Rabu, 08 Maret 2023 11:06 WIB

Arteriografi : Modalitas Penting untuk Mengevaluasi Pembuluh Darah

Responsive image
2142
dr. Ardi Iswara - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Apa itu arteriografi?
Arteriografi adalah teknik pencitraan yang melibatkan penggunaaan zat pewarna (kontras) yang disuntikkan ke arteri sehingga dapat dilihat dengan sinar X (X-rays). Prinsip penggunaan sinar X dan kontras ini disebut fluoroscopy karena menyebabkan bagian dalam pembuluh darah menjadi opaque sehingga mudah untuk melakukan evaluasi terhadap pembuluh darah tersebut.

Arteriografi dapat dilakukan di berbagai bagian tubuh, diantaranya pada otak (cerebral arteriography), paru (pulmonary arteriography), ginjal (renal arteriography), dan ekstremitas (extremity arteriography). Arteriografi ini juga dapat digunakan untuk memeriksa arteri pada mata (fluorescein arteriography) dan aorta (aortic arteriography).

Siapa saja yang perlu menjalani Arteriography? Dan apa hasil yang diharapkan?

Salah satu alasan paling umum mengapa perlu dilakukan arteriografi adalah untuk memastikan adanya stenosis, atau penyempitan dari pembuluh darah. Penyempitan ini salah satunya dapat terjadi oleh karena penumpukan dari deposit lemak pada lumen pembuluh darah. Ketika hal ini terjadi, maka lebih sedikit darah yang mencapai sel dan jaringan, sehingga jantung menjadi bekerja lebih keras untuk memompa darah. Beberapa gejala dan tanda dari adanya penyempitan (stenosis) ini diantaranya nyeri dada (angina), kesulitan bernapas, maupun cepat lelah dengan aktivitas ringan. Alasan lain dilakukannya arteriografi adalah adanya aneurisma, yaitu adanya penggelembungan (bulging) pada dinding dari arteri, sehingga dinding arteri menjadi lebih lemah. Faktor risiko dari aneurisma ini anatara lain hipertensi, riwayat keluarga penderita aneurisma, dan merokok. Konsekuensi serius dari  anerurisma ini ada pecahnya pembuluh darah (rupture), sehingga menyebabkan perdarahan dan kerusakan organ. Jika hal ini terjadi pada otak, dapat menyebabkan stroke dan kematian dari jaringan otak. Aneurisma biasanya jarang yang mengalami pecah, namun perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala dengan arteriografi untuk mengamati perkembangan dari aneurisma ini. Jika aneurisma ini mempunya risiko tinggi untuk pecah  maka tindakan intervensi perlu segera dilakukan.

Arteriografi juga merupakan sebuah modalitas untuk mendiagnosa thrombosis atau bekuan darah dalam pembuluh darah. Pembuluh darah dapat mengalam cedera dan sebagai proses alami akan terbentuk bekuan darah (blood clot). Bekuan darah ini dapat mengambat aliran darah. Arteriografi ini sangat membantu untuk mengetahui lokasi terjadinya thrombosis dan rencana untuk melakukan tindakan selanjutnya. Pada keadaan tertentu arteriografi dapat digunakan untuk memberikan obat-obatan langsung ke tempat dilakukannya arteriografi. Sebagai contoh, obat kemoterapi untuk membunuh sel kanker dan tumor dapat disuntikkan secara langsung melalui arteri.

Bagaimana cara pelaksanaan areteriografi?

Sebelum dilakukan tindakan arteriografi, dilakukan pemberian anestesi lokal atau anestesi umum bergantung pada lokasi yang akan dievaluasi. Sebagai contoh, jika dilakukan evaluasi pada ekastremitas maka anestesi lokal yang akan digunakan. Namun, apabila arteriografi dilakukan pada pasien dengan cemas  yang berlebihan, anak-anak maupun bayi, anestesi umum lebih dipilih karena dapat meminimalisir pergerakan pada saat penyuntikan kontras maupun saat dilakukan pencitraan.
Langkah-langkah pada saat dilakukan pemeriksasan arteriografi bergantung pada lokasi dimana akan dilakukan pemeriksaan tersebut. Namun, umumnya langkah-langkah tersebut, adalah sebagai berikut :

Pasien dibaringkan pada meja sinar X (X-ray) menggunakan pakaian yang ringan atau baju khusus

Dilakukan pemasangan akses intravena yang akan digunakan untuk memberikan zat pewarna (kontras). Pemasangan akses intravena dapat dilakukan pada lengan atau tungkai. Perlu waktu sekitar beberapa menit agar kontras dapat diserap oleh tubuh.

Insisi kecil dilakukan pada daerah selangkangan atau lengan (radial) dimana kateter akan dimasukkan.

Kateter dimasukkan secara perlahan ke dalam arteri.

Zat pewarna (kontras) disuntikkan melalui kateter.

Dilakukan pencitraan dengan menggunakan sinar X.

Setelah arteriografi selesai dilakukan, kateter dilepaskan secara perlahan dan pasien ditempatkan pada ruang pemulihan (recovery room), dan pasien akan kembali normal dalam waktu beberapa jam. Kontras diharapkan akan tereliminasi dari tubuh dalam beberapa jam setelah prosedur.

Apa saja risiko dan komplikasi arteriografi?

Arteriografi jarang menyebabkan komplikasi. Di UK, komplikasi terjadi pada 1 orang dalam setiap 1000 tindakan. Komplikasi tersering adalah perdarahan dan infeksi pada daerah insisi. Beberapa pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap zat pewarna (kontras). Karena itu perlu ada diskusi mengenai kemungkinan alergi dengan dokter yang merawat sebelum dilakukan tindakan arteriografi.

Meskipun sangat jarang, sekitar 2 ?ri pasien yang diberikan kontras mengalami contrast induced nephropathy (CIN) atau kerusakan dari ginjal. Mengutip National Kidney Foundation, risiko CIN meningkat 30% sampai 50% pada pasien diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal kronis. Pada keadaan ini arteriografi tidak direkomendasikan. Karena itu, sangat penting pada pasien dengan keadaan seperti diatas untuk dilakukan pemeriksaan mendalam untuk memastikan kondisi ginjal pasien dapat bekerja dengan baik dan efektif untuk mengeliminasi zat pewarna (kontras).

Referensi:

Kern M. Catheterization and angiography. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 57.

White CJ. Atherosclerotic peripheral arterial disease. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 79.

Zivin JA. Approach to cerebrovascular diseases. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil Medicine. 24th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 413.

Sumber gambar: freepik.com