Selasa, 18 April 2023 13:00 WIB

Series 02 Vitamin D (Fokus Pada Vitamin D dan Obesitas)

Responsive image
412
Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Vitamin D merupakan prohormon yang berperan penting dalam penyerapan kalsium di dalam usus. Vitamin D mulai dikenal di dunia kesehatan sejak timbul kasus penyakit terkait rickets di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke 19 dan selama dua dasawarsa awal abad ke 20. Pada awal abad ke 20 penyakit tersebut menjadi endemik sampai akhirnya diketahui bahwa pajanan kulit terhadap sinar ultraviolet dan asupan vitamin D lewat rongga mulut dapat mencegah dan mengurangi angka kejadian penyakit yang disebabkan rickets tersebut. Sebagian besar tenaga kesehatan masih menganggap masalahkesehatan akibat defisiensi vitamin D terbatas dampak penyakit karena rickets, osteoporosis dan osteomalasia. Saat ini peran vitamin D diketahui tidak hanya terbatas pada metabolism kalsium dan tulang, tetapi juga berperan pada berbagai kondisi nonskeletal seperti sistem kekebalan tubuh (imunologi), kanker/keganasan, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus dan kardiovaskular, serta infeksi (Ginde, dkk., 2009).

Secara umum  regulasi vitamin  D didapatkan dari asupan makan dan konversi pada kulit. The Endocrine Society merekomendasikan nilai rujukan vitamin D pada rentang 40-60 ng/mL, untuk dapat mempertahankan di nilai tersebut direkomendasikan asupan vitamin D dari makanan 1500 sampai dengan 2000 internasional unit (IU).  Dalam kondisi fisiologis ini vitamin D dapat berperan dalam sel imun, menjaga keseimbangan kalsium dan  berperan dalam sistem imun.

Peranan vitamin D dalam sistem imun  dengan mekanisme inhibisi proliferasi dan diferensiasi sel B serta sekresi imunoglobulin, sehingga memiliki efek supresif terhadap  proliferasi sel T yang dapat terjadi pergeseran dari phenopthype Th1 ke Th2 (Aranow, 2011; Barrat, dkk., 2002; Gorman, dkk., 2007; Gregori, dkk., 2001; Penna, dkk., 2005). Kaskade ini menyebabkan terjadinya  induksi sel T regulasi serta menurunkan  sitokin inflamasi seperti (IL-17, IL-21) dan  meningkatkan sitokin anti inflamasi seperti IL-10.  Pada sel dendritik dan  inhibisi monosit sehingga  menekan produksi sitokin inflamasi  IL-1, IL-6, IL-8, IL-12 dan TNF? (Almerighi, dkk., 2009; Aranow, 2011).    

Defisiensi vitamin D masih menjadi masalah secara global dan sering dihubungkan dengan status indeks massa tubuh. Obesitas merupakan salah satu kondisi yang sering dihubungkan pada kondisi defisiensi vitamin D. Salah satu hipotesis mengenai kadar vitamin D pada populasi obesitas yang lebih rendah dijelaskan oleh jaringan lemak yang menyebabkan skuesterasi prohormon ergocalciferol (VD2) dan cholecalciferol (VD3) (Gangloff, dkk., 2016) . Selain itu, jaringan lemak pada  populasi obesitas ditemukan menurunkan sekitar 71% ekspresi gen P450 2J2 yang mengkode enzim 25-hydroxylase,  49% sitokrom P450 27B1 yang mengkode enzim 1a-hydroxylase, sehingga menghambat hidroksilasi atau konversi prohormon menjadi bentuk bioaktif (Gangloff, dkk., 2016; Wamberg, dkk., 2013). Mekanisme lainnya yang diduga yakni terganggunya  25-hydroxylation  berhubungan dengan non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) populasi obesitas dan dilusi volume pada obesitas.

 

 

Referensi :

Ginde AA, Mansbach JM, Camargo CA Jr. Association between serum 25-hydroxyvitamin D level and upper respiratory tract infection in the Third National Health and Nutrition Examination Survey. Arch Intern Med. 2009 Feb 23;169(4):384-90. doi: 10.1001/archinternmed.2008.560. PMID: 19237723; PMCID: PMC3447082.

Adams JS, Hewison M. Unexpected actions of vitamin D: new perspectives on the regulation of innate and adaptive immunity. Nat Clin Pract Endocrinol Metab. 2008;4(2):80–90.

Beser E, Cakmakci T. Factors affecting the morbidity of vitamin D deficiency rickets and primary protection. East Afr Med J. 1994;71(6):358–362. 

Weber G, Heilborn JD, Chamorro Jimenez CI, Hammarsjo A, Törmä H, Stahle M. Vitamin D induces the antimicrobial protein hCAP18 in human skin. J Invest Dermatol. 2005;124(5):1080-9.

Dietary Reference Intakes for Calcium, Phosphorus, Magnesium, Vitamin D, and Fluoride. National Academy Press; Washington, DC: 1999. Standing Committee on the Scientific Evaluation of Dietary Reference Intakes Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. Vitamin D; pp. 250–87.