Selasa, 18 April 2023 14:58 WIB

Bisakah Pembiusan Dilakukan pada Pasien Hepatitis ?

Responsive image
840
Dr. Ida Bagus Krisna Jaya Sutawan, Sp.An, M.Kes, K - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pada umumnya hepatitis biasanya disebabkan oleh virus dan reaksi obat – obatan juga dapat menyebabkan kerusakan liver. Hepatitis virus seringkali disebabkan oleh virus hepatitis A, B, atau C (sebelumnya dinamakan enteric non A, non B). Akhirnya telah ditemukan juga 2 virus hepatitis lainnya : hepatitis D (delta virus) dan hepatitis E (enteric non A, non B). Hepatitis tipe A dan E ditansmisikan melalui rute makanan, sedangkan tipe B dan C ditransmisikan utamanya dengan cara kontak ke darah dan melalui kontak dengan cairan tubuh. Hepatitis D sendiri unik karena dapat ditransmisikan oleh salah satu rute dan memerlukan virus hepatitis B dalam host untuk jadi tidak efektif. Virus lainnya, termasuk Epstein-Barr, herpes simpleks, cytomegalovirus, dan coxackivirus, juga bias menyebabkan hepatitis.

Hepatitis karena obat-obatan dapat disebabkan oleh ketergantungan terhadap racun obat-obatan secara langsung atau metabolit, atau oleh reaksi khusus obat-obatan , atau oleh kombinasi dari keduanya. Perkembangan klinis seringkali menyerupai hepatitis virus yang menyebabkan sulitnya diagnosis. Alkoholic hepatitis mungkin adalah type hepatitis akibat obat-obatan yang paling sering dijumpai, tapi penyebabnya tidak teridentifikasi. Anestesi cair, terutama halotan, berhubungan dengan reaksi khas hepatitis. Penggunaan Paracetamol (penurun panas dan anti nyeri) obat yang sering kita temui baik di apotek maupun sudah bisa ditemukan di warung tenyata juga bisa menyebabkan hepatitis.

Pada pertimbangan untuk dilakukan operasi pada pasien hepatitis, operasi harus ditunda sampai hepatitis akutnya sembuh, yang diindikasikan dengan normalnya tes fungsi hati. Penelitian memperkirakan adanya peningkatan  morbiditas (12%) dengan mortalitas (hingga 10?ngan operasi daerah perut) pada preoperative selama hepatitis viral akut. Meskipun resiko dengan hepatitis alkoholik tidak sebesar itu, keracunan alcohol akut sangat mempersulit penanganan anestesi. Lagipula, eliminasi alcohol selama pembedahan biasanya dihubungkan dengan rata-rata mortalitas sebesar 50%. Hanya pembedahan yang betul-betul darurat yang seharusnya dipertimbangkan dalam kasus ini. Pasien hepatitis mempunyai resiko penurunan fungsi hepar dan berkembangnya komplikasi kegagalan hepar, seperti encephalopathy, coagulopathy, atau hepatorenal syndrom. berkembangnya komplikasi kegagalan hepar, seperti encephalopathy, coagulopathy, atau hepatorenal syndrom.

Tujuan penanganan pasien yang menjalani operasi dengan hepatitis adalah untuk mengembalikan fungsi hepar dan menghindari faktor-faktor yang dapat merugikannya. Pemilihan obat dan dosisnya harus diindividualkan. Beberapa pasien dengan hepatitis virus bisa memperlihatkan sensitifitas system saraf pusat terhadap anestesi. Monitoring yang teliti terhadap system respirasi dan kardiovaskular penting bagi pasien yang menjalani prosedur operasi dengan hepatitis. Monitoring EKG five lead pada pasien yang diberi infuse vasopressin penting untuk mendeteksi gangguan jantung. Oksimetri denyut nadi harus ditambahkan dengan pengukuran gas darah arteri untuk mengevaluasi status asam basa dalam tubuh sehingga prosedur operasi pasien berjalan dengan lancer dan aman dengan pemantauan yang ketat.

 

Referensi :

GE Morgan, MS Mikail. Anesthesia for Patien with Liver Disease,. Clinical Anesthesiology. Lange Medical Books / Mc Graw-Hill, 6th ed. New York; 2018.

Koyama Y, Brenner D A. Liver Inflammation and Fibrosis. The Journal of Clinical Investigation. 2017; 127(1). https://doi.org/10.1172/JCI88881.