Rabu, 26 April 2023 13:55 WIB

Deviasi Septum

Responsive image
8332
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Banyak orang tidak menyadari gejala deviasi septum. Padahal, kondisi ini bisa menyebabkan masalah yang mengganggu, seperti hidung tersumbat, rentan mimisan, hingga nyeri pada wajah. Jika didiagnosis dengan kondisi ini, kamu juga perlu memperhatikan pola makan.

Lubang hidung dibatasi oleh dinding tipis yang disebut septum. Pada kasus deviasi septum, dinding tipis tersebut tidak berada tepat di tengah, bengkok atau miring. Meski kedengarannya sepele, kondisi ini bisa menyebabkan masalah yang serius, termasuk kesulitan bernapas. Namun, gejala deviasi septum sering kali tidak disadari oleh pengidapnya. Jika diperhatikan secara saksama, lubang hidung pengidap deviasi septum biasanya terlihat tidak sama besar. Deviasi septum adalah kondisi ketika dinding pembatas antara kedua lubang hidung miring atau bengkok. Kondisi ini bisa terjadi karena kelainan sejak lahir, atau karena cedera di hidung.

Pada kondisi yang parah, deviasi septum dapat menyebabkan hidung sering tersumbat dan sinusitis berulang. Septum nasal atau nasal septum adalah tulang rawan yang membatasi lubang hidung kiri dan kanan. Tulang pembatas ini dilapisi oleh lapisan lendir (mukosa) yang kaya akan pembuluh darah. Normalnya, septum nasal membagi kedua lubang hidung sama besar. Namun, pada deviasi septum, tulang pembatas ini tidak membagi kedua lubang sama besar sehingga salah satunya menjadi lebih kecil.

Penyebab Deviasi Septum

Deviasi septum dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1.  Kelainan bawaan

Pada sebagian kasus, deviasi septum muncul sejak lahir akibat pertumbuhan septum nasal yang kurang baik ketika di dalam kandungan.

2.  Cedera pada hidung

Cedera pada hidung dapat membuat septum nasal bergeser dari posisi normalnya. Pada bayi, cedera di hidung bisa terjadi ketika persalinan. Sementara pada anak-anak dan orang dewasa, cedera pada hidung bisa terjadi akibat jatuh, terbentur, kecelakaan saat berkendara, atau cedera saat berolahraga.

Selain kedua faktor di atas, deviasi septum juga dapat terjadi akibat infeksi jangka panjang (kronis) di rongga hidung. Hal ini karena pembengkakan dan iritasi akibat rhinitis alergi atau infeksi dapat membuat salah satu lubang hidung menyempit sehingga septum nasal terlihat bengkok.

Gejala Deviasi Septum

Deviasi septum ringan umumnya tidak menimbulkan gejala sehingga sering kali tidak disadari penderitanya. Akan tetapi, jika parah, deviasi septum bisa menyumbat salah satu lubang hidung dan menghambat aliran udara pada lubang hidung tersebut.

Berikut ini adalah beberapa gejala deviasi septum lain yang dapat muncul :

  • Hidung tersumbat
  • Sering mimisan
  • Sakit kepala atau sakit di area wajah
  • Sulit bernapas melalui hidung
  • Tidur mendengkur
  • Sulit tidur
  • Pilek dan sinusitis berulang

Pemeriksaan Deviasi Septum

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk melihat kondisi hidung dan lubang hidung bagian luar.

Untuk memeriksa lubang hidung secara lebih dalam, dokter akan menggunakan lampu senter dan alat khusus untuk menahan agar rongga hidung terbuka. Selanjutnya, dokter akan memasukkan selang kecil berkamera (nasal endoskop) ke lubang hidung.

Umumnya, dokter dapat menegakkan diagnosis deviasi septum melalui pemeriksaan di atas. Namun, jika diperlukan, dokter akan menyarankan CT scan sinus untuk melihat struktur hidung dan sinus pasien dengan lebih jelas.

Penanganan Deviasi Septum

Metode pengobatan deviasi septum tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Berikut ini adalah beberapa metode yang dapat dilakukan:

1.  Obat-obatan

Pada deviasi septum ringan, dokter dapat memberikan beberapa obat-obatan untuk meredakan gejala yang muncul. Obat-obatan yang dapat diberikan adalah:

  • Dekongestan tablet atau semprot hidung, untuk mengurangi pembengkakan di saluran hidung dan meredakan hidung tersumbat sehingga napas menjadi lebih lega
  • Antihistamin tablet, untuk meredakan bersin-bersin dan hidung meler, terutama jika dipicu oleh alergi
  • Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid, untuk meredakan pembengkakan pada saluran hidung

2.  Operasi

Jika pasien menderita deviasi septum yang parah atau pemberian obat-obatan tidak efektif dalam menangani gejala, dokter akan melakukan septoplasty yang bertujuan untuk mengembalikan septum ke posisi normalnya.

Jika deviasi septum cukup parah dan disertai perubahan bentuk hidung, dokter juga akan mengombinasikan prosedur septoplasty dengan operasi rekonstruksi hidung (rhinoplasty).

Komplikasi Deviasi Septum

Jika tidak ditangani, deviasi septum yang parah dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  • Sinusitis kronis
  • Mulut kering akibat bernapas melalui mulut, karena sulit bernapas melalui hidung
  • Gangguan tidur

 

 

Referensi :

Asni Mustain, dkk, 2019, Hubungan Deviasi Septum Nasi pada Pasien yang Menjalani Pemeriksaan CT Scan Sinus Paranasalis dengan Derajat Obstruksi Nasi berdasarkan Skor NOSE, Jurnal biomedik Fakultas kedokteran Universitas Hasanudin Makasar

Suh, M. (2020). Correction of the Deviated Tip and Columella in Crooked Nose. Archives of Plastic Surgery, 47(6), pp. 495–504.

Taghiloo, H., & Halimi, Z. (2019). The Frequencies of Different Types of Nasal Septum Deviation and Their Effect on Increasing the Thickness of Maxillary Sinus Mucosa. Journal of Dental Research, Dental Clinics, Dental Prospects, 13(3), pp. 208.

Yazici, D. (2019). The Analysis of Computed Tomography of Paranasal Sinuses in Nasal Septal Deviation. Journal of Craniofacial Surgery, 30(2), pp. e143-e147.

American Academy of Otolaryngology–Head and Neck Surgery Foundation (2018). Conditions & Treatments A–Z. Deviated Septum.

Cleveland Clinic (2021). Disease & Conditions. Deviated Septum.

Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Deviated Septum.