Selasa, 18 April 2023 13:57 WIB

Pembiusan Spinal pada Pasien dengan Skoliosis

Responsive image
656
Dr. Tjahya Ariyasa EM Sp.An, KAO - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pemberian anestesi spinal dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal dan obat penghilang rasa sakit lainnya pada area  didalam sumsum tulang belakang pasien yang disebut subarachnoid space. Untuk penggunaannya, anestesi spinal dapat digunakan terpisah ketika pasien sadar, atau bersamaan dengan pemberian obat bius atau anestesi umum. Di samping itu, anestesi ini juga dapat digunakan pasca operasi dan terbukti efektif menghilangkan rasa nyeri pada tubuh pasien. Dokter anestesi akan melakukan prosedur penyuntikkan anestesi melalui jarum suntik.

Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang, cakram, saraf tulang belakang, dan serabut saraf. Tulang belakang juga didukung oleh tiga jenis otot, yaitu extensor (otot punggung dan otot gluteal), fleksor (otot perut dan otot iliopsoas), dan oblique atau rotator (otot samping).

Bentuk tulang belakang yang normal adalah sejajar lurus ke bawah dan sedikit melengkung. Lengkungan alami ini membantu menopang postur dan menyeimbangkan tubuh Anda. Namun, ketika lengkungannya sangat ekstrem atau bahkan sampai membuatnya bengkok, ini adalah pertanda adanya kelainan pada tulang belakang, seperti  skoliosis. Kelainan bentuk ini akan memberi tekanan yang berlebih pada ruas-ruas tulang belakang dan cakramnya, sehingga menyebabkan nyeri.

Pada beberapa literatur anestesi spinal pada pasien skoliosis memiliki beberapa risiko. Pembiusan spinal pada pasien dengan skoliosis dilakukan di ruang intratekal, yang memiliki cairan spinal. Pada pasien dengan skoliosis berat jika diberikan injeksi intratekal  6 mg bupivakain hiperbarik menghasilkan blok motor dan sensoris yang tidak adekuat.

Di artikel lainnya membahas tentang anestesi regional pada wanita yang mau melahirkan secara sesar dengan skoliosis memiliki hubungan risiko potensial untuk ibu dan janin olehkarena adanya perubahan fisiologis dan patologi pada skoliosis. Manajemen anestesi pada kasus ini harus benar-benar teliti untuk ibu dan janin. Kebutuhan anestesi untuk wanita yang akan melahirkan yang memiliki skoliosis anestesinya lebih sulit dibandingkan dengan partus normal.

Beberapa pemeriksaan penunjang  seperti rontgen tulang belakang, CT-san, dan MRI dapat membantu tindakan untuk anestesi regional pasien dengan skoliosis.

 

 

Referensi :

Latief, Said. Analgesia Regional. Dalam: Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi II. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. 2009

Morgan, Edward dkk. Clinical Anesthesiology sixth Edition. McGraw-Hill Companies. 2018