Kamis, 02 Maret 2023 10:47 WIB

Empty Sella Syndrome

Responsive image
2802
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Syndrome memiliki arti kumpulan gejala  maka Empty Sella Syndrome berarti kumpulan berbagai gejala karena kosongnya Sella Turcica atau tidak tampaknya hipofise. Empty Sella Syndrome dapat ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan CT Scan atau MRI otak. Seseorang dengan Empty Sella Syndrome mungkin tidak bergejala atau mungkin memiliki gejala akibat hilangnya sebagian atau seluruh fungsi hipofisis (contohnya sakit kepala, libido seks yang  rendah, dan impotensi) kelenjar pituitari merupakan organ kecil di bawah otak dan terlindung dalam rongga otak yang disebut sella turcica. Kelenjar ini berperan dalam menghasilkan hormon yang mengatur banyak fungsi organ tubuh, seperti hormon pertumbuhan (growth hormone), serta hormon penghasil sel sperma dan sel telur. Terdapat dua jenis Empty Sella Syndrome yaitu primer dan sekunder. Pada Empty Sella Syndrome primer terjadi bila terdapat kebocoran disekitar kelenjar pituitari sehingga cairan tulang belakang untuk mengisi sebagian atau seluruhnya sella tursika yang menyebabkan kelenjar mendatar di sepanjang dinding interior rongga sella tursika dapat mengganggu fungsi normal testis dan ovarium. Empty Sella Syndrome sekunder disebabkan oleh gangguan kelenjar pituitari akibat cedera, pembedahan, atau radiasi. Gejala yang muncul mencerminkan hilangnya fungsi hipofisis, misalnya berhentinya periode menstruasi, infertilitas dan kelelahan. Pengobatan untuk disfungsi endokrin yang terkait dengan malfungsi hipofisis bersifat simtomatik dan suportif, pada beberapa kasus yang  menyebabkan masalah medis lainnya maka terapi pembedahan mungkin diperlukan.

Penyebab Empty Sella Syndrome

1.Empty sella syndrome primer

Empty sella syndrome primer disebabkan oleh kelainan struktur sella turcica sejak lahir. Kondisi ini menyebabkan cairan otak bocor dan mengisi kantung serta menekan kelenjar pituitari. Penyebab kelainan bawaan di rongga tersebut masih belum diketahui secara pasti.

2.Empty sella syndrome sekunder

Empty sella syndrome sekunder terjadi karena beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan di kelenjar pituitari atau sella turcica, antara lain:

  • Tumor otak
  • Terapi radiasi atau operasi di sekitar kelenjar pituitari
  • Peningkatan tekanan di dalam otak (hipertensi intrakranial)
  • Tumor kelenjar hipofisis
  • Cedera kepala atau cedera otak
  • Kerusakan di kelenjar pituitari akibat komplikasi saat melahirkan (sindrom sheehan) 

Gejala Empty Sella Syndrome

Empty sella syndrome sering kali tidak bergejala. Jika timbul gejala, penderita empty sella syndrome dapat mengalami keluhan berupa:

  • Disfungsi ereksi 
  • Penurunan gairah seks
  • Mudah lelah
  • Menstruasi yang tidak teratur atau berhenti sama sekali (amenorrhea) 
  • Galaktorea, yaitu keluarnya ASI atau cairan menyerupai ASI dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui
  • Peningkatan tekanan di otak
  • Keluarnya cairan otak dari hidung
  • Sakit kepala
  • Papiledema, yaitu gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak

Kapan harus ke dokter

Emtpy sella syndrome merupakan penyakit langka dan gejala yang ditimbulkannya tidak khas. Oleh sebab itu, kecil kemungkinan pasien terdiagnosis penyakit ini.

Meski demikian, lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui penyebab keluhan tersebut sehingga dapat ditangani dengan tepat.

Pemeriksaan Empty Sella Syndrome

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:

  • CT Scan kepala, untuk melihat kondisi bagian dalam otak, termasuk tempat kelenjar pituitari
  • MRI kepala, untuk melihat kelenjar pituitari yang tampak mendatar, mengecil, atau bahkan hilang, pada empty sella syndrome
  • Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon-hormon di dalam darah

Penanganan Empty Sella Syndrome

Meski kelenjar pituitari menyusut akibat empty sella syndrome, kelenjar ini masih bisa berfungsi secara normal pada kebanyakan penderitanya. Pada kondisi ini, penderita empty sella syndrome tidak memerlukan pengobatan khusus.

Bila empty sella syndrome sampai memengaruhi fungsi hormon-hormon di dalam tubuh, dokter akan meresepkan obat pengganti hormon. Dokter juga bisa melakukan operasi jika empty sella syndrome sampai menyebabkan cairan otak merembes ke hidung.

Komplikasi Empty Sella Syndrome

Empty sella syndrome yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berupa:

  • Hipopiitarisme, yaitu penyakit akibat kekurangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari
  • Sindrom cushing yaitu berbagai gejala yang muncul akibat kadar hormon kortisol terlalu tinggi

 

Referensi :

Esdras Ardi Pramudita, 2020, Empty sella syndrome dan penanganannya, jurnal kesehatan RS Pantirapih Yogyakarta

Auer, M., et al. (2018). Primary Empty Sella Syndrome and the Prevalence of Hormonal Dysregulation. Deutsches Ärzteblatt International, 115(7), pp. 99–105.

Centers for Disease Control and Prevention (2022). Injury Prevention & Control. Let’s Prevent Traumatic Brain Injury.

Centers for Disease Control and Prevention (2021). Traumatic Brain Injury & Concussion. Prevention.

National Organization for Rare Disorders (2022). Empty Sella Syndrome.

National Institutes of Health (2018). National Cancer Institute. Blood Tests Shows Promise for Detecting Genetic Changes in Brain Tumors.

Johns Hopkins Medicine (2022). Conditions and Diseases. Empty Sella Syndrome.

Cleveland Clinic (2018). Articles. Household Chemical Products and Their Health Risk.

Wright, S. WebMD (2020). Brain Damage: Symptoms, Causes, Treatments.