Senin, 03 Juli 2023 15:38 WIB

Penyakit Lyme

Responsive image
2343
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit lyme adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan oleh gigitan kutu rusa. Infeksi bakteri pada rusa atau tikus ditransmisikan oleh kutu sehingga menyebabkan penyakit lyme. Gejala yang paling umum dari penyakit lyme adalah ruam kemerahan di kulit dengan bentuk yang khas. Terdapat 4 (empat) spesies yang paling sering menyebabkan penyakit lyme, yaitu Borrelia burgdorferi, Borrelia mayonii, Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii. Untuk menularkan infeksi, kutu harus menempel pada kulit seseorang selama 24 hingga 48 jam. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk mentransmisikan bakteri ke seseorang cukup lama dan umumnya, orang tidak akan sadar pernah tergigit kutu. Seseorang bisa terinfeksi bakteri penyebab penyakit lyme jika orang tersebut digigit oleh kutu rusa yang juga dikenal dengan kutu kaki hitam (black legged tick). Kutu tersebut juga harus terinfeksi untuk dapat menularkannya ke manusia. Kutu bisa terinfeksi jika ia menggigit rusa atau tikus yang terinfeksi. Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii merupakan penyebab penyakit lyme paling sering terjadi di Amerika Serikat. Sedangkan di Eropa dan Asia, penyakit lyme paling sering disebabkan oleh Borrelia afzelii dan Borrelia garinii. Penyakit lyme ditandai dengan gejala berupa leher kaku, nyeri sendi, dan jantung berdebar. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa berkembang makin parah dan menyerang saraf atau organ jantung. Oleh sebab itu, penyakit lyme perlu segera ditangani setelah menimbulkan gejala.

Penyebab Penyakit Lyme

Penyakit lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii yang menginfeksi rusa, burung, atau tikus. Seseorang bisa terkena penyakit lyme jika digigit oleh kutu jenis Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus yang terinfeksi bakteri tersebut. Kutu jenis ini umumnya dapat ditemukan di Amerika Serikat.

Penyakit lyme bisa menyerang siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit ini, yaitu :

1.      Sering beraktivitas di luar rumah, seperti berkemah, berburu hewan, dan mendaki gunung.

2.      Sering berpakaian terbuka sehingga mudah dihinggapi kutu penyebab Lyme disease.

3.      Tidak segera menyingkirkan kutu dari kulit atau tidak menyingkirkan kutu dari kulit dengan cara yang benar.

4.      Memelihara hewan yang mungkin bisa membawa kutu ke dalam rumah.

Gejala Penyakit Lyme

Gejala awal penyakit lyme umumnya muncul 3 sampai 30 hari setelah seseorang terinfeksi kutu. Pada sebagian besar kasus, gejala awal yang muncul adalah ruam kulit yang disebut erythema migrans. Ruam ini memiliki karakteristik yang khas, seperti :

1.      Muncul di area gigitan kutu atau di bagian tubuh lain seiring perkembangan penyakit.

2.      Berwarna kemerahan atau keunguan seperti memar.

3.      Membesar secara bertahap dalam beberapa hari hingga bisa mencapai 30 cm.

4.      Terasa hangat bila disentuh, tetapi jarang menimbulkan nyeri atau gatal.

5.      Berbentuk lingkaran dan terkadang ada titik merah di tengahnya.

Gejala lain dari penyakit lyme tergantung pada stadium atau tingkat perkembangan penyakit.

Stadium 1

Stadium 1 terjadi ketika bakteri belum menyebar ke seluruh tubuh. Tahap ini umumnya muncul pada 1-2 minggu setelah penderita digigit kutu. Penderita bisa mengalami keluhan berupa ruam yang disertai dengan gejala lain, seperti :

1.      Demam

2.      Menggigil

3.      Nyeri otot

4.      Sakit kepala

5.      Sakit tenggorokan

6.      Tubuh mudah lelah

7.      Pembengkakan kelenjar getah bening

Stadium 2

Gejalanya bisa muncul beberapa minggu atau bulan setelah penderita digigit kutu. Pada tahap ini, ruam bisa muncul di bagian tubuh yang jauh dari area bekas gigitan kutu.

Jika tidak segera ditangani, penderita juga dapat mengalami gejala berikut :

1.      Leher kaku

2.      Gangguan irama jantung atau aritmia.

3.      Gangguan sistem saraf, seperti satu sisi wajah tampak melorot, tungkai mati rasa, gangguan ingatan, radang otak, radang selaput otak (meningitis), dan radang saraf tulang belakang.

Stadium 3

Beberapa gejala penyakit lyme pada stadium 3 adalah :

1.      Artritis pada satu atau lebih sendi besar, seperti sendi lutut.

2.      Kerusakan saraf yang lebih berat, seperti mati rasa di tungkai dan lengan.

3.      Ensefalopati atau kerusakan otak, yang dapat menyebabkan hilang ingatan jangka pendek, sulit berkonsentrasi dan berkomunikasi, serta gangguan tidur.

Pemeriksaan Penyakit Lyme

Gejala penyakit lyme cenderung mirip dengan gejala penyakit lain sehingga terkadang sulit untuk didiagnosis. Selain itu, kutu yang menularkan penyakit lyme juga dapat membawa dan menularkan penyakit lain.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini :

1.      Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), yaitu tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi bakteri penyebab penyakit lyme.

2.      Western blot, yaitu tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi yang spesifik terhadap protein bakteri Borellia dan memastikan diagnosis dari tes ELISA.

Selain itu, ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebaran infeksi di dalam tubuh, yaitu :

1.      Elektrokardiogram (EKG), untuk mengukur aktivitas listrik jantung.

2.      Ekokardiografi (USG jantung), untuk melihat kondisi struktur dan katup jantung.

3.      MRI kepala, untuk melihat kondisi jaringan otak.

4.      Lumbal pungsi, untuk memeriksa cairan otak dan tulang belakang.

Penanganan Penyakit Lyme

Jika menemukan adanya kutu yang hinggap atau menggigit kulit, ada beberapa cara mandiri untuk mengatasinya, antara lain :

1.      Jangan memencet atau menepuk kutu yang hinggap di kulit.

2.      Angkatlah kutu secara perlahan di bagian kepalanya dengan menggunakan pinset.

3.      Oleskan antiseptik ke bagian kulit yang dihinggapi kutu.

Setelah melakukan pertolongan pertama di atas, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pengobatan penyakit lyme bertujuan untuk mengatasi dan mencegah penyebaran infeksi. Dokter dapat memberikan obat antibiotik yang jenisnya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan usia pasien.

 

Referensi :

Patton, S. & Philips, B. 2018. CE : Lyme Disease : Diagnosis, Treatment, and Prevention. American Journal of Nursing, 118(4), pp. 38 - 45.

Pearson, S. 2018. Lyme Disease : Awareness, Diagnosis and Management. The Pharmaceutical Journal, pp. 1 - 18.

Butler, T. 2017. The Jarisch-Herxheimer Reaction After Antibiotic Treatment of Spirochetal Infection: A Review of Recent Cases and Our Understanding of Pathogenesis. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 96(1).

Centers for Disease Control and Prevention. 2022. Lyme Disease.

National Institutes of Health. 2020. MedlinePlus. Lyme Disease.

Benington-Castro, J. Everyday Health. 2018. Lyme Disease Treatment.

Eustice, C. Verywell Health. 2021. How Lyme Disease is Treated.

The Healthline Editorial Team. Healthline. 2022. Everything You Need to Know About Lyme Disease.