Senin, 15 Mei 2023 15:05 WIB

Penapisan dan Diagnosis Diabetes Melitus pada Pelayanan Kesehatan Primer (bag.3)

Responsive image
668
Ida Bagus Aditya Nugraha dan Gede Abi Yoga Pramana - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Diabetes melitus merupakan salah satu diagnosa yang paling sering dibuat oleh dokter di PKP. DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kebutaan, amputasi anggota tubuh, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah dan jantung.

Penapisan pasien sebelum tanda dan gejala berkembang dapat memberikan diagnosis dan tatalaksana lebih awal yang dapat menyebabkan penurunan dari tingkat morbiditas dan mortalitas terkait DM.1

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, DM dapat dibagi menjadi 4 tipe yaitu DM tipe 1, tipe 2, tipe lain dan DM gestasional. Setiap tipe DM memiliki etiologi dan patofisiologi berbeda yang berimpliksi dalam tindakan penapisan yang akan dilakukan kepada pasien.2 Sampai saat ini belum ada pedoman mengenai penapisan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis pasien DM tipe 1 dan tipe 2 di PKP Indonesia, namun beberapa pedoman dari literatur luar negeri mungkin dapat dijadikan acuan dalam melakukan penapisan DM tipe 1 dan DM tipe 2 di PKP Indonesia.

Pedoman dari American Family Physician tidak merekomendasikan untuk melakukan penapisan pada DM tipe 1. Penapisan untuk DM tipe 1 tidak dianjurkan karena pasien biasanya hadir dengan onset gejala akut, tidak ada nilai cutoff yang ditetapkan tersedia untuk tes antibodi dan juga fasilitas pemeriksaan antibodi yang jarang tersedia di PKP, tidak ada pengobatan yang dapat diberikan untuk pasien tanpa gejala, dan tidak ada obat yang tersedia untuk mencegah penyakit ini pada orang yang secara genetik cenderung terkena DM tipe 1.2

Penapisan direkomendasikan untuk DM tipe 2 karena tes yang dapat diandalkan tersedia. Selain itu, didapatkannya diagnosis dari penapisan awal dapat memberikan hasil akhir yang lebih baik pada pasie dengan DM tipe 2 karena terapi utamanya yaitu perubahan gaya hidup dan obat-obatan dapat mengurangi perkembangan dan komplikasi yang merugikan dari penyakit ini, bahkan pada orang yang awalnya asimtomatik.1

Meskipun penapisan untuk diabetes tipe 2 tidak memperbaiki mortalitas setelah 10 tahun follow up, penelitian menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup dan farmakologis pada pasien dengan gangguan toleransi glukosa dan gangguan glukosa puasa dapat menunda perkembangan dari DM tipe 2. Penapisan dan terapi lebih awal dari DM tipe 2 diketahui dapat menurunkan tingkat mortalitas yang terkait dengan komplikasi dari DM itu sendiri.

Beberapa organisasi profesi telah mengeluarkan rekomendasi untuk melakukan penapisan untuk kejadian DM tipe 2. Salah satu organisasi profesi yang mengeluarkan rekomendasi ini adalah American Diabetes Association (ADA) yang merekomendasikan untuk dilakukannya penapisan pada populasi luas dengan risiko tinggi terjadinya DM tipe 2 dengan usia lebih dari 45 tahun. Rekomendasi penapisan DM tipe 2 oleh ADA dapat dilihat pada tabel 1.4

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->Tabel 1. Rekomendasi Penapisan DM Tipe 2 oleh ADA4.

Lakukan penapisan orang dewasa tanpa gejala dengan indeks massa tubuh ? 25 kg/m2, dan satu atau lebih faktor risiko tambahan yaitu:

  1. HbA1c > 5,7%, gangguan toleransi glukosa, atau gangguan glukosa puasa pada pemeriksaan sebelumnya
  2. Akantosis nigrikans
  3. Penyakit kardiovaskular
  4. Kerabat tingkat pertama dengan DM tipe 2
  5. Kadar kolesterol HDL<35> 250 mg/dL
  6. Etnis berisiko tinggi: kulit hitam, Penduduk Asli Amerika/Penduduk Asli Alaska, Hispanik/Latino, Amerika Asia, dan Penduduk Asli Hawaii/Kepulauan Pasifik
  7. Hipertensi (tekanan darah > 140/90 mm Hg atau minum obat hipertensi)
  8. Ketidakaktifan fisik
  9. Sindrom ovarium polikistik
  10. Wanita yang menderita diabetes gestasional atau yang melahirkan bayi dengan berat > 9 lb (4 kg)

Pada orang tanpa faktor risiko, penapisan harus dimulai pada usia 45 tahun. Jika hasil penapisan normal, penapisan ulang harus dilakukan setidaknya setiap tiga tahun. Sampai saat ini belum terdapat rekomendasi jelas mengenai penapisan dari DM tipe lain terutama pada PKP mengingat kesulitan diagnosis karena bergantung pada tes genetik pada MODY atau LADA yang kesediaannya hampir tidak ada di PKP. Penapisan dari DM yang diinduksi oleh obat-obatan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan gula darah berkala pada pasien yang mendapatkan pengobatan yang dapat menginduksi kejadian hiperglikemia.1

<!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> SHAPE  \* MERGEFORMAT <![endif]--><!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if mso & !supportInlineShapes & supportFields]> <![endif]-->

Hiperglikemia meningkatkan risiko malformasi kongenital dan kematian janin intrauterin. Wanita dengan diabetes melitus gestasional (GDM) yang mengalami hiperglikemia puasa memiliki peningkatan risiko tiga hingga empat kali lipat untuk malformasi bayi. Tujuan penapisan adalah untuk mengurangi komplikasi ibu dan janin seperti preeklampsia, persalinan sesar, malformasi kongenital, makrosomia (dan masa kanak-kanak/remaja yang kelebihan berat badan), distosia bahu, kelumpuhan saraf, patah tulang, penyakit kuning, dan kematian bayi. ADA menyarankan penapisan wanita hamil pada trimester pertama mereka jika terdapat faktor risiko untuk mengembangkan DM tipe 2 atau DM gestasional.5

<!--[if gte vml 1]><![endif]-->Penapisan dari DM gestasional menurut Perkeni tahun 2021 dimulai pada kunjungan pertama semua ibu hamil tanpa memandang usia kehamilan, di semua fasilitas kesehatan baik primer atau lanjutan. Hal yang harus dievaluasi adalah tingkatan risko DM gestasional dan pemeriksaan kadar glukosa.6

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

 

Referensi

  • Pippitt K, Li M, Gurgle HE. Diabetes Mellitus: Screening and Diagnosis [published correction appears in Am Fam Physician. 2016 Oct 1;94(7):533]. Am Fam Physician. 2016;93(2):103-109.
  • American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care. 2014;37(suppl 1):S81-S90.
  • Siu AL. Screening for abnormal blood glucose and type 2 diabetes melitus:U.S. Preventive Services Task Force recommendation statement. Ann Intern Med. 2015;163(11):861-868.
  • American Diabetes Association. Screening for type 2 diabetes. Diabetes Care. 2003;26(suppl 1):S21-S24.
  • Sheffield JS, Butler-Koster EL, Casey BM, McIntire DD, Leveno KJ. Maternal diabetes mellitus and infant malformations. Obstet Gynecol. 2002;100(5 pt 1):925-930
  • Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Diagnosis dan Penatalaksanaan hiperglikemia dalam kehamilan. 2021. Jakarta: PB PERKENI.