Selasa, 18 April 2023 10:10 WIB

Mengapa Obat Antidepresi Seperti Amitriptyline Bisa Digunakan untuk Antinyeri ?

Responsive image
13533
Dr. Putu Agus Surya Panji, Sp.An, KIC - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Amitriptyline adalah obat golonga antidepresan, yang digunakan untuk mengatasi depresi dan kejang. Obat ini juga sering digunakan untuk memperbaiki suasana hati atau mood serta meringankan gejala kecemasan. Selain itu, amitriptyline juga sering digunakan untuk mengatasi nyeri neuropatik atau nyeri akibat gangguan pada sistem saraf, salah satunya yang paling sering adalah untuk mengatasi sakit kepala sebelah (migraine). Amitriptyline bekerja dengan menghambat zat kimia tertentu yang disebut neurotransmiter pada otak dan sistem saraf sehingga gejala - gejala depresi dan nyeri dapat hilang.

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik   dan emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan.

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (permukaan atau dalam, terlokalisir atau menyeluruh). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output otonom.

Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya merupakan persepsi panca indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri berbeda dengan stimulus panca indera, karena stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan jaringan atau yang berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan.

Bagi dokter, nyeri adalah suatu masalah yang harus diperhatikan. Selain itu nyeri merupakan alasan tersering yang dikeluhkan pasien ketika berobat kedokter. Banyak institusi sekarang menyebut nyeri sebagai tanda vital kelima (fifth vital sign), dan mengelompokkannya bersama tanda - tanda klasik seprti : suhu, nadi, dan tekanan darah. Sudah menjadi kewajaran bahwa manusia sejak awal berupaya sedemikian untuk mengerti tentang nyeri dan mencoba mengatasinya.

Lalu mengapa Amitriptyline bisa digunakan untuk antinyeri ? Amitriptyline bekerja dengan cara menghambat ambilan kembali neurotransmiter serotonin dan norepinefrin di celah sinaps. Amitriptyline juga memiliki ikatan pada reseptor alfa adrenergik, histamin (H1) dan reseptor muskarinik (M1). Blokade transporter serotonin dan norepinefrin pada celah sinaps meningkatkan jumlah neurotransmitter ini pada celah sinaps. Efek hambatan pada reseptor H1 menyebabkan sedasi. Karena terjadi peningkatan neurotransmiter serotonin, makan proses pembentukan nyeri yang akan dihambat sehingga nyeri berkurang atau bahkan menghilang.

Namun amitriptyline memiliki efek samping diantaranya Kembung, konstipasi, pupil membesar, diare, penurunan hasrat seksual, rambut rontok, kemerahan pada kulit, meningkatnya sensitifitas pada cahaya, pembengkakan kelenjar tiroid.

 

 

Referensi :

Bonica’s , 2001, Management of Pain. Lippincott, William & Wilkins Philadelphia, pp 3-16

IASP (International Association for the Study of Pain). 1979. Pain terms: A list with, definitions and notes on usage. Pain, 6 (3), 249–252.

Morgan, G.E., Pain Management, In: Clinical Anesthesiology 2nd ed. Stamford: Appleton and Lange, 1996, 274-316.