Senin, 17 April 2023 11:17 WIB

Krisis Hipertensi: Segera Mencari Bantuan Sebelum Terlambat

Responsive image
419
dr. Faizah Khusnayain Wijayanti - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Hipertensi diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menderita hipertensi diantaranya ialah genetik, merokok, berat badan berlebih, konsumsi garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik, kolesterol tinggi, dan tingkat stress yang tinggi. Tekanan darah di atas 130/90 mmHg dapat digolongkan sebagai hipertensi. Hipertensi dapat dikendalikan dengan mengontrol faktor penyebabnya seperti mengurangi asupan garam, beraktivitas fisik 3-4 kali per minggu, berhenti merokok, serta dengan mengonsumsi obat-obatan anti hipertensi.

Ada kalanya hipertensi menjadi tidak terkontrol dan dapat berakibat fatal. Kondisi demikian disebut sebagai krisis hipertensi. Krisis hipertensi ditandai dengan tekanan darah yang meningkat dengan cepat dan melebihi 180/120 mmH disertai dengan satu atau lebih gejala seperti nyeri kepala hebat, sesak napas, mimisan, dan juga gangguan cemas berat. Akibat dari tekanan darah yang tidak terkontrol tersebut antara lain dapat berujung menjadi stroke, serangan jantung, eklamsia (kejang pada ibu hamil),  kerusakan pada mata dan ginjal, hilang kesadaran, bahkan hilang ingatan.

Untuk menentukan tindakan yang segera dilakukan, krisis hipertensi dikategorikan menjadi dua, yaitu hipertensi urgency dan hipertensi emergency.

Hipertensi Urgency

Apabila tekanan darah Anda melebihi 180/120 mmH, tunggu lima menit lalu ulangi pengukuran tekanan darah. Apabila hasilnya tetap namun Anda tidak mengalami gejala yang mengindikasikan adanya kerusakan organ seperti gejala nyeri dada, sesak napas, nyeri punggung, baal dan kelemahan anggota tubuh, pandangan kabur, atau bicara pelo, maka kondisi ini dapat dikategorikan sebagai hipertensi urgency. Tindakan yang dilakukan dokter adalah mengubah dosis obat hipertensi atau menambah obat lain. Kondisi hipertensi urgency biasanya tidak dirawatinapkan.

Hipertensi Emergency

Apabila tekanan darah melebihi 180/120 mmH dan Anda mengalami gejala yang mengindikasikan adanya kerusakan organ seperti gejala nyeri dada, sesak napas, nyeri punggung, baal dan kelemahan anggota tubuh, pandangan kabur, atau bicara pelo, maka kondisi ini dapat dikategorikan sebagai hipertensi emergency. Segera cari bantuan medis! Pada kondisi emergensi, ada baiknya Anda menyiapkan catatan mengenai pemantauan tensi Anda selama ini dan juga obat-obatan apa saja yang Anda konsumsi. Hal ini guna memudahkan tim medis dalam memberikan pertolongan kepada Anda.

 

 

Referensi:

https://emedicine.medscape.com/article/1952052-overview

Sumber gambar: freepik.com