinis telah menunjukkan hubungan antara kadar adipokine dan penurunan volume tulang rawan. Selain itu, leptin, salah satu jenis adipokine, bertanggung jawab untuk memicu siklus peradangan intra-artikular yang berkontribusi pada kerusakan kolagen dan memperburuk osteoartritis. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa osteoartritis juga lebih umum terjadi pada sendi yang tidak menopang beban pada populasi obesitas, seperti bahu dan tangan.

Komplikasi

Obesitas juga dapat menyebabkan komplikasi pada jaringan lunak dan tulang. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dan risiko cedera pada jaringan lunak, seperti tendinitis, impingement bahu, sindrom terowongan karpal, fasciitis plantar, tendonitis Achilles, dan disfungsi tendon tibialis posterior. Pada tulang, hubungan antara risiko patah tulang dan obesitas masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, tampaknya obesitas dapat meningkatkan risiko patah tulang pada beberapa area seperti pergelangan kaki, kaki, dan humerus.

Selain itu, obesitas juga dapat mempengaruhi hasil perioperatif. Kehadiran lemak tubuh yang berlebih dan masalah anatomi pada pasien obesitas dapat membuat intervensi bedah menjadi lebih sulit dan berisiko tidak menguntungkan. Obesitas juga meningkatkan risiko infeksi pascaoperasi, kesembuhan yang tidak sempurna, nyeri kronis, dan kegagalan implan. Kurangnya vaskularisasi pada jaringan adiposa dan tingginya insidensi kekurangan protein gizi dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Selain itu, komorbiditas yang sering terkait dengan obesitas, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, stroke, sleep apnea, hiperurisemia, dan asam urat, dapat mempengaruhi periode perioperatif, risiko anestesi, dan hasil bedah.

Dalam praktek ortopedi, penting untuk memahami dampak obesitas pada kesehatan tulang dan sendi. Pendekatan yang holistik dan terintegrasi yang mencakup manajemen berat badan, latihan fisik untuk memperkuat otot, dan perawatan yang tepat untuk komplikasi yang terkait dengan obesitas dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan fungsi sendi pada populasi obesitas.

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->


<!--[if supportFields]><![endif]-->

Referensi:

Molina J, Morgan EL. Obesity and Orthopedic Issues. StatPearls. Published online 8 Mei 2023. Diakses Juni 5, 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572101/

The Impact of Obesity on Bone and Joint Health.
Sumebr gambar:

https://2.bp.blogspot.com/-LOSJxtd6gtc/T7xjx3u7aiI/AAAAAAAAAAg/5hPlPnQtcbI/s1600/3.png

https://2.bp.blogspot.com/-zY4Nx5ABXes/Vfl4Pj3bDKI/AAAAAAAABiQ/KVeYjGdyizc/s1600/tulang-dan-sendi.gif

<!--[if supportFields]><![endif]-->