Senin, 17 April 2023 10:12 WIB

Mitos Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah

Responsive image
293
dr. Fadhilla Umami - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Mitos adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut suatu kondisi atau hal yang dipercaya namun tidak berdasarkan fakta ilmiah. Penyakit jantung dan pembuluh darah tak terlepas dari mitos yang beredar pada masyarakat. Banyak masyarakat yang salah paham mengenai penyakit ini diantaranya penyakit jantung hanya dimiliki oleh orang yang sudah tua atau seseorang yang sering makan gorengan. Namun apakah ini benar? Faktanya penyakit jantung dapat menyerang segala usia dan bahkan seseorang yang makan dengan benar sekalipun.

Pemikiran yang salah mengenai mitos yang beredar dapat berbahaya bagi Kesehatan jantung, untuk itu perlu kita luruskan berbagai mitos yang selama ini beredar di masyarakat luas. Berikut merupakan penjelasan menurut American Heart Association.

  1. “Terlalu muda untuk khawatir tentang penyakit jantung”. Sejak masa kanak-kanak dan remaja, plak dapat mulai menumpuk di arteri yang kemudian menyebabkan arteri tersumbat dan menyababkan penyakit jantung. Gaya hidup saat ini mempengaruhi resiko penyakit jantung dikemudian hari. Orang yang lebih muda dapat mengalami penyakit jantung terutama karena obesitas, diabetes tipe 2 dan faktor risiko lainnya menjadi lebih umum pada usia yang lebih muda.
  2. “Akan ada gejala peringatan bila memiliki tekanan darah tinggi”. Seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi tidak selalu memiliki gejala yang khas, bahkan sangat mungkin apabila tidak bergejala apapun untuk itu tekanan darah tinggi dapat disebut “Silent Killer”. Jangan menunggu adanya gejala yang dirasakan untuk menilai adanya penyakit pada tubuh kita. Cara agar dapat mengetahui apakah anda memiliki tekanan darah tinggi atau tidak adalah dengan memeriksakannya. Pengobatan dini tekanan darah tinggi sangat penting karena, jika tidak diobati, dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal dan masalah kesehatan serius lainnya
  3. ”Saya akan tahu kapan saya mengalami serangan jantung bila mengalami nyeri dada”. Hal ini belum tentu terjadi. Nyeri dada dan ketidaknyamanan di dada adalah hal yang umum terjadi , namun serangan jantung terkadang dapat menimbulkan gejala yang tidak khas seperti sesak napas, mual, merasa pusing, dan rasa sakit atau ketidaknyamanan di salah satu atau kedua lengan, rahang, leher atau punggung. Hal ini harus ditangani segera.
  4. "Diabetes tidak akan membahayakan jantung saya selama saya minum obat”. Mengobati diabetes dapat memperlambat perkembangan penyakit kardiovaskulat namun biarpun kadar gula terkendali seseorang masih memiliki resiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke. Faktor lain yang juga memperberat penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas, kurang aktivitas fisik dan merokok.
  5. Pasrah dan tidak berusaha untuk mencegah timbulnya penyakit jantung karena keluarga mengidap jantung. Memiliki riwayat penyakit jantung pada keluarga menjadi resiko tinggi untuk munculnya penyakit jantung, namun ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko ini. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko penyakit jantung daintaranya aktif bergerak dan kendalikan kolesterol
  6. Usia muda tidak perlu memeriksakan nilai kolestrol. Pendapat ini adalah hal yang keliru. American Heart Association merekomendasikan Anda untuk mulai memeriksakan kolesterol Anda setiap 5 tahun mulai usia 20 tahun. Bila memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung maka pemeriksaan kadar koleterol dapat dilakukan lebih awal. Anak yang ditemukan memiliki kadar kolesterol tinggi memiliki peningkatan resiko untuk terkena penyakit jantung saat dewasa. Olah raga secara teratur dan makan makanan sehat dapat menurunkan resiko tersebut.
  7. Gagal jantung menandakan jantung berhenti mendadak. Istilah ini kurang tepat. Jantung tiba-tiba berhenti berdetak selama serangan jantung, bukan gagal jantung. Ketika gagal jantung, jantung tetap bekerja namun tidak sebaik seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan di kaki, sesak, batuk, atau mengi yang terus menerus. Bila henti jantung seseorang akan hilang kesadaran dan nafaspun akan berhenti.
  8. Rasa sakit yang teras pada kaki merupakan tanda penuaan dn tidak ada hubungan dengan penyakit jantung. Banyak hal yang dapat menyebaban nyeri kaki salah satunya Penyakit Arteri Perifer (PAD). PAD dapat disebabkan pleh penyumbatan arteri pada kaki yang disebabkan oleh penumpukan plak. Penderi PAD memiliki resiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke.
  9. Jantung yang berdetak cepat adalah serangan jantung. Denyut jantung yang cepat masih dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang normal. Olah raga atau ketika sedang bersemangat dapat meningkatkan denyut jantung sementara ketika sedang tidur denyut jantung akan melambat. Denyut jantung yang cepat dapat juga dikatakan tidak normal bila mengacu ke arah aritmia. Sebagian besar aritmia tidak berbahaya namun beberapa dapat menetap dan mempengaruhi fungsi jntung sehingga memerlukan perawatan.
  10. Tidak boleh berolahraga setalah mengalami serangan jantung. Setelah mengalami serangan jantung sesegera mungkin mulailah berolahraga dengan pemilihan yang tepat. American Heart Association merekomendasikan setidaknya dua setengah jam aktivitas fisik intensitas sedang setiap minggu untuk kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang selamat dari serangan jantung yang secara teratur aktif secara fisik dan membuat perubahan jantung-sehat lainnya hidup lebih lama daripada mereka yang tidak melakukan aktifitas fisik secara keseluruhan.  Konsultasi untuk menentukan olah raga yang tepat dapat dilakukan di pelayanan kesehatan.

 

Referensi:

https://www.heart.org/en/health-topics/consumer-healthcare/what-is-cardiovascular-disease/top-10-myths-about-cardiovascular-disease

Sumber gambar : freepik.com