Senin, 17 April 2023 10:11 WIB

Avaskuler Nekrosis

Responsive image
894
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sistem peredaran darah memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh manusia. Sistem peredaran darah bertugas untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, serta berperan dalam proses metabolisme. Oleh karena itu, kesehatan dan kelancaran aliran darah harus selalu dijaga agar tidak menyebabkan gangguan pada organ tubuh. Salah satu penyakit yang muncul karena gangguan peredaran darah adalah avascular necrosis, yaitu kematian jaringan tulang karena kekurangan suplai darah.

Avascular necrosis atau yang juga disebut osteonecrosis dapat menyebabkan kerusakan kecil pada tulang yang akhirnya menyebabkan pengeroposan tulang. Avascular necrosis dapat menyebabkan nyeri sendi, terutama pada pinggul. Jika tidak diobati avascular necrosis dapat menyebabkan tulang kolaps (berpindah dari posisi seharusnya). Kondisi inilah yang akan menimbulkan nyeri ketika menggerakkan sendi yang terkena, bahkan pada kasus yang parah sendi tetap nyeri meski tidak digerakkan. Penyakit ini dapat menyerang siapa pun, tetapi paling sering terjadi pada orang berusia antara 30 sampai 50 tahun. Meski umum terjadi pada orang yang berusia lebih dari 30 tahun, kondisi ini pada dasarnya bisa dialami oleh siapa saja dari segala usia. Pada tahap awal, avascular necrosis umumnya tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring waktu, sendi yang terkena gangguan ini akan terasa nyeri saat bergerak. Ketika kondisi sudah semakin parah, sendi dapat terasa nyeri meski tidak digerakkan.

Penyebab Avascular Necrosis

Avascular necrosis terjadi akibat berkurangnya pasokan darah ke tulang. Beberapa kondisi yang dapat membuat pasokan darah ke tulang berkurang adalah:

  • Cedera pada sendi atau tulang

      Cedera seperti dislokasi bisa merusak pembuluh darah di sekitar sendi yang bermasalah, sehingga menghambat pasokan darah ke tulang.

  • Penumpukan lemak di pembuluh darah

      Lemak bisa menutup pembuluh darah kecil dan mengakibatkan berkurangnya pasokan darah ke tulang. Hal ini dapat terjadi pada orang yang menggunakan kortikosteroid untuk waktu yang lama atau orang yang kecanduan alkohol.

  • Penyakit

      Beberapa penyakit yang bisa mengurangi pasokan darah ke tulang dan menyebabkan avascular necrosis adalah anemia sel sabit, penyakit Gaucher, pankreatitis, diabetes, ;lupus, dan HIV/AIDS.

  • Tindakan medis

      Tindakan medis, seperti radioterapi, bisa melemahkan tulang dan merusak pembuluh darah. Selain radioterapi, tindakan transplantasi ginjal juga diduga dapat menyebabkan avascular necrosis.

Beberapa faktor yang membuat seseorang lebih berisiko menderita kondisi ini, yaitu :

  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Mengonsumsi obat steroid, seperti cortisone dan prednisone, dalam waktu lama
  • Menderita penyakti tertentu, seperti penyakit Legg-Calve-Perthes
  • Berusia 30–60 tahun

Gejala Avascular Necrosis

Avascular necrosis umumnya tidak menimbulkan gejala di awal. Namun, seiring kondisi berkembang, penderita avascular necrosis dapat merasakan gejala seperti berikut:

  • Nyeri ringan hingga berat di area sendi yang terserang
  • Nyeri pada pangkal paha yang menyebar hingga ke lutut
  • Nyeri ketika menopang beban tubuh dengan pinggul atau lutut
  • Nyeri sendi yang cukup parah hingga membatasi pergerakan

Jika avascular necrosis terjadi pada tulang rahang, gejala yang dapat muncul meliputi penonjolan tulang rahang yang disertai nyeri, nanah, atau keduanya. Gejala avascular necrosis juga dapat terjadi pada kedua sisi tubuh, misalnya pada kedua lutut.

Avascular necrosis biasanya berkembang dalam kurun waktu 1 bulan hingga 1 tahun. Namun, rasa nyeri juga bisa tiba-tiba bertambah parah akibat adanya retakan-retakan kecil di dalam tulang yang disebut mikrofraktur.

Pemeriksaan Avascular Necrosis

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menekan daerah di sekitar sendi untuk melihat adanya bagian yang terasa lunak dan menggerakan sendi ke berbagai posisi untuk menilai kemampuan geraknya. Agar hasil diagnosis lebih akurat, dokter juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Foto Rontgen, untuk melihat perubahan tulang yang terjadi akibat avascular necrosis
  • MRI atau CT scan, untuk melihat kondisi tulang dengan lebih detail

Jika hasil pemeriksaan di atas menunjukkan tidak ada masalah dan pasien juga tidak memiliki faktor risiko terserang penyakit ini, maka dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lain yang disebut bone scan guna memastikan kondisi.

Pemeriksaan bone scan diawali dengan menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah. Zat tersebut akan menuju ke daerah tulang yang mengalami gangguan dan akan tertangkap saat dilakukan foto dengan kamera gamma.

Penanganan Avascular Necrosis

Pengobatan untuk avascular necrosis akan disesuaikan dengan usia pasien, penyebab penyakit, bagian tulang yang rusak, dan tingkat kerusakannya.

1.    Obat obatan

Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat diresepkan dokter untuk mengobati avascular necrosis:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Obat-obatan seperti ibuprofen atau diclofenac bisa mengurangi gejala peradangan, seperti nyeri.

  • Obat penurun kolesterol

Penurunan kadar lemak dalam darah bisa mencegah penyumbatan pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya avascular necrosis.

  • Antikoagulan

Jenis obat antikoagulan, seperti warfarin, akan disarankan dokter untuk mencegah penggumpalan darah.

  • Obat bifosfonat

Pada sebagian kasus, obat bifosfonat seperti alendronate bisa memperlambat perkembangan penyakit avascular necrosis. Namun, terdapat juga laporan bahwa bifosfonat justru menyebabkan avascular necrosis pada tulang rahang.

2.    Operasi / bedah

  • Transplantasi tulang

Prosedur ini bertujuan untuk mengganti tulang yang rusak dengan tulang yang sehat dari area lain di tubuh pasien.

  • Penggantian sendi

Jika bagian yang sakit sudah tidak mungkin lagi diperbaiki, pasien bisa menjalani operasi bedah untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi imitasi atau buatan dari logam.

  • Osteotomi

Pada prosedur ini, bagian tulang yang rusak akan dibuang dan bagian yang masih sehat diharapkan akan membentuk ulang struktur tulang untuk memperkuat tumpuan pada sendi, agar bisa digunakan lebih baik.

  • Dekompresi inti tulang

Prosedur dekompresi inti tulang dilakukan dengan membuang bagian dalam tulang untuk mengurangi beban pada sendi dan agar terbentuk pembuluh darah baru.

 

 

Referensi :

Intan Permata Wijaya, 2019, Avaskuler nekrosis kepala femur kanan ec. Osteomyelitis kronis sendi lutut kanan Jurnal kedokteran fakultas kedokteran Universitas Udayana Denpasar

Lespasio, M.J., Sodhi, N., & Mont, M.A. (2019). Osteonecrosis of the Hip: A Primer. The Permanente Journal, 23, pp. 18-100.

Narayanan, et al. (2017). Avascular Necrosis of Femoral Head: A Metabolomic, Biophysical, Biochemical, Electron Microscopic and Histopathological Characterization. Scientific Reports, 7 (1), pp. ISSN: 28878383.

Johns Hopkins Medicine (2020). Conditions and Diseases. Avascular Necrosis.

McDowell, S. Healthline (2018). Everything You Should Know about Avascular Necrosis (Osteonecrosis).

WebMD (2019). Arthritis. Avascular Necrosis (AVN or Osteonecrosis).