Kamis, 06 Juli 2023 10:54 WIB

Sebab Terjadinya Abortus imminens

Responsive image
18030
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kata abortus berarti keluarnya fetus secara tiba-tiba sebelum ia dapat bertahan hidup sendiri di luar kandungan. Sementara imminens berasal dari kata imminent yang artinya sebentar lagi atau dalam waktu dekat. Artinya, abortus imminens adalah perdarahan yang ditandai dengan kemunculan flek kecokelatan (kadang ada gumpalan darah) dari vagina ketika usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Sebagian kehamilan pada abortus imminens mengalami keguguran, sedangkan sebagian lainnya dapat diselamatkan. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan vagina tetapi tidak disertai pembukaan leher rahim. Kehamilan pada abortus imminens bisa diselamatkan, tetapi jika tidak cepat ditangani, penderitanya bisa mengalami keguguran. Abortus imminens, atau disebut juga threatened abortion (ancaman keguguran), terjadi pada 20 - 30?ri semua kehamilan. Sebagian kehamilan pada abortus imminens mengalami keguguran, sedangkan sebagian lainnya dapat diselamatkan. Penanganan yang cepat dilakukan bisa mencegah keguguran akibat abortus imminens. Oleh karena itu, pemeriksaan ke dokter diperlukan sesegera mungkin apabila calon ibu mengalami gejala abortus imminens.

Penyebab Abortus Imminens

Penyebab abortus imminens belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus imminens :

1.      Menderita infeksi bakteri atau virus, seperti rubella ketika hamil.

2.      Mengalami cedera pada perut.

3.      Menderita penyakit tertentu yang tidak diobati dengan baik, seperti diabetes atau penyakit tiroid.

4.      Menderita gangguan pada rahim, seperti polip rahim atau kista rahim.

5.      Memiliki perbedaan rhesus golongan darah antara ibu dan janin (inkompatibilitas rhesus).

6.      Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diclofenac atau misoprostol.

7.      Merokok

8.      Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

9.      Terpapar bahan kimia tertentu, seperti logam berat atau larutan pembersih.

10.   Berusia lebih dari 35 tahun ketika hamil.

11.   Menderita obesitas

12.   Mengalami kekurangan kadar hormon progesteron, karena hormon ini berperan dalam mempersiapkan dan menguatkan dinding rahim ketika hamil.

Gejala Abortus Imminens

Gejala yang dapat muncul akibat abortus imminens antara lain :

1.      Perdarahan dari vagina pada 20 minggu pertama masa kehamilan.

2.      Kram perut

3.      Nyeri pinggang

4.      Rasa tertekan di pinggang.

5.      Nyeri punggung

Nyeri punggung dan kram perut dapat terjadi secara terus-menerus atau hilang dan timbul. Jika kondisi makin memburuk, gumpalan darah dapat keluar dari vagina.

Kapan Harus ke Dokter

Jika Anda sedang hamil dan mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, segera ke IGD rumah sakit atau layanan kesehatan terdekat. Penanganan oleh dokter yang dilakukan dengan segera dapat menghindari risiko terjadinya keguguran.

Pemeriksaan Abortus imminens

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul, untuk mendeteksi apakah terjadi keguguran atau tidak.

Pada pemeriksaan panggul, dokter akan memeriksa apakah terjadi pembukaan jalan lahir (pembukaan serviks) atau pecah ketuban. Dokter juga akan melakukan USG kehamilan untuk memeriksa detak jantung dan perkembangan janin.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti :

1.      Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar hemoglobin yang bisa menurun akibat perdarahan, serta memeriksa golongan darah dan rhesus pada ibu dan janin.

2.      Tes urine, untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.

3.      Tes beta hCG, untuk mengetahui usia kehamilan, dan mendeteksi keguguran yang tidak lengkap atau kematian janin.

Penanganan Abortus imminens

Pengobatan abortus imminens bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah :

1.      Penanganan pertama

Sebagai langkah awal, dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan perawatan mandiri, seperti :

a.      Melakukan tirah baring (bed rest).

b.      Tidak berhubungan seksual.

c.      Tidak berolahraga

d.      Tidak menggunakan tampon.

e.      Tidak bepergian jauh.

2.      Obat-obatan

Selain dengan melakukan perawatan mandiri di rumah, dokter juga dapat memberikan obat-obatan. Obat yang bisa diberikan antara lain progesteron, seperti : dydrogesterone, untuk memperkuat dinding rahim, dan imunoglobulin Rh, untuk mengatasi inkompatibilitas rhesus.

Komplikasi Abortus imminens

Jika tidak segera ditangani, abortus imminens dapat menimbulkan beberapa komplikasi berupa :

1.      Keguguran

2.      Perdarahan parah

3.      Infeksi pada lapisan endometrium (endometritis).

4.      Keguguran yang disertai dengan infeksi (abortus septik).

5.      Depresi dan gangguan cemas.

Pencegahan Abortus Imminens

Mengingat penyebabnya belum diketahui secara pasti, abortus imminens sulit untuk dicegah. Namun, risiko terjadinya kondisi tersebut dapat dikurangi dengan menjaga kehamilan agar tetap sehat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :

1.      Menjalani pemeriksaan TORCH sebelum merencanakan kehamilan.

2.      Mengobati infeksi bakteri atau virus yang diderita sebelum merencanakan kehamilan.

3.      Mengonsumsi suplemen asam folat sesuai saran dokter.

4.      Berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.

5.      Mengurangi konsumsi minuman berkafein.

6.      Menghindari paparan bahan kimia.

7.      Berolahraga setidaknya 2 kali dalam seminggu.

8.      Tidak menyalahgunakan NAPZA.

9.      Menghindari makanan yang bisa membahayakan ibu dan janin, seperti makanan mentah.

 

Referensi :

Novita Giawa, dkk. 2021. Gambaran Deteksi Dini tentang Abortus Iminens pada Ibu Hamil di Tempat Praktek Bidan Mandiri Roma Uli Silalahi Medan Tahun 2021. Stikes Santa Elisabeth Medan.

Deng, Y., et al. 2020. Baseline Levels of Serum Progesterone and the First Trimester Pregnancy Outcome in Women with Threatened Abortion: A Retrospective Cohort Study. BioMed Research International, 2020, pp. 1 - 8.

Zhou, J., et al. 2019. New Thoughts in Exploring the Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment of Threatened Abortion. BioScience Trends, 13(3), pp. 284 - 285.

National Institutes of Health. 2021. National Library of Medicine. Threatened Abortion.

Mount Sinai. 2020. Health Library. HCG Bood Test - Quantitative.

Healthline. 2022. Threatened Abortion (Threatened Miscarriage).