Rabu, 17 Mei 2023 09:49 WIB

Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Responsive image
2959
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

ODD atau Oppositional Defiant Disorder adalah gangguan perilaku yang sering muncul di masa kanak-kanak dengan gejala berupa mudah marah dan tersinggung. Penderita ODD juga kerap menunjukkan sikap membangkang dan mendendam. ODD lebih dari sekadar tantrum yang normal terlihat pada anak-anak. Tantrum timbul sebagai respons ketika keinginan anak tidak terpenuhi. Biasanya, tantrum muncul di usia 1-1,5 tahun, kemudian memburuk di usia 2-3 tahun, dan mereda pada usia 4 tahun. Sedangkan ODD biasanya muncul di usia 6-8 tahun, tetapi bisa berlangsung sampai remaja bahkan dewasa. Gejala yang ditunjukkan juga lebih agresif dan lebih sering muncul dibanding tantrum, sehingga menimbulkan dampak negatif pada keseharian penderitanya. Jika kondisi ini tidak diatasi, akan menyebabkan kelainan perilaku pada anak yang lebih serius dan permanen, seperti ditandai dengan sifat melanggar hukum yang agresif dan perilaku kasar. Tentunya hal tersebut ingin sebisa mungkin dikendalikan oleh orang tua, agar tidak mengarah kepada perilaku yang merugikan. Untuk beberapa orang tua baru, mungkin ODD dianggap wajar karena kematangan anak yang belum cukup untuk memahami tindakan yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Apabila hal ini dibiarkan berlarut dan baru di kendalikan saat anak tumbuh dewasa, kemungkin untuk penyembuhan akan lebih sulit. Untuk itu Ada baiknya untuk mengenal lebih jauh mengenai ODD.

Penyebab dan Faktor Risiko ODD

Penyebab ODD belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan ODD terkait dengan faktor lingkungan, biologis, dan psikologis. Beberapa faktor biologis yang dipercaya dapat memicu ODD adalah :

1.      Menderita kelainan fungsi otak, seperti fungsi zat kimia di dalam otak (neurotransmitter) yang tidak normal.

2.      Mengalami cedera pada otak yang menyebabkan gangguan di bagian otak yang berfungsi memberikan penilaian, pertimbangan, dan kontrol emosi.

3.      Memiliki orang tua dengan riwayat ADHD, gangguan bipolar, depresi, conduct disorder, atau penyalahgunaan narkoba.

4.      Memiliki ibu yang merokok saat hamil.

5.      Menderita kekurangan nutrisi.

Sedangkan beberapa faktor psikologis yang dipercaya dapat memicu ODD adalah :

1.      Ketidakharmonisan dalam keluarga.

2.      Kurangnya perhatian dari orang tua.

3.      Ketidakmampuan menjalin hubungan sosial.

Sementara itu, faktor sosial yang diduga dapat memicu ODD antara lain :

1.      Kemiskinan

2.      Pelecehan

3.      Penelantaran

4.      Kedisiplinan yang tidak konsisten.

5.      Tinggal di lingkungan yang tidak baik atau penuh kekerasan.

Gejala ODD

Penentangan dan pembangkangan merupakan perilaku yang normal muncul pada masa perkembangan anak. Namun, pada anak yang menderita ODD, perilaku membangkang ini akan lebih parah dan berlangsung lebih lama, setidaknya selama 6 bulan.

Gejala Oppositional Defiant Disorder (ODD) bisa terlihat pada perilaku dan emosi penderita, misalnya :

1.      Mudah kehilangan kesabaran.

2.      Mudah marah, kesal dan tersinggung.

3.      Sangat sensitif dan mudah merasa terganggu.

4.      Sering mengganggu dan membuat marah orang lain.

5.      Sering berdebat dengan orang yang lebih tua.

6.      Kerap menolak mematuhi perintah atau peraturan.

7.      Sering menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri.

8.      Sering menunjukkan dendam atau kebencian pada orang lain.

Pemeriksaan ODD

Pasien dapat didiagnosis menderita ODD bila memiliki beberapa kriteria yang ditetapkan dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) berikut ini :

1.      Setidaknya terdapat empat gejala seperti yang telah disebutkan di atas.

2.      Gejala berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 bulan dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.

3.      Gejala tidak disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba atau gangguan mental lain, seperti psikosis, depresi, dan gangguan bipolar.

Setelah itu, dokter akan menentukan apakah ODD yang dialami pasien tergolong ringan, sedang, atau berat. Tingkat keparahan gejala ini ditentukan dari seberapa sering gejala muncul. Berikut adalah penjelasannya :

1.      ODD ringan, yaitu ODD dengan gejala yang muncul di satu kondisi, misalnya hanya di rumah atau di sekolah.

2.      ODD sedang, yaitu ODD dengan gejala yang muncul di dua kondisi, misalnya di rumah dan sekolah.

3.      ODD berat, yaitu gejala ODD muncul di tiga kondisi atau lebih, seperti di rumah, sekolah, dan di lingkungan sosial.

Penanganan ODD

Pengobatan ODD tergantung pada usia, tingkat keparahan, dan kemampuan pasien dalam mengikuti terapi. Terapi bisa berlangsung selama beberapa bulan atau lebih dengan melibatkan orang tua atau keluarga.

Dokter biasanya akan menggabungkan beberapa jenis terapi untuk menangani pasien ODD, seperti :

1.      Terapi perilaku kognitif, untuk memperbaiki pola pikir dan tingkah laku pasien, serta meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan memecahkan masalah.

2.      Terapi interaksi orang tua dan anak, untuk mengajarkan orang tua cara yang baik dalam berinteraksi dengan anak.

3.      Terapi keluarga, untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak, serta memperbaiki hubungan dan komunikasi di antara anggota keluarga.

4.      Terapi kemampuan bersosialisasi, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain.

Agar terapi dapat memberikan hasil yang lebih efektif, orang tua dapat melakukan cara-cara berikut ini :

1.      Memberi contoh perilaku yang baik pada anak.

2.      Menghindari hal-hal yang bisa memicu perdebatan dengan anak.

3.      Memuji perilaku positif anak, misalnya ketika ia merapikan mainannya.

4.      Memberi hukuman yang wajar pada anak, seperti mengurangi uang jajannya, jika ia berperilaku tidak baik.

5.      Meluangkan waktu khusus secara konsisten untuk bersama dengan anak.

6.      Membangun kerja sama dengan keluarga dan guru di sekolah untuk mendidik anak agar disiplin.

 

Referensi :

Anak Agung Sri Sanjiwani. 2019. Dinamika Psikologis Remaja dengan Oppositional Defiant Disorder yang Tinggal Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

Eskander N. 2020. The Psychosocial Outcome of Conduct and Oppositional Defiant Disorder in Children With Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Cureus, 12(8).

National Institutes of Health. 2021. MedlinePlus. Temper Tantrums.

Johns Hopkins Medicine. 2022. Conditions and Diseases. Oppositional Defiant Disorder (ODD) in Children.

Cleveland Clinic. 2022. Disease & Conditions. Oppositional Defiant Disorder (ODD).

Mayo Clinic. 2018. Diseases & Conditions. Oppositional Defiant Disorder (ODD).

Elia, J. MSD Manual. 2021. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) and Related Disorders in Children and Adolescents.

Gotter, A., & Raypole, C. Healthline. 2021. Understanding Oppositional Defiant Disorder.