Selasa, 21 Februari 2023 16:29 WIB

Apa Benar Anak Bisa Terkena Diabetes?

Responsive image
1421
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Diabetes sampai pada saat ini masih tercatat sebagai penyebab kematian dunia dengan prevalensi yang selalu meningkat secara signifikan di tiap tahun yang ditandai dengan gejala sering makan (polifagi), sering minum (polidipsi), dan sering kencing (poliuri) karena disebabkan kegagalan gula masuk dalam sel untuk diproses sebagai energi yang diakibatkan tidak mampunya pangkreas memproduksi insulin yang cukup atau tidak sama sekali. Pandangan yang menjadi faktor penyebab risiko Diabetes Mellitus adalah gaya hidup termasuk yang meliputi makanan atau aktivitas fisik seperti olahraga, pemantauan gula darah, dan pengobatan. Apabila tidak diperhatikan akan menjadi sebuah ancaman yang tidak hanya menjadi risiko melainkan akan menjadi komplikasi diabetes seperti yang ditemukan pada beberapa penderita diabetes yang gagal melakukan perubahan gaya hidup, dan pemantauan penyakit mereka.

Pada dasarnya penyakit diabetes merupakan penyakit yang tidak menular namun dapat diperhitungkan sebagai salah satu penyakit yang sangat berbahaya hal tersebut terbukti dari beberapa tahun terakhir ini penyakit Diabetes Mellitus telah membunuh jutaan orang dari berbagai belahan dunia dengan komplikasi yang tidak ditangani dengan baik. Beberapa faktor yang berkaitan dengan risiko dari Diabetes Mellitus antara lain umur, jenis kelamin, obesitas, riwayat penyakit jantung, hipertensi, kolesterol dan salah satunya adalah lifestyle yang buruk menjadi faktor risiko yang utama yang sampai saat ini.

Dalam sebuah data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 % selama jangka waktu 10 tahun. Terdapat 1213 kasus DM tipe-1, paling banyak didapatkan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.

Ada beberapa faktor penyebab diabetes pada anak yang perlu kita ketahui di antaranya adalah :

Penyebab DM tipe-1 adalah interaksi dari banyak faktor antara lain, kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel ? pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses DM tipe-1 belum diketahui. Berbeda dengan DM tipe-1, DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat / tidak seimbang, serta merokok. Dari Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 yaitu sebesar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8% menderita obesitas.

Dengan demikian tentunya kita perlu mengetahui gejala Diabetes Mellitus yang perlu diwaspadai jika anak menderita DM :

1.      Banyak makan

Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.

2.      Banyak minum

Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

3.      Banyak kencing dan mengompol

Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

4.      Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis

Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut.

5.      Kelelahan dan mudah marah

Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa lelah. Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung.

6.       Tanda kedaruratan lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau keton

Dengan melihat dari beberapa ulasan di atas dari faktor penyebab dan gejala Diabetes Mellitus yang kita ketahui. tentunya Pencegahan Diabetes Mellitus yang dipengaruhi oleh obesitas, dapat dilakukan pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat di antaranya :

1.      Mempertahankan berat badan ideal. Jika anak memiliki berat badan berlebih, maka upayakan untuk menguranginya sekitar 5-10% untuk mengurangi risiko. Diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai cara terbaik menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe-2.

2.      Perbanyak makan buah dan sayur. Dengan mengonsumsi berbagai macam buah dan sayur setiap hari, maka risiko DM tipe-2 dapat berkurang.

3.      Kurangi minum minuman manis dan bersoda.

4.      Aktif berolahraga. Upayakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit dalam sehari untuk mencapai berat badan ideal dan menekan tingginya risiko DM tipe-2. Selain itu berolahraga juga bisa menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.

5.      Batasi waktu penggunaan gadget.

Berdasarkan ulasan yang lainnya, sejalan dengan beberapa ulasan di atas berbicara mengenai risiko diabetes tentu hal tersebut berkaitan dengan kadar gula darah, obesitas, keturunan usia dan bahkan lifestyle sebagai penyebab itu dari Diabetes Mellitus sering dikaitkan sebagai risiko utama, dan bahkan dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa tingginya angka kejadian resiko Diabetes Mellitus bukanlah tanpa alasan melainkan hal tersebut ada kaitanya dengan beberapa faktor. Pada dasarnya semua orang memiliki potensi yang sama akan berisiko Diabetes Mellitus walaupun ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa Diabetes Mellitus adalah penyakit keturunan atau faktor genetik. Namun peryataan tersebut terbantahkan oleh beberapa buku dan jurnal penelitian yang menggambarkan bahwa beberapa penyandang Diabetes Mellitus Tipe II tidak semua memiliki riwayat keturunan melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, usia, jenis kelamin, obesitas, aktifitas fisik dan stres.

Sama halnya dengan ulasan di atas, dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa peningkatan kasus Diabetes Mellitus disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat dirubah meliputi umur, etnik, keluarga dan DM Gastetional sedangkan faktor risiko yang dapat dirubah obesitas, aktivitas fisik, hipertensi dan diet yang tidak sehat atau lifestyle. Oleh karena itu pasien Diabetes Mellitus diperlukan suatu pendekatan yang dapat mengubah perilaku dan gaya hidup pasien. Pemberdayaan pasien dan manajemen diri merupakan pendekatan yang dapat mengubah perilaku dan gaya hidup pasien.

Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi dengan kontrol metabolik yang baik, anak dapat tumbuh dan berkembang selayaknya anak sehat lainnya. Kontrol metabolik yang dimaksud adalah mengupayakan kadar gula darah dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan anak malah menjadi kekurangan glukosa dalam darah. Pengelolaan dilakukan antara lain dengan pemberian tata laksana yang sesuai baik insulin maupun obat-obatan, pengaturan makan, olahraga, dan edukasi, serta pemantauan gula darah secara mandiri (home monitoring). Untuk mencapai kontrol metabolik yang optimal ini dibutuhkan penanganan yang menyeluruh baik oleh keluarga, ahli endokrinologi anak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikologi anak, pekerja sosial, dan edukator.

Referensi :

Irawan, D. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas Indonesia.

Ramadhan, M. 2019. Patient Empowerment Dan Self-Management pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10 (2 SE-Articles). https://akpersandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/view/181.

WHO. 2016. Media Centre Diabetes Mellitus.

https://p2ptm.kemkes.go.id/

Irwansyah, Ilcham Syarief Kasim. 2021. Identifikasi Keterkaitan Lifestyle dengan Risiko Diabetes Mellitus. Fakultas Keperawatan dan Kebidananan Universitas Megarezky Makassar, Indonesia JIKSH : Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Volume 10 Nomor 1.