Selasa, 11 April 2023 09:46 WIB

Atrial Flutter

Responsive image
1192
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Atrial flutter adalah kondisi ketika bilik atas jantung (atrium) berdetak terlalu cepat. Ini mengakibatkan jantung berdetak dengan ritme yang cepat, tetapi biasanya teratur. Atrial flutter adalah jenis gangguan irama jantung (aritmia) yang disebabkan oleh masalah pada sistem kelistrikan jantung. Atrial flutter mirip atrial fibrilasi (atrial fibrillation), kelainan umum yang membuat jantung berdetak dengan pola abnormal. Orang dengan atrial flutter memiliki ritme jantung yang lebih teratur dan tidak semrawut dibanding atrial fibrilasi. Kadang seseorang bisa mengalami episode atrial flutter dan atrial fibrilasi.

Orang dengan atrial flutter mungkin tidak memiliki gejala. Namun, gangguan tersebut dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi lainnya. Normalnya, jantung berdenyut sebanyak 60–100 kali per menit saat tubuh dalam kondisi diam. Akan tetapi, pada atrial flutter, denyut jantung menjadi sangat cepat, yaitu sampai 150 kali per menit bahkan lebih. Pada atrial fibrilasi, jantung berdenyut cepat dan iramanya sangat tidak beraturan. Sementara pada atrial flutter, irama jantung masih teratur meskipun denyutnya juga sangat cepat.

 

Penyebab Atrial Flutter

Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya atrial flutter. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat adanya gangguan pada sel-sel penghasil sinyal listrik jantung yang berfungsi mengontrol denyut jantung.

Gangguan sinyal listrik jantung tersebut dapat disebabkan oleh kelainan atau penyakit pada jantung, seperti:

  • Penyakit jantung koroner 
  • Gagal jantung
  • Penyakit jantung rematik 
  • Penyakit jantung bawaan, seperti atrial septal defect 
  • Peradangan pada lapisan jantung (perikarditis) 
  • Kelainan otot jantung (kardiomiopati)
  • Penyakit katup jantung
  • Riwayat operasi jantung terbuka
  • Serangan jantung

 

Selain kelainan dan penyakit pada jantung, ada juga beberapa kondisi pada bagian tubuh lain yang dapat mengakibatkan gangguan sinyal listrik jantung, yaitu :

  • Kekurangan oksigen parah (hipoksia) 
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Emfisema    
  • Emboli paru
  • Kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) 
  • Pheochromocytoma       
  • Gangguan elektrolit
  • Keracunan digitalis
  • Sleep apnea      

 

Gangguan sinyal listrik jantung juga dapat disebabkan oleh kondisi yang berkaitan dengan gaya hidup, seperti:

  • Kecanduan alkohol
  • Penyalahgunaan NAPZA   
  • Kebiasaan merokok        
  • Konsumsi minuman berkafein secara berlebihan
  • Efek samping obat-obatan tertentu, seperti aminophylline, teofilin, epinephrine, obat pilek yang mengandung phenylpropanolamine, atau dobutamin. 

 

Faktor risiko atrial flutter

Atrial flutter lebih sering terjadi pada orang dengan faktor-faktor berikut :

  • Tekanan darah tinggi 
  • Berusia 50 tahun atau lebih
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  • Merokok
  • Menderita stres berat atau gangguan cemas dalam jangka panjang

 

Gejala Atrial Flutter

Gejala atrial flutter dapat bervariasi dan berlangsung dalam hitungan jam hingga hari. Beberapa gejalanya adalah:

  • Jantung berdebar     
  • Pusing atau terasa akan pingsan
  • Sesak napas         
  • Nyeri dada
  • Lemas
  • Linglung

 

Seperti yang telah dijelaskan, atrial flutter dan atrial fibrilasi memiliki gejala yang mirip. Terkadang, kedua kondisi tersebut bahkan bisa terjadi secara bersamaan.

 

Pemeriksaan Atrial Flutter

Pada pasien atrial flutter yang tidak stabil, dokter akan terlebih dahulu memberikan penanganan darurat sebelum memeriksa pasien. Pengobatan darurat yang dilakukan dokter meliputi:

  • Memberikan oksigen
  • Memasang infus untuk akses obat dan cairan
  • Melakukan kardioversi, yaitu menyetrum jantung dengan alat khusus

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

  • Rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG), untuk melihat aktivitas listrik jantung
  • Ekokardiogram, untuk memeriksa bentuk dan fungsi katup jantung
  • Holter monitor atau EKG portabel, yaitu alat yang ditempelkan di dada untuk merekam aktivitas listrik jantung selama 24 jam atau lebih
  • Elektrofisiologi, untuk merekam aktivitas listrik jantung dengan cara memasang kateter ke jantung
  • Tes darah, untuk mengetahui penyebab yang mendasari gangguan irama jantung, seperti hipertiroidisme

 

Penanganan Atrial Flutter

Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi atrial flutter adalah:

1.  Obat-obatan

Dokter akan memberikan obat antiaritmia, seperti dofetilide, sesuai dengan seberapa sering atrial flutter terjadi, penyebab yang mendasarinya, serta kondisi kesehatan pasien.

Selain obat antiaritmia di atas, dokter juga dapat memberikan obat pengencer darah atau antikoagulan, seperti warfarin dan heparin, untuk mencegah penggumpalan darah.

2.  Ablasi jantung

Ablasi jantung adalah prosedur untuk mematikan beberapa sel pacu listrik jantung untuk mengurangi aliran listrik ke jantung yang mengalami atrial flutter agar detak jantung normal kembali. Prosedur ini dilakukan jika terapi obat tidak efektif atau atrial flutter sering kambuh. Ablasi jantung dilakukan bersama kateterisasi jantung. Ada dua teknik prosedur ablasi jantung, yaitu dengan gelombang panas (radiofrequency ablation), atau menggunakan gas pembeku (cryoablation).

 

 

Referensi  :

I Ketut Raditya Surya, dkk, 2019, Ablasi radio frekwensi pada pasien dengan typical atrial flutter Jurnal kesehatan fakultas kdokteran Universitas Udayana Denpasar

Tisdale, J., et al. (2020). Drug-induced Arrhythmias: A Scientific Statement from the American Heart Association. Circulation, 142(15), e214-e233.

Wójtowicz-Marzec, M., Wysoki?ska, B., & Respondek-Liberska, M. (2020). Successful Treatment of Neonatal Atrial Flutter by Synchronized Cardioversion: Case Report and Literature Review. BMC Pediatrics, 20(1), pp. 370.

National Institutes of Health (2022). National Library of Medicine. Atrial Flutter.

Johns Hopkins Medicine (2023). Conditions and Diseases. Atrial Flutter.

Cleveland Clinic (2022). Disease & Conditions. Atrial Flutter.