Senin, 17 April 2023 09:08 WIB

Mengapa Obat Anti Cemas Pregabalin Digunakan sebagai Penghilang Nyeri? Ini Penjelasannya

Responsive image
17537
Dr. Tjahya Aryasa EM, Sp.An, KAO - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pernahkah anda mendengar obat Pregabalin? Atau mungkin anda sedang mengkonsumsinya? Obat yang tersedia dalam bentuk kapsul ini merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan dan juga sebagai anti kejang. Pregabalin membantu menghambat senyawa kimia pada otak yang berperan dalam proses munculnya rasa cemas, selain. itu juga menekan aktifitas listrik yang tidak normal pada sistem saraf sehingga dapat menghentikan kondisi kejang.

Namun, pernahkan anda bertanya mengapa obat cemas justru diberikan pada pasien dengan keluhan nyeri? Jawabannya adalah karena obat Pregabalin dapat memberikan efek di beberapa tempat di dalam tubuh manusia, termasuk salah satunya mempengaruhi senyawa-senyawa pada otak. Obat ini bekerja mengambat senyawa kimia di dalam tubuh yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri. Pregabalin kerap kali digunakan sebagai obat untuk meredakan nyeri saraf, nyeri pada luka sayatan, dan nyeri inflamasi. Selain itu obat ini biasanya diberikan pada pasien yang akan menjalani operasi. Dengan pemberian Pregabalin sebelum tindakan pembedahan, terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri paska operasi serta dapat mengurangi penggunaan obat narkotika untuk mengatasi nyeri. Aturan minum obat Pregabalin ini harus dikonsultasikan dengan Dokter, karena setiap pasien memiliki kebutuhan yang berbeda.

Dalam sebuah studi, obat anti cemas Pregabalin terbukti dapat mengatasi kondisi nyeri saraf pada pasien diabetes, nyeri saraf setelah mengalami infeksi herpes, dan nyeri saraf sentral. Pregabalin memiliki harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan obat lain dengan golongan yang sama, sehingga dapat menjadi pilihan untuk memangkas biaya pengobatan pasien. Selain lebih murah, dibandingkan dengan obat lain dengan golongan yang sama, terapi pasien menggunakan obat Pregabalin ini membutuhkan dosis yang lebih sedikit karena memiliki kekuatan yang lebih besar, sehingga efek samping lebih jarang ditemui.

Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah pusing dan mengantuk, selain itu dapat menyebabkan mulut kering, bengkak pada kaki, pandangan kabur, penambahan berat badan, serta gangguan konsentasi.

Penting untuk memberitahukan kepada Dokter obat yang sedang anda konsumsi saat ini, karena ada risiko terjadi interaksi obat yang mungkin menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

 

 

Referensi :

Baidya, et al. Pregabalin in acute and chronic pain. 2011. Department of Anesthesia and Intensive Care, All India Institute of Medical Sciences, New Delhi, India.

Gajraj NM. Pregabalin for pain management. Pain Pract 2005;5:95–102

Tremont-Lukats I, Megeff C, Backonja M. Anticonvulsants for neuropathic pain syndromes: mechanisms of action and place in therapy. Drugs 2000;60:1029–52

Dickenson AH, Matthews EA, Suzuki R. Neurobiology of neuropathic pain: mode of action of anticonvulsants. Eur J Pain 2002;6:51–60

Dubinsky RM, Kabbani H, El-Chami Z, Boutwell C, Ali H. Practice parameter: treatment of postherpetic neuralgia: an evidence-based report of the Quality Standards Subcommittee of the American Academy of Neurology. Neurology 2004; 63:959–65

Beydoun A, Backonja M. Mechanistic stratification of antineuralgic agents. J Pain Symptom Manage 2003;25:S18–S30