Senin, 17 April 2023 10:21 WIB

Anemia Ibu Hamil Berakibat Stunting pada Anak Hingga Kematian Ibu

Responsive image
4970
A A Istri Putri Wahyuni, SKM,MM - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Hingga kini Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian dan menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.  Anemia yang umumnya disebut kurang darah merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin (Hb), dimana Hb dalam darah berada pada tingkat yang lebih rendah dari batas normalnya.  Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain defisiensi zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, penyakit infeksi, faktor bawaan dan pendarahan.  Anemia dapat dialami oleh semua kelompok umur, mulai dari Balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. 

Ibu hamil termasuk kelompok yang sangat rentan mengalami anemia, hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya kebutuhan tubuh ibu akan zat besi, seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.  Menurut WHO, ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) <11>Center Of Disease Control and Prevention mendefinisikan anemia pada ibu hamil sebagai berikut:

  • Hb <11>
  • Hb <10>
  • serta <10>

Selama masa kehamilan, tubuh akan memproduksi lebih banyak darah demi mendukung perkembangan janin dalam kandungan. Namun saat ibu hamil mengalami anemia, darah tidak memiliki sel darah merah yang cukup sehat untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh ibu dan juga janin.  Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan, prosentase ibu hamil yang mengalami anemia adalah 48.9%, ini berarti sekitar 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia menderita anemia.  Gejala anemia pada ibu hamil biasanya tidak terlihat jelas hingga tak jarang diabaikan, namun seiring bertambahnya usia kehamilan gejalanya bisa semakin memburuk.  Para ibu hamil sudah seharusnya waspada dan mengenali gejala anemia seperti berikut ini:

  • Tubuh terasa lemah, letih, dan lesu terus menerus
  • Pusing
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Sakit atau nyeri dada
  • Warna kulit, bibir, dan kuku memucat
  • Tangan dan kaki dingin
  • Sulit berkonsentrasi

Anemia pada ibu hamil yang tidak tertangani akan berdampak terhadap tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu.  Anemia pada ibu hamil disebabkan karena kurangnya asupan gizi, terutama zat besi selama kehamilan yang kebutuhannya terus-menerus meningkat sesuai dengan usia kehamilan. Zat besi adalah zat gizi penting untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan dan organ tubuh. Jika ibu hamil tidak mendapatkan zat besi yang cukup atau nutrisi penting lainnya, maka tubuh tidak akan mampu memproduksi sel darah merah.

Selama masa kehamilan, jumlah darah dalam tubuh Ibu meningkat hingga 50% lebih banyak dibandingkan dengan kondisi tubuh dalam keadaan normal, sehingga ibu hamil memerlukan banyak zat besi yang membentuk hemoglobin untuk mengimbangi kenaikan volume darah, serta memenuhi kebutuhan zat besi bagi perkembangan janin dan plasenta. Jadi kekurangan asupan gizi termasuk zat besi sejak bayi dalam kandungan merupakan cikal bakal anak mengalami stunting, selain akibat kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi selama masa tumbuh kembangnya. 

Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Data Riskesdas tahun 2018 juga menunjukkan bahwa ada 23 persen bayi yang lahir di Indonesia dalam keadaan stunting. Karena itu Kementerian Kesehatan menargetkan penurunan angka stunting melalui Gerakan ibu hamil sehat.  Salah satu upaya untuk menekan angka stunting atau balita tumbuh pendek adalah dengan memastikan kebutuhan nutrisi selama ibu mengandung hingga melahirkan dan menyusui. Untuk menjaga agar janin dan ibu tetap sehat hingga menghasilkan generasi bebas stunting, selama kehamilan lakukan hal berikut ini:

  1.  Minum Tablet Tambah Darah
  2.  Konsumsi makanan bergizi, makanan alami dengan zat besi seperti: daging, oatmeal, beras merah, kacang-kacangan, dan sayuran yang berwarna hijau tua, termasuk asupan gizi tambahan sesuai rekomendasi dari dokter dan petugas kesehatan
  3.  Hindari rokok dan konsumsi alkohol
  4.  Lakukan pemeriksaan rutin, sedikitnya 6 kali selama kehamilan termasuk pemeriksaan dokter dengan USG
  5.  Dukungan sepenuhnya dari suami serta keluarga selama kehamilan hingga melahirkan

 

 

Referensi:

Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat KEMENTERIAN KESEHATAN 2020 

ttps://health.kompas.com/read/2021/10/19/150300668/8-penyebab-anemia-pada-ibu-hamil-yang-perlu-diwaspadai?page=all.

Rabbania Hiksas, Rima Irwanda, Noroyono Wibowo. Anemia Defisiensi Besi. Persatuan Obstetri dan Gynekologi Indonesia. Jakarta; 2021

Dari berbagai sumber