Senin, 17 April 2023 10:27 WIB

Diet Rendah Kalori pada Penderita Diabetes Mellitus Series 03- Fokus pada Efek Samping dan Kemananan pada Diet Rendah Kalori

Responsive image
333
Ida Bagus Aditya Nugraha1, Eka Satyawati2, Ketut S - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Di bawah pengawasan medis, VLCD umumnya dianggap aman, tetapi sejumlah efek samping, terutama pada tahap awal pemberian diet cair, dapat terjadi, termasuk kelelahan, sembelit, dan diare. Efek samping yang lebih serius jarang terjadi dan termasuk hiperurisemia, asam urat, dan komplikasi jantung. Karena asupan lemak yang lebih rendah, kekhawatiran tentang pengembangan batu empedu dengan diet rendah kalori, termasuk VLCD telah dilaporkan. Mengganti karbohidrat dan protein dengan lemak tambahan dalam formula diet cair berpotensi mempengaruhi pengosongan kandung empedu yang dapat mengurangi risiko pembentukan batu empedu. Karena penggunaan VLCD tanpa pengawasan dapat mengakibatkan komplikasi medis yang serius, pemantauan medis intensif dan komprehensif oleh dokter dalam hubungannya dengan ahli gizi sangat dianjurkan.

Risiko hipoglikemia dapat meningkat dengan penggunaan gabungan agen hipoglikemia oral, khususnya sulfonilurea (yaitu, gliclazide, glimepiride), atau insulin eksogen, dengan protokol VLCD. Oleh karena itu, pengawasan medis yang ketat dan penyesuaian dosis atau penghentian agen hipoglikemik oral dengan VLCD dianjurkan, terutama selama fase penggantian makanan total. Selain itu, individu harus dilatih dalam penggunaan pemantauan glukosa darah di rumah selama periode penyesuaian obat antidiabetes. Obat-obatan untuk hipertensi juga sering menurun atau dihentikan pada awal protokol VLCD, tetapi harus diperkenalkan kembali jika hipertensi meningkat atau kembali. Juga, dengan bahaya hipotensi dan gangguan elektrolit, penghentian diuretik juga harus dipertimbangkan.

Tujuan utama dalam tatalaksana Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2) ialah terkontrolnya kadar glukosa darah, yang dapat dicapai dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Pendekatan non-farmakologis meliputi peningkatan aktivitas fisik dan pengurangan massa lemak tubuh dengan membatasi kandungan kalori makanan. Beberapa studi telah menunjukkan pengaruh efektif diet rendah kalori dalam penatalaksaan DMT2. Namun, diet rendah kalori harus diimbangi dengan program terpadu dan komprehensif yang berfokus pada pemeliharaan jangka panjang tatalaksana DMT2, dengan pengawasan tenaga ahli. Sehingga remisi DMT2 tercapai dan kualitas hidup penderita dapat meningkat.

 

 

Referensi :

Gilardini L, Vallone L, Cottafava R, et al. Insulin sensitivity deteriorates after short-term lifestyle intervention in the insulin sensitive phenotype of obesity. Obes Facts. 2012; 5: 68-76.

Livesey, G. et al. Dietary glycemic index and load and the risk of type 2 diabetes: a systematic review and updated meta-analyses of prospective cohort studies. Nutrients 11, 1280 (2019)

Frost, G. et al. The short-chain fatty acid acetate reduces appetite via a central homeostatic mechanism. Nat. Commun. 5, 3611 (2014)

Sanna, S. et al. Causal relationships among the gut microbiome, short-chain fatty acids and metabolic diseases. Nat. Genet. 51, 600–605 (2019).

Robert R Henry, Barry Gumbiner; Benefits and Limitations of Very-Low-Calorie Diet Therapy in Obese NIDDM. Diabetes Care 1 September 1991; 14 (9): 802–823.