Kamis, 13 April 2023 11:48 WIB

Pemanis Buatan Berisiko Penyakit Jantung

Responsive image
352
dr. Yogi Subandra Dwitama - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Saat ini tren makanan dan minuman banyak didominasi oleh makanan dan minuman memiliki rasa manis. Tingginya permintaan makanan dan minuman manis ini mengakibatkan tingginya kebutuhan gula sebagai bahan dasar pemanis dalam produk tersebut. Hal tersebut juga mendorong munculnya alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan pemanis yaitu pemanis buatan. Sehingga saat ini kita tidak dapat terlepas kemungkinan mengkonsumsi pemanis buatan dalam kehidupan sehari hari.

Pada beberapa bulan terakhir terdapat penelitiaan besar yang mengungkapkan hubungan antara pemanis buatan terhadap penyakit jantung. Penelitiaan tersebut bernama Nutrinet-Sante Cohort dan diterbitkan oleh BMJ. Penelitiaan ini bertujuan melihat hubungan antara pemanis buatan dengan penyakit kardiovaskular.

Populasi penelitiaan ini cukup besar yaitu sebanyak 103.388 orang yang didapatkan selama hampir 12 tahun. Peserta ini dilakukan pendataan terkait makanan yang dikonsumsi selama 24 terakhir menggunakan kuesioner, kemudian pengamatan terus menerus hingga keluaran penyakit kardiovaskular  sesuai dengan catatan medis. Pada penelitiaan ini secara data didapatkan 37% peserta mengkonsumsi sebanyak 42 mg/hari atau setara 100 ml minuman bersoda. Sedangkan terkait data keluaran penyakit kardiovaskular didapatkan 1.502 kejadian kardiovaskular. Hasil penelitiaan ini didapatkan peserta yang mengkonsumi pemanis buatan terjadi peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu juga didapatkan terdapat tiga jenis pemanis buatan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular yaitu aspartame, acesulfame potassium, dan sucralose.  

Selain itu WHO juga melakukan penelitiaan yang mengambarkan pemanis buatan tidak dapat menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan gula sebagai pemanis tambahan. Didapatkan juga pada penelitiaan tersebut pemanis buatan juga memiliki peningkatan risiko kejadian penyakit jantung.

Munculnya pemanis buatan ini dianggap bisa menjadi salah satu alternatif pemanis tambahan dengan harapan dapat mendapatkan manis yang sama dan tidak memberikan dampak kesehatan yang lebih buruk. Sayangnya penelitiaan terakhir tidak memberikan hasil yang sejalan dengan harapan tersebut.

Dalam rangka yang melakukan pencegahan penyakit kardiovaskular dan menjaga kesehatan tubuh, salah satu cara untuk mencapainya yaitu kita sebaiknya juga dapat berusaha membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak harian kita. Berdasarkan Permenkes No. 30/2013, menjaga asupan gula garam dan lemak sesuai dengan rekomendasi maksimum, yaitu gula sebanyak 50 gram per hari (4 sdm), garam sebanyak 2 gram (sdt), dan lemak sebanyak 67 gram (5 sdm). Yuk lebih menjaga demi jantung yang lebih sehat kemudian hari.

 

 

Referensi:

Rios-Leyvraz M, Montez J. Health effects of the use of non-sugar sweeteners: a systematic review and meta-analysis. 2022.

Debras C, Chazelas E, Sellem L, Porcher R, Druesne-Pecollo N, Esseddik Y, et al. Artificial sweeteners and risk of cardiovascular diseases: Results from the prospective NutriNet-Santé cohort. The BMJ. 2022;

Sumber Gambar : freepik.com