Salmonella adalah kelompok bakteri pemicu diare dan infeksi di saluran usus manusia. Bakteri ini dapat hidup di saluran usus hewan yang ditularkan ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan. Selain itu, konsumsi makanan yang kurang matang dan tidak dicuci juga dapat meningkatkan risiko terkontaminasi. Adapun cara mengetahui apakah makanan tersebut mengandung bakteri salmonella, sebenarnya tidak mudah. Bakteri salmonella dalam makanan hanya dapat terdeteksi melalui uji di laboratorium. Meski begitu, Anda dapat menghindari makanan mentah yang berasal dari hewan sebab memasak dengan matang dapat membunuh Salmonella. Infeksi Salmonella atau salmonelosis adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan. Penyakit ini terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri penyebabnya, yaitu bakteri Salmonella. Bakteri Salmonella bisa hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan dan menyebar melalui tinja atau feses. Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella dapat mengalami gejala berupa demam, diare, dan kram perut selama 4–7 hari. Bakteri ini juga sering menyebabkan keracunan makanan. Meski sama-sama disebabkan oleh bakteri Salmonella, tipes dan salmonelosis merupakan dua penyakit yang berbeda. Tipes disebabkan oleh salah satu jenis bakteri Salmonella, yaitu Salmonella typhi. Dibandingkan dengan infeksi Salmonella, tipes lebih jarang terjadi tetapi lebih sering menyebabkan kondisi yang serius.
Penyebab Infeksi Salmonella
Infeksi Salmonella atau salmonelosis disebabkan oleh bakteri Salmonella. Infeksi ini menyerang manusia melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja atau feses yang mengandung bakteri tersebut.
Beberapa jenis makanan yang paling umum mengandung bakteri Salmonella adalah:
Faktor risiko infeksi Salmonella
Infeksi Salmonella dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi Salmonella, yaitu:
Gejala Infeksi Salmonella
Gejala infeksi Salmonella atau salmonelosis dapat muncul 12–72 jam setelah seseorang terinfeksi. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah:
Gejala infeksi Salmonella umumnya berlangsung selama 4–7 hari. Namun, penderita juga dapat mengalami diare hingga 10 hari dan memerlukan waktu beberapa bulan agar usus kembali berfungsi dengan normal.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika:
Pemeriksaan Infeksi Salmonella
Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
Pengobatan Infeksi Salmonella
Pengobatan infeksi Salmonella tergantung tingkat keparahan penyakitnya. Pada kasus salmonellosis yang ringan, pasien umumnya dapat melakukan penanganan mandiri di rumah, seperti:
Sementara pada kasus yang parah, pasien umumnya perlu dirawat di rumah sakit. Dokter akan memberikan infus cairan untuk mengganti kekurangan cairan akibat diare. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obat lain, yaitu:
Pencegahan Infeksi Salmonella
Untuk mencegah infeksi Salmonella, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
Referensi :
Yatnita Parama Cita, 2021, Bakteri salmonella typhi dan demam tifoid, Jurnal kesehatan masyarakat Fakultas kesehatan masyarakat Universitas Andalas Padang
Ehuwa, O., Jaiswal, A., & Jaiswal, S. (2021). Salmonella, Food Safety and Food Handling Practices. Foods (Basel, Switzerland), 10(5), pp. 907.
Centers for Disease Control and Prevention (2019). Salmonella Homepage. Symptoms.
World Health Organization (2018). Newsroom. Salmonella (Non-typhoidal).
Johns Hopkins Medicine (2022). Conditions and Diseases. Salmonella Infections.
Mayo Clinic (2019). Diseases & Conditions. Salmonella Infection.
Brouhard, R. Verywell Health (2021). How to Prevent Salmonella.
Buttaccio, J. Verywell Health (2021). How Salmonella Is Diagnosed.
Iannelli, V. Verywell Health (2021). Causes and Risk Factors of Salmonella.