Senin, 20 Maret 2023 10:21 WIB

Emboli

Responsive image
604
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tubuh memiliki tiga jenis pembuluh yang berfungsi untuk mengatur aliran darah, yakni arteri, vena, dan kapiler. Sirkulasi darah dimulai dari pembuluh arteri yang membawa darah kaya oksigen dari jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Selanjutnya, darah yang dibawa oleh arteri disalurkan ke kapiler, yakni pembuluh kecil yang berperan dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida. Setelah oksigen dalam darah tersalurkan, darah yang miskin oksigen kemudian disalurkan ke pembuluh vena untuk dialirkan kembali ke jantung. Emboli adalah penyumbatan arteri yang disebabkan oleh benda asing, seperti gumpalan darah, kolesterol atau gelembung udara. Jaringan dan organ tubuh membutuhkan oksigen yang diangkut ke seluruh tubuh dalam aliran darah. Jika suplai darah ke organ utama, seperti otak, jantung atau paru-paru jadi terhambat, organ tersebut akan kehilangan sebagian atau seluruh fungsinya. Dua jenis emboli yang umum terjadi dan berbahaya serta harus segera diatasi adalah stroke yang terjadi pada otak dan emboli paru.

Penyebab Emboli

Emboli terjadi ketika pembuluh darah tersumbat oleh benda atau zat asing. Berikut ini adalah beberapa zat yang dapat mengakibatkan terbentuknya emboli:

1.    Gas

Gelembung gas atau udara yang menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah terjadi pada penyakit dekompresi. Kondisi ini biasanya dialami oleh penyelam yang terlalu cepat naik ke permukaan.

2.    Gumpalan darah

Pembekuan darah umumnya berlangsung secara alami saat terjadi luka. Namun, pembekuan darah juga bisa terjadi tanpa adanya luka, misalnya pada kehamilan, obesitas, penyakit jantung, atau kanker.

Pembekuan darah yang berlebihan dapat menyebabkan pembentukan gumpalan yang dapat menyumbat pembuluh darah.

3.    Kolesterol

Gumpalan darah akibat aterosklerosis dapat terlepas ke pembuluh darah sehingga berpotensi tersangkut dan menyumbat pembuluh darah di lokasi lain.

4.    Lemak

Patah tulang dapat membuat lemak di dalam tulang terlepas dan masuk ke dalam pembuluh darah. Akibatnya, lemak tersebut bisa menyumbat pembuluh darah.

5.    Air ketuban

Meski jarang terjadi, air ketuban dapat bocor dan masuk ke pembuluh darah ibu sehingga menyebabkan penyumbatan.

Faktor risiko emboli

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami emboli, yakni:

  • Merokok
  • Berusia 60 tahun atau lebih
  • Sedang hamil
  • Menderita obesitas atau berat badan berlebih
  • Tidak aktif bergerak untuk waktu yang lama, misalnya karena menjalani rawat inap di rumah sakit
  • Memiliki riwayat penyakit jantung, kelainan pada pembuluh darah vena, fibrilasi atrium, kanker atau diabetes
  • Menderita infeksi atau peradangan yang parah
  • Sedang menjalani terapi hormon

Gejala Emboli

Gejala emboli tergantung pada jenis dan lokasi pembuluh darah yang tersumbat, serta pengaruhnya pada aliran darah. Makin besar ukuran pembuluh darah yang tersumbat, makin parah pula gejala yang ditimbulkan.

Contoh gejala emboli yang bisa menjadi tanda kondisi gawat darurat adalah:

1. Emboli paru, yang gejalanya antara lain:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Batuk berdarah
  • Pusing
  • Keringat dingin
  • Kulit kebiruan (sianosis)
  • Detak jantung cepat atau tidak beraturan (takikardia) 
  • Penurunan kesadaran atau pingsan

2. Stroke (emboli otak), yang ditandai dengan:

  • Wajah tidak simetris
  • Kelumpuhan anggota tubuh
  • Gangguan dalam berbicara

3. DVT (deep vein thrombosis), yang gejalanya meliputi:

  • Bengkak dan nyeri di salah satu kaki
  • Sakit di area yang tersumbat
  • Rasa hangat di area yang mengalami penyumbatan
  • Kemerahan pada kulit kaki yang terkena emboli

Pemeriksaan Emboli

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, yaitu:

  • Tes darah
  • Pemindaian dengan MRI atau CT Scan
  • Venografi, yaitu pemindaian dengan menggunakan foto Rontgen untuk melihat kondisi pembuluh darah vena
  • Arteriogram, yaitu pemindaian dengan foto Rontgen untuk melihat kondisi pembuluh darah arteri, dengan bantuan zat pewarna kontras
  • Doppler ultrasound
  • Tes rekam jantung
  • Tes fungsi paru dan jantung

Penanganan Emboli

Pengobatan emboli tergantung pada ukuran emboli, serta lokasi dan penyebab penyumbatan. Metode penanganannya bisa dengan pemberian obat-obatan atau prosedur operasi.

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan emboli berfungsi untuk mengontrol pembentukan gumpalan darah dan menormalkan aliran darah ke organ tubuh yang terdampak. Beberapa jenis obat yang digunakan adalah:

  • Antikoagulan, untuk mencegah penggumpalan darah
  • Antiplatelet, untuk mencegah pembentukan gumpalan baru
  • Obat pemecah gumpalan darah (fibrinolitik), untuk meleburkan darah yang menggumpal
  • Obat antinyeri dan obat penenang, untuk meredakan nyeri

2. Operasi

Dokter akan menyarankan operasi jika emboli sudah parah atau  tidak bisa diobati dengan obat-obatan.

 

Referensi  :

Ali Nafiah, 2017, Emboli Paru, diagnosis tatalaksana dan pencegahannya, jurnal kesehatan Universitas Sumatera Utara, Medan

Vetrugno, L., et al. (2021) Cerebral Fat Embolism After Traumatic Bone Fractures: A Structured Literature Review and Analysis of Published Case Reports. Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine, 29(47), pp. 1–9.

Pacheco, L., et al. (2020). Amniotic Fluid Embolism: Principles of Early Clinical Management. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 222(1), pp. 48–52.

Tawar, A., & Gokulakrishnan, P. (2019). Decompression illness. Journal of Marine Medical Society, 21(2), 112.

National Health Services UK (2019). Health A to Z. DVT (deep vein thrombosis).

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Pulmonary Embolism.

Huizen, J. Healthline (2019). What’s The Difference Between Thrombosis and Embolism?

MedBroadcast (2021). Embolism (Clot, Pulmonary Embolism, PE).

Roth, E. Healthline (2018). Venograms: Take a Good Look.