Kamis, 06 Juli 2023 11:41 WIB

Erythema Multiforme

Responsive image
2304
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sensitivitas kulit kita akan bereaksi bila tubuh mengalami infeksi atau alergi jenis obat-obatan tertentu. Salah satu reaksi kulit yang bisa dipicu dari berbagai hal seperti alergi, infeksi atau vaksinasi tertentu, dikenal dengan nama erythema multiforme (eritema multiform). Eritema Multiform (EM) merupakan kelainan pada kulit yang merupakan reaksi hipersensitivitas dan ditandai dengan ciri khas lesi pada kulit, yang juga disertai kelainan kulit pada area mukosa bibir, bersifat akut dan tidak menular. Belum diketahui secara pasti penyebab eritema multiformis. Namun, kondisi ini umumnya dipicu oleh infeksi virus, seperti virus herpes simplex dan Epstein-Barr. Pada beberapa kasus, eritema multiformis tidak hanya terjadi di kulit, tetapi juga dapat terjadi di lapisan mukosa (selaput lendir), seperti di bibir dan mata. Lesi pada EM memiliki bentuk yang khas, terdiri atas 3 (tiga) zona dengan warna yang kontras, menyebar pada bagian-bagian tubuh tertentu, dan bisa timbul-tenggelam. Zona tengah berbentuk bintik atau lenting yang memiliki mata menyerupai lingkaran target berwarna merah keunguan. Zona luarnya berwarna pucat dan zona paling luar memiliki warna lebih tua. Pada kulit yang gelap, permukaan lesi tersebut berwarna lebih gelap lagi. Lenting pada zona yang paling dalam tersebut bisa berisi cairan, namun tidak semuanya demikian. Lesi EM biasanya terletak pada bagian ujung atau area tubuh yang bergerak. Area siku sampai tangan, dan lutut sampai kaki. Adapun kelainan pada area mukosa berupa luka atau sariawan yang muncul pada area sekitar mulut yang mengarah ke pipi. Munculnya EM juga bisa disertai gejala umum seperti batuk, pilek atau flu dan juga pusing (demam). Tapi kemunculan lesi pada kulit biasanya tidak bergejala. Penyebab dari EM bisa beragam. Mulai dari alergi (termasuk alergi obat), vaksinasi dan infeksi virus. EM yang terjadi secara berulang harus dicurigai adanya virus herpes simplex.

Penyebab Eritema multiformis

Penyebab utama eritema multiformis belum bisa dipastikan. Meski begitu, kondisi ini umumnya dipicu oleh infeksi, obat-obatan, atau paparan bahan kimia tertentu. Jenis infeksi yang bisa memicu terjadinya eritema multiformis antara lain :

1.      Virus, seperti herpes simplex, Epstein-Barr, varicella zoster, parapoxvirus, adenovirus, hepatitis, virus Corona, HIV, atau cytomegalovirus.

2.      Bakteri, seperti Mycoplasma pneumoniae, Neisseria meningitidis, Treponema pallidum, atau Myocbacterium avium complex.

3.      Jamur, seperti Histoplasma capsulatum, Coccidioides, atau Dermatophytes.

4.      Parasit, seperti Toxoplasma gondii atau Trichomonas.

Pada beberapa kasus, eritema multiformis dipicu oleh penggunaan obat-obatan tertentu, seperti :

1.      Obat antibiotik golongan sulfonamida, penisilin, atau nitrofurantion.

2.      Obat golongan barbiturate.

3.      Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS), seperti ibuprofen.

4.      Obat anti-konvulsan atau anti-kejang.

5.      Obat golongan fenotiazin.

6.      Vaksin tertentu, seperti BCG, polio, tetanus, atau difteri.

Faktor Risiko Eritema multiformis

Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena eritema multiformis, yaitu :

1.      Berusia 20 - 40 tahun.

2.      Memiliki riwayat penyakit herpes.

3.      Menggunakan obat-obatan tertentu.

4.      Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS.

5.      Menjalani transplantasi sumsum tulang.

6.      Menderita kanker

Gejala Eritema multiformis

Eritema multiformis ringan (minor) biasanya hanya ditandai dengan ruam di kulit dan tidak disertai dengan gejala yang lain. Berikut ini adalah beberapa karakteristik ruam kulit pada eritema multiformis :

1.      Berwarna kemerahan yang kemudian menonjol dibandingkan kulit di sekitarnya (papul).

2.      Memiliki inti di tengah.

3.      Terkadang bisa muncul lepuh dan kerak di bagian tengah papul.

4.      Terasa gatal atau terbakar.

5.      Timbul di badan, wajah, dan leher secara simetris.

6.      Umumnya muncul pertama kali di punggung tangan atau kaki, kemudian menyebar ke tungkai hingga mencapai badan.

7.      Biasanya muncul kurang dari 10% area kulit di tubuh.

Selain itu, pada eritema multiformis berat, beberapa gejala berikut ini dapat menyertai lesi pada kulit :

1.      Demam

2.      Menggigil

3.      Nyeri sendi

4.      Mata merah dan pedih.

5.      Penglihatan kabur dan lebih sensitif terhadap cahaya.

6.      Nyeri mulut dan tenggorokan sehingga sulit makan dan minum.

Pemeriksaan Eritema multiformis

Dokter akan melakukan wawancara yang dilanjutkan dengan pemeriksaan kulit. Dokter akan mengamati warna, bentuk, ukuran, dan penyebaran ruam.

Eritema multiformis umumnya dapat didiagnosis melalui tanya jawab dan pemeriksaan kulit. Namun, untuk mengetahui penyebab atau kondisi yang mungkin memicu eritema multiformis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti :

1.      Biopsi kulit, untuk mengetahui penyebab pasti dari eritema multiformis dengan mengambil sampel kulit yang kemudian akan diperiksa dengan mikroskop.

2.      Tes darah, untuk mengidentifikasi keberadaan antigen dan antibodi guna memastikan keberadaan virus atau bakteri pemicu eritema multiformis.

Pengobatan Eritema multiformis

Pengobatan eritema multiformis bertujuan untuk mengatasi faktor pemicu dan meredakan gejala yang timbul. Metode pengobatannya tergantung pada usia pasien, gejala, tingkat keparahan, serta pemicu eritema multiformis.

Khusus pada penderita eritema multiformis berat (mayor), pasien dapat menjalani perawatan rawat inap di rumah sakit untuk mencegah atau mengobati komplikasi.  Beberapa tindakan yang dapat diberikan oleh dokter adalah :

1.      Pemberian obat antiviral, untuk menangani infeksi virus yang memicu terjadinya eritema multiformis.

2.      Pemberian obat antibiotik, untuk mengatasi infeksi sekunder yang terjadi di kulit jika eritema multiformis dipicu oleh infeksi bakteri.

3.      Penghentian atau penggantian obat jika eritema multiformis disebabkan oleh penggunaan obat tertentu.

Untuk meredakan gejala eritema multiformis, pasien dapat diberikan obat-obatan berupa :

1.      Antihistamin dan kortikosteroid oles, untuk mengatasi gatal-gatal.

2.      Obat kumur yang mengandung antiseptik, untuk mengurangi rasa tidak nyaman di mulut dan tenggorokan, serta mencegah infeksi sekunder di rongga mulut.

3.      Kortikosteroid oral, untuk meredakan peradangan pada eritema multiformis yang berat, tetapi obat ini perlu dipertimbangkan penggunaannya.

 

Referensi :

Alamsyah Piliang, dkk. 2022. Eritema Multiforme Terkait Infeksi Virus dan Elergi. Laporan Kasus Jurnal Kedokteran Universitas Baiturahmah Padang.

Soares, A., & Sokumbi, O. 2021. Recent Updates in The Treatment of Erythema Multiforme. Medicina (Kaunas, Lithuania), 57(9), Pp. 921.

Newkirk, R., Fomin, D., & Braden, M. 2020. Erythema Multiforme Versus Stevens-Johnson Syndrome/Toxic Epidermal Necrolysis : Subtle Difference In Presentation, Major Difference In Management. Military Medicine, 185(9-10), Pp. E1847-50.

Traves, K., Love, G., & Studdiford J. 2019. Erythema Multiforme : Recognition and Management. American Family Physician, 100 (2), Pp. 82-8.

National Institutes of Health. 2020. National Library of Medicine. Erythema Multiforme.

Johns Hopkins Medicine. 2022. Conditions and Diseases. Erythema Multiforme.

University of Rochester Medical Center. 2022. Health Encyclopedia. Erythema Multiforme.

Raypole, C. Healthline. 2022. Everything You Need to Know About Oral and Genital Herpes.