Kata “pernisiosa” dari jenis anemia ini diambil dari serapan bahasa Inggris, yaitu pernicious yang berarti buruk atau merusak. Anemia pernisiosa disebut “merusak” karena dulunya dianggap mematikan akibat belum tersedianya perawatan yang memadai. Anemia jenis pernisiosa adalah salah satu bentuk anemia megaloblastik yang dipicu oleh kekurangan asupan vitamin B12 untuk membuat sel-sel darah merah sehat. Tanpa vitamin B12 yang cukup, tubuh akan memproduksi sel-sel darah merah besar abnormal yang disebut makrosit.
Berhubung ukurannya besar, sel-sel abnormal ini tidak dapat keluar meninggalkan sumsum tulang, tempat sel-sel darah merah dibuat, sehingga tidak dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Inilah yang menyebabkan jumlah sel darah merah pembawa oksigen dalam aliran darah berkurang.
Kekurangan vitamin B12 ini diduga terjadi akibat kondisi autoimun ketika lambung tidak dapat menghasilkan zat untuk penyerapan vitamin B12. Pada penderita anemia pernisiosa, vitamin B12 tidak bisa diserap oleh usus, karena lambung tidak dapat menghasilkan zat yang dinamakan faktor intrinsik. Vitamin B12 yang tidak terserap dapat menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah. Jika tidak kunjung diatasi dengan tepat, defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Namun, anemia pernisiosa kini cukup mudah diatasi dengan suplementasi vitamin B12; baik lewat suntikan atau secara oral (obat minum).
Penyebab Anemia Pernisiosa
Sel parietal lambung berfungsi untuk menghasilkan protein khusus bernama faktor intrinsik. Faktor tersebut penting untuk mengikat vitamin B12 agar dapat terserap oleh usus halus. Namun, akibat beberapa kondisi medis tertentu, faktor intrinsik kurang atau bahkan tidak dapat diproduksi oleh lambung.
Beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan anemia pernisiosa adalah :
Selain gangguan medis di atas, anemia pernisiosa bisa disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 yang bisa terjadi karena faktor-faktor berikut:
Faktor risiko anemia pernisiosa
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia pernisiosa, yaitu:
Gejala Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun, jika timbul gejala, penderita anemia pernisiosa dapat mengalami keluhan berikut :
Jika kadar vitamin B12 terlalu rendah, penderita anemia pernisiosa bisa mengalami gejala berupa:
Pemeriksaan Anemia Pernisiosa
Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk memastikan diagnosis:
Pengobatan Anemia Pernisiosa
Pengobatan anemia pernisiosa bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin B12 dalam tubuh. Metode pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter antara lain:
Referensi :
Efrida Warganegara, dkk, 2017, PengaruhInfeksi Helicobacter pyloripada Gaster terhadap Anemia Pernisiosa. Jurnal kesehatan Universitas Lampung
Rustgi, S., Bijlani, P., & Shah, S. (2021). Autoimmune Gastritis, with or without Pernicious Anemia: Epidemiology, Risk Factors, and Clinical Management. Therapeutic Advances in Gastroenterology, 14, pp. 1–12.
National Institutes of Health (2020). MedlinePlus. Pernicious Anemia.
National Institutes of Health (2022). National Heart, Lung, and Blood Institute. Vitamin B12–Deficiency Anemia.
Johns Hopkins Medicine (2022). Conditions and Diseases. Vitamin B12 Deficiency Anemia.
Mayo Clinic (2022). Diseases & Conditions. Vitamin Deficiency Anemia.
Healthline (2021). Pernicious Anemia: Symptoms, Causes, Treatment, and More.