Selasa, 18 April 2023 13:04 WIB

Bagaimana Menggunakan Insulin (Insulin Kerja Panjang) : Fokus pada Pengenalan Awal Insulin Basal

Responsive image
601
Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Menghadapi pesatnya peningkatan prevalensi diabetes dan mencermati ketersediaan dokter spesialis penyakit dalam maupun ahli endokrinologi, terapi insulin akan sangat mungkin semakin banyak dilakukan di pelayanan primer. Banyak sekali pilihan pengobatan yang akan dokter pertimbangkan kepada para sobat yang terdiagnosis DMT2 ini sehingga yang harus diperhatikan pada saat akan memulai terapi insulin adalah menentukan insulin mana yang akan digunakan dari banyak jenis insulin yang tersedia, Rejimen yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien . 

Secara fisiologis insulin dihasilkan oleh sel pancreas, disekresikan secara terus menerus sepanjang hari dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kadar glukosa basal yang disebut sebagai “insulin basal” dan insulin yang disekresikan dalam jumlah yang cukup pada saat terjadinya kenaikan glukosa darah akibat adanya asupan makanan atau minuman untuk mempertahankan kadar glukosa darah post prandial tetap dalam batas normal yang disebut sebagai sekresi “insulin prandial” (sebagian ahli menyebutnya dengan istilah insulin bolus atau insulin pre-meal). Mekanisme kerja fisiologis insulin inilah yang saat ini ditiru oleh berbagai jenis insulin komersial yang tersedia saat ini

Berbagai rekomendasi penatalaksanaan DMT2 menganjurkan perubahan gaya hidup sebagai terapi awal. Metformin sebagai monoterapi dapat segera diberikan  bahkan sejak awal  diagnosis ditegakkan terutama bila perubahan gaya hidup saja tidak dapat mencapai kendali glukosa darah yang diharapkan, kecuali terdapat kontraindikasi atau intoleran terhadap obat tersebut. Bila dalam 3 bulan tidak tercapai target HbA1c, dapat ditambahkan   salah satu dari beberapa pilihan obat  sebagai kombinasi seperti sulfonylurea, thiazolidinedione, DPP-4 inhibitors, SGLT2 inhibitors ,  GLP-1 receptor agonists dan insulin basal. Bila dalam 3 bulan target HbA1c masih belum tercapai dan sebelumnya belum menggunakan insulin, maka dapat ditambahkan insulin basal dengan tetap mempertahan obat oral yang sudah diberikan sebelumnya.

Berbagai insulin dapat digunakan sebagai insulin basal. Insulin glargine tidak memiliki masa puncak yang berbeda, onset kerja 2-4 jam, dan durasi aksi 20-24 jam sehingga dapat diberikan setiap 24 jam, setiap saat sesuai dengan kenyamanan pasien, namun harus disuntikkan pada waktu yang sama setiap harinya. Onset kerja insulin detemir  adalah 1 – 3 jam  dengan durasi aksi 18 – 22 jam. Insulin NPH human adalah insulin kerja menengah dengan onset kerja 2 – 4 jam, memiliki masa kerja puncak 4 – 10 jam dan durasi aksi 10 – 18 jam . Insulin ini dapat juga digunakan sebagai insulin basal, lebih ekonomis namun untuk memberikan cakupan basal yang sesungguhnya   harus disuntikkan dua atau tiga kali per hari. Pesan yang ingin kami sampaikan bahwa penggunaan insulin basal menjadi sangat fundamental dalam tatalaksana DMT2 sejak awal, dan jangan takut untuk menggunakan insulin basal ini. Pada series berikutnya akan dibahas mengenai bagaimana memantau penggunaan insulin basal dalam praktek sehari-hari. Salam Sehat Sehat Indonesia.

 

 

Referensi :

RR, Thorne KI, Farmer AJ, Davies MJ, Keenan JF, Paul S, et al. Addition of biphasic, prandial, or basal insulin to oral therapy in type 2 diabetes. N Engl J Med. 2007; 357:1716–1730. [PubMed]

Niswender K. Early and aggressive initiation of insulin therapy for type 2 diabetes: what is the evidence? Clin Diab. 2009;27(2):60-66.

Gumprecht J, Benroubi M, Borzi V, et al. IMPROVE Study Group Expert Panel. Intensification to biphasic insulin aspart 30/70 (BIAsp 30, NovoMix 30) can improve glycaemic control in patients treated with basal insulins: a subgroup analysis of the IMPROVE observational study. Int J Clin Pract. 2009;63(6):966-972.

Strojek K, Bebakar WM, Khutsoane DT, et al. Once-daily initiation with biphasic insulin aspart 30 versus insulin glargine in patients with type 2 diabetes inadequately controlled with oral drugs: an open-label, multinational RCT. Curr Med Res Opin. 2009;25(12):2887-2894.

Garber AJ, Wahlen J, Wahl T, et al. Attainment of glycaemic goals in type 2 diabetes with once-, twice-, or thrice-daily dosing with biphasic insulin aspart 70/30 (The 1-2-3 study). Diabetes Obes Metab. 2006;8(1):58-66.

Liebl A, Prager R, Binz K, et al. Comparison of insulin analogue regimens in people with type 2 diabetes mellitus in the PREFER Study: a randomized controlled trial. Diabetes Obes Metab. 2009;11(1):45-52.

Standards of Medical Care in Diabetes - 2014. Diabetes Care Volume 37, Supplement 1, January 2014

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2011

Joseph A. Henske, MD, Michelle L. Griffith, MD, and Michael J. Fowler, MD. Initiating and Titrating Insulin in Patients WithType 2 Diabetes. Clinical Diabetes. Volume 27, Number 2, 2009

DCCT Research Group: Early worsening of diabetic retinopathy in the Diabetes Control and Complications Trial. Arch Ophthalmol 116:874–886, 1998

Holman RR, Thorne KI, Farmer AJ,Davies MJ, Keenan JF, Paul S, Levy JC, 4-T Study Group: Addition of biphasic, prandial, or basal insulin to oral therapy in type 2 diabetes. N Engl J Med 357:1716–1730, 2007 .