Bagi sebagian orang, kekurangan yang terdapat pada tubuh atau fisik menjadi salah satu hal yang cukup mengganggu. Mulai dari masalah jerawat, bentuk tubuh, berat badan, tinggi badan, dan lain sebagainya. Sebenarnya, kekurangan yang terdapat pada fisik adalah suatu hal yang normal bagi setiap orang. Meski begitu, tidak semua orang dapat dengan mudah menerima kekurangan tersebut. Bahkan, pada beberapa kasus tertentu, seseorang dapat merasa cemas atau takut secara berlebihan atas kekurangan yang ada pada tubuhnya. Misalnya, seperti orang yang sering mengeluh tubuhnya gemuk, walaupun orang lain masih menganggap kondisi tubuhnya normal. Bisa jadi, orang yang sering mengalami perasaan dan pikiran tersebut, memiliki kondisi body dysmorphic disorder.
Body dismorphic disorder atau gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kesehatan mental di mana Anda tidak dapat berhenti memikirkan satu atau lebih dari kekurangan atau cacat dari penampilannya. Orang yang mengalami dismorfik tubuh sering kali merasa cemas dan terlihat kerap berulang kali memeriksa cermin. Bukan hanya itu, terdapat beberapa gejala body dysmorphic disorder lainnya yang perlu Anda perhatikan. Seperti adanya keyakinan kuat memiliki cacat pada tubuh, keyakinan orang lain selalu memperhatikan dan memandang negatif, dan lain sebagainya. Gangguan dismorfik tubuh adalah kondisi kesehatan mental di mana seseorang tidak dapat berhenti memikirkan satu atau lebih cacat atau kekurangan yang dirasakan dalam penampilan. Bahkan, cacat yang menjadi fokus dari seseorang tersebut hanya tampak kecil atau bahkan tidak disadari sama sekali oleh orang lain.
Penyebab Body Dysmorphic Disorder
Penyebab utama body dysmorphic disorder tidak diketahui dengan pasti. Meski begitu, kondisi ini diduga muncul akibat kombinasi dari beberapa faktor berikut ini :
Menurut penelitian, body dysmorphic disorder lebih banyak terjadi pada orang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit serupa. Namun, belum dapat dipastikan apakah kondisi ini diturunkan secara genetik atau akibat pola asuh dan lingkungan.
Kelainan pada struktur otak atau senyawa-senyawa di dalamnya diduga dapat menyebabkan body dysmorphic disorder.
Penilaian negatif dari lingkungan terhadap citra diri penderita, pengalaman buruk atau trauma di masa lalu, dapat menyebabkan seseorang mengalami body dysmorphic disorder.
Faktor pemicu munculnya gangguan dismorfik tubuh, antara lain :
Gejala Body Dysmorphic Disorder
Penderita body dysmorphic disorder memiliki pikiran negatif atau rasa cemas terhadap kekurangan dari satu atau beberapa anggota tubuh. Pikiran negatif itu dapat timbul karena penderita menganggap bentuk anggota tubuhnya tidak ideal. Anggota tubuh yang sering dicemaskan penderita antara lain :
Ada beberapa gejala atau perilaku yang bisa menjadi tanda bahwa seseorang menderita gangguan dismorfik tubuh, di antaranya :
Gejala lain yang dapat muncul adalah :
Kapan harus ke dokter
Sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter bila menyadari adanya perilaku yang tidak wajar dalam menilai penampilan, terutama bila perilaku tersebut :
Pemeriksaan Body Dysmorphic Disorder
Dokter biasanya akan merujuk pasien yang berulang kali meminta operasi plastik ke psikiater. Untuk mengetahui penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat, psikiater akan melakukan penilaian kondisi kejiwaan pasien dengan cara :
Penanganan Body Dysmorphic Disorder
Penanganan terhadap body dysmorphic disorder dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku, terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan, seperti dijelaskan di bawah ini :
Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif untuk gangguan dismorfik tubuh berfokus pada :
Pasien dan terapis dapat berbicara tentang tujuan pasien untuk terapi dan mengembangkan rencana perawatan yang dipersonalisasi untuk mempelajari dan memperkuat keterampilan mekanisme koping. Ini melibatkan anggota keluarga dalam pengobatan sangat penting, terutama bagi remaja.
Obat-Obatan
Meskipun tidak ada obat yang secara khusus disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati gangguan dismorfik tubuh, tetapi obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental lainnya, seperti depresi dan gangguan obsesif-kompulsif bisa efektif. Berikut ini beberapa jenis obatnya:
Referensi :
Nur Azizi Amrizon, 2022, Studi pendahuluaan; kecenderungan body dysmorphic disorder pada mahasiswa, jurnal konseling dan pendidikan Universitas Negeri Padang
Kuck, N., et al. (2021). Body Dysmorphic Disorder and Self-esteem: A Meta-analysis. BMC Psychiatry, 21(310), pp. 1–16.
Wahyudi, M. & Yuniardi, M. (2019). Body Image Dan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder Pada Mahasiswi. Psycho Holistic, 1(1), pp. 30–7.
National Health Service UK (2020). Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Cleveland Clinic (2020). Body Dysmorphic Disorder.
Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Body Dysmorphic Disorder.
Bhandari, S. WebMD (2020). Body Dysmorphic Disorder.
Mind (2020). What Side Effect can Antidepressants Cause?