Kamis, 30 Maret 2023 09:55 WIB

Body Dysmorphic Disorder

Responsive image
2461
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Bagi sebagian orang, kekurangan yang  terdapat pada tubuh atau fisik menjadi salah satu hal yang cukup mengganggu. Mulai dari masalah jerawat, bentuk tubuh, berat badan, tinggi badan, dan lain sebagainya. Sebenarnya, kekurangan yang terdapat pada fisik adalah suatu hal yang normal bagi setiap orang. Meski begitu, tidak semua orang dapat dengan mudah menerima kekurangan tersebut. Bahkan, pada beberapa kasus tertentu, seseorang dapat merasa cemas atau takut secara berlebihan atas kekurangan yang ada pada tubuhnya. Misalnya, seperti orang yang sering mengeluh tubuhnya gemuk, walaupun orang lain masih menganggap kondisi tubuhnya normal. Bisa jadi, orang yang sering mengalami perasaan dan pikiran tersebut, memiliki kondisi body dysmorphic disorder.

Body dismorphic disorder atau gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kesehatan mental di mana Anda tidak dapat berhenti memikirkan satu atau lebih dari kekurangan atau cacat dari penampilannya. Orang yang mengalami dismorfik tubuh sering kali merasa cemas dan terlihat kerap berulang kali memeriksa cermin. Bukan hanya itu, terdapat beberapa gejala body dysmorphic disorder lainnya yang perlu Anda perhatikan. Seperti adanya keyakinan kuat memiliki cacat pada tubuh, keyakinan orang lain selalu memperhatikan dan memandang negatif, dan lain sebagainya. Gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang tidak dapat berhenti memikirkan satu atau lebih cacat atau kekurangan yang dirasakan dalam penampilan. Bahkan, cacat yang menjadi fokus dari seseorang tersebut hanya tampak kecil atau bahkan tidak disadari sama sekali oleh orang lain.

Penyebab Body Dysmorphic Disorder

Penyebab utama body dysmorphic disorder tidak diketahui dengan pasti. Meski begitu, kondisi ini diduga muncul akibat kombinasi dari beberapa faktor berikut ini :

  • Genetik

Menurut penelitian, body dysmorphic disorder lebih banyak terjadi pada orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit serupa. Namun, belum dapat dipastikan apakah kondisi ini diturunkan secara genetik atau akibat pola asuh dan lingkungan.

  • Kelainan struktur otak

Kelainan pada struktur otak atau senyawa-senyawa di dalamnya diduga dapat menyebabkan body dysmorphic disorder.

  • Lingkungan

Penilaian negatif dari lingkungan terhadap citra diri penderita, pengalaman buruk atau trauma di masa lalu, dapat menyebabkan seseorang mengalami body dysmorphic disorder.

Faktor pemicu munculnya gangguan dismorfik tubuh, antara lain :

  • Menderita gangguan mental lain seperti gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan atau depresi atau
  • Memiliki sifat tertentu, misalnya perfeksionis atau rasa rendah diri
  • Memiliki orang tua atau keluarga yang terlalu kritis terhadap penampilannya

  Gejala Body Dysmorphic Disorder

Penderita body dysmorphic disorder memiliki pikiran negatif atau rasa  cemas terhadap kekurangan dari satu atau beberapa anggota tubuh. Pikiran negatif itu dapat timbul karena penderita menganggap bentuk anggota tubuhnya tidak ideal. Anggota tubuh yang sering dicemaskan penderita antara lain :

  • Wajah, misalnya karena bentuk hidung terlalu pesek
  • Kulit, misalnya karena ada keriput, jerawat, atau luka
  • Rambut, misalnya karena rambut menipis, rontok, atau mengalami kebotakan
  • Payudara atau alat kelamin, misalnya karena ukuran penis terlalu kecil atau payudara terlalu besar
  • Tungkai, misalnya karena ukuran paha yang besar

Ada beberapa gejala atau perilaku yang bisa menjadi tanda bahwa seseorang menderita gangguan dismorfik tubuh, di antaranya :

  • Bercermin berulang-ulang dalam waktu lama
  • Menyembunyikan anggota tubuh yang dianggap tidak sempurna
  • Meminta orang lain meyakinkan dirinya berulang kali bahwa kekurangan bentuk tubuhnya tidak terlalu jelas terlihat
  • Berulang kali mengukur atau menyentuh area tubuh yang dianggap tidak sempurna

Gejala lain yang dapat muncul adalah :

  • Berolahraga terlalu sering dan dalam waktu yang lama
  • Mengonsumsi suplemen gizi secara berlebihan
  • Menyalahgunakan steroid 

Kapan harus ke dokter

Sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter bila menyadari adanya perilaku yang tidak wajar dalam menilai penampilan, terutama bila perilaku tersebut :

  • Mengganggu pekerjaan, prestasi di sekolah, atau hubungan dengan orang lain
  • Menghilangkan keinginan untuk pergi ke tempat umum dan merasa cemas jika berada di antara orang lain

Pemeriksaan Body Dysmorphic Disorder

Dokter biasanya akan merujuk pasien yang berulang kali meminta operasi plastik ke psikiater. Untuk mengetahui penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat, psikiater akan melakukan penilaian kondisi kejiwaan pasien dengan cara :

  • Menanyakan riwayat kondisi medis serta hubungan sosial pasien dan keluarganya
  • Melakukan evaluasi psikologis untuk mengetahui faktor risiko, pikiran, perasaan, serta perilaku yang terkait dengan pandangan negatif pasien terhadap dirinya

Penanganan  Body Dysmorphic Disorder

Penanganan terhadap body dysmorphic disorder dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku, terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan, seperti dijelaskan di bawah ini :

Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif untuk gangguan dismorfik tubuh berfokus pada :

  • Membantu pasien mempelajari bagaimana pikiran negatif, reaksi emosional, dan perilaku mempertahankan masalah dari waktu ke waktu.
  • Menantang pikiran negatif otomatis tentang citra tubuh pasien dan mempelajari cara berpikir yang lebih fleksibel.
  • Mempelajari cara-cara alternatif untuk menangani dorongan atau ritual untuk membantu mengurangi pemeriksaan cermin atau pencarian kepastian;
  • Mengajari pasien perilaku lain untuk meningkatkan kesehatan mental, seperti mengatasi penghindaran sosial.

Pasien dan terapis dapat berbicara tentang tujuan pasien untuk terapi dan mengembangkan rencana perawatan yang dipersonalisasi untuk mempelajari dan memperkuat keterampilan mekanisme koping. Ini melibatkan anggota keluarga dalam pengobatan sangat penting, terutama bagi remaja.

Obat-Obatan

Meskipun tidak ada obat yang secara khusus disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati gangguan dismorfik tubuh, tetapi  obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental lainnya, seperti depresi dan gangguan obsesif-kompulsif bisa efektif. Berikut ini beberapa jenis obatnya:

  • Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI). Oleh karena gangguan dismorfik tubuh diperkirakan sebagian disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan serotonin kimia otak, SSRI diresepkan. SSRI tampaknya lebih efektif untuk gangguan dismorfik tubuh, daripada antidepresan lain dan dapat membantu mengendalikan pikiran negatif dan perilaku berulang.
  • Obat Lain. Dalam beberapa kasus, pasien mendapat manfaat dari minum obat lain selain SSRI, tergantung pada gejala yang terjadi.

 

Referensi  :

Nur Azizi Amrizon, 2022, Studi pendahuluaan; kecenderungan body dysmorphic disorder pada mahasiswa, jurnal konseling dan pendidikan Universitas Negeri Padang

Kuck, N., et al. (2021). Body Dysmorphic Disorder and Self-esteem: A Meta-analysis. BMC Psychiatry, 21(310), pp. 1–16.

Wahyudi, M. & Yuniardi, M. (2019). Body Image Dan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder Pada Mahasiswi. Psycho Holistic, 1(1), pp. 30–7.

National Health Service UK (2020). Body Dysmorphic Disorder (BDD).

Cleveland Clinic (2020). Body Dysmorphic Disorder.

Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Body Dysmorphic Disorder.

Bhandari, S. WebMD (2020). Body Dysmorphic Disorder.

Mind (2020). What Side Effect can Antidepressants Cause?