Kamis, 06 Juli 2023 14:08 WIB

Konsep Terkini dalam Rehabilitasi Cedera Olahraga

Responsive image
433
dr. Raditya Ramadan, SpOT - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Popularitas olahraga yang terus meningkat di seluruh dunia membuat industri olahraga sangat kompetitif dan menguntungkan secara finansial bagi para atlet. Hal ini meningkatkan beban fisik dan emosional olahraga, meningkatkan regimen latihan yang diperlukan, dan meningkatkan risiko cedera. Pada olahraga kompetitif modern, atlet yang cedera mendapat tekanan untuk kembali berkompetisi secepat mungkin. Sayangnya, penelitian mengenai rehabilitasi cedera olahraga di India masih terbatas dibandingkan dengan negara-negara maju. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pendekatan berbasis bukti terhadap rehabilitasi cedera olahraga yang dapat diterapkan di seluruh dunia, termasuk di negara yang kurang berkembang seperti India.

Cedera olahraga dapat terjadi baik melalui kontak maupun nonkontak, dan bisa bersifat akut atau kronis. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa cedera pada bagian kaki, terutama lutut dan pergelangan kaki, merupakan jenis cedera yang paling umum terjadi pada atlet. Peningkatan tuntutan fisik, partisipasi, dan perubahan aturan berdampak signifikan pada tren cedera. Dalam olahraga kriket, format permainan yang lebih pendek dan lebih intensif telah menyebabkan peningkatan cedera pada bagian lengan atas. Tingkat pemulihan yang rendah dan kurangnya program rehabilitasi yang memadai menjadi tantangan dalam mengembalikan atlet ke kondisi sebelum cedera.

Rehabilitasi cedera olahraga membutuhkan pendekatan tim yang melibatkan dokter olahraga, fisioterapis, pelatih kebugaran, psikolog olahraga, ahli nutrisi, pelatih, dan atlet itu sendiri. Tujuan rehabilitasi adalah mengembalikan fungsi dan performa atlet ke tingkat sebelum cedera serta mencegah cedera berulang. Dalam merencanakan rehabilitasi, perlu diidentifikasi faktor risiko cedera dan faktor penyebab cedera. Selain rehabilitasi yang spesifik untuk cedera, penting juga untuk mencegah penurunan kondisi fisik secara keseluruhan.

Pemulihan yang aman dan kembali berkompetisi adalah prioritas utama dalam rehabilitasi cedera. Proses transisi dari rehabilitasi ke kompetisi harus dilakukan secara bertahap untuk mengurangi risiko cedera ulang. Monitoring beban fisik pada atlet yang kembali berkompetisi sangat penting untuk menentukan waktu yang tepat untuk kembali ke olahraga tanpa risiko cedera ulang.

Dalam rangka mengurangi risiko cedera ulang, penting untuk memantau atlet dengan seksama saat mereka kembali berkompetisi. Penting juga untuk menyesuaikan waktu kembali berkompetisi dengan fase kompetisi yang sedang berlangsung. Pendekatan rehabilitasi yang individual dan disesuaikan dengan kebutuhan atlet sangat diperlukan.

 

Referensi :

Dhillon H, Dhilllon S, Dhillon M. Current Concepts in Sports Injury Rehabilitation. Indian J Orthop. 2017;51(5):529. doi:10.4103/ORTHO.IJORTHO_226_17

Sumber Gambar:

https://surabayaorthopedi.com/wp-content/uploads/2020/02/FISIOTERAPI.jpg

https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/590x400/photos/2018/08/ginting1.jpg

https://www.ligaolahraga.com/storage/images/news/2022/09/09/pearly-tan-fokus-penyembuhan-tak-pikirkan-kompetisi.jpg

https://flexfreeclinic.com/uploads/artikel/Flexfree_Clinic_Mengenal_Cedera_Olahraga_dan_Cara_Mencegahnya_3T5l9.jpg

https://cdn.medcom.id/dynamic/content/2016/10/11/595725/t09nOgqjpM.jpg?w=480