Senin, 20 Februari 2023 16:26 WIB

Radang Gusi

Responsive image
17510
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Radang Gusi atau gingivitis merupakan suatu penyakit periodontal (jaringan pendukung gigi) berupa peradangan yang terjadi pada gusi yang dapat diakibatkan dari adanya penumpukan plak dan karang gigi. Plak sendiri terbentuk dari bakteri dan sisa makanan yang menempel pada pemukaan gigi. Plak yang tidak dibersihkan dalam jangka waktu tertentu akan mengeras membentuk karang gigi dan karang gigi ini hanya dapat dibersihkan oleh dokter gigi. Radang gusi masih bersifat reversible / dapat kembali ke kondisi awal ketika karang gigi dibersihkan. Penderita radang gusi sering kali tidak merasakan adanya keluhan dan sering kali penderita tidak menyadari hal tersebut dan tidak sedikit penderita baru menyadari keadaan tersebut pada tahap lanjut dan telah terjadi kerusakan tulang atau dikenal dengan sebutan Periodontitis, pada tahap ini kondisinya menjadi irreversible atau tidak dapat kembali ke kondisi awal. Biasanya kondisi ini sudah menyebabkan penurunan tulang yang disertai penurunan gusi, bahkan jika sudah parah dapat menyebabkan kegoyangan gigi. Radang gusi atau gingivitis adalah penyakit gusi (penyakit periodontal) yang umum dan bersifat ringan. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada gingiva, bagian dari gusi di sekitar pangkal gigi. Radang gusi perlu diobati segera hingga tuntas. Pasalnya, gingivitis bisa menyebabkan penyakit gusi yang jauh lebih serius yang disebut periodontitis dan kehilangan gigi. Gingivitis harus segera ditangani untuk mencegah kerusakan gigi dan gusi. Bila dibiarkan, gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis, yaitu infeksi serius yang bisa merusak gigi dan tulang di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan gigi menjadi mudah tanggal.

Penyebab Radang Gusi

Gingivitis disebabkan oleh pembentukan plak akibat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan gigi dan bercampur dengan bakteri di mulut. Bila tidak dibersihkan, plak akan mengeras dan membentuk karang gigi.

Karang gigi memiliki lapisan luar yang lebih tebal sehingga bakteri di dalamnya akan terlindungi dan semakin mudah berkembang biak. Apabila dibiarkan, kuman akan mengikis gusi dan menyebabkan radang gusi.

Faktor Risiko Radang Gusi

Gingivitis bisa dialami oleh siapa saja. Meski begitu, ada sejumlah kondisi yang membuat seseorang lebih berisiko terkena gingivitis, yaitu :

1.      Kesehatan mulut tidak terjaga karena malas menyikat gigi.

2.      Usia lanjut

3.      Riwayat gingivitis dalam keluarga.

4.      Pemakaian gigi palsu yang tidak pas.

5.      Kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau.

6.      Perubahan hormon di masa pubertas, menstruasi, kehamilan, atau efek penggunaan pil KB.

7.      Kekurangan nutrisi, termasuk vitamin C.

8.      Mulut kering

9.      Infeksi virus atau infeksi jamur.

10.   Penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, leukemia, dan diabetes.

11.   Konsumsi obat hipertensi jenis antagonis kalsium atau obat anti-kejang.

12.   Terapi untuk mengobati kanker.

Gejala Radang Gusi

Gejala gingivitis sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Gingivitis bahkan bisa terjadi tanpa gejala sama sekali. Beberapa gejala yang dialami penderita gingivitis meliputi :

1.      Gusi mudah berdarah ketika menyikat gigi atau membersihkan sela gigi menggunakan benang (flossing).

2.      Gusi bengkak dan sakit.

3.      Warna gusi merah kehitaman.

4.      Bau napas tidak sedap, misalnya seperti bau logam.

5.      Nyeri saat mengunyah makanan.

6.      Gusi menyusut sehingga akar gigi terlihat.

7.      Terdapat nanah antara gigi dan gusi.

8.      Gigi palsu terasa tidak pas lagi.

9.      Gigi tanggal atau copot.

Kapan Harus Ke Dokter Gigi

Lakukan pemeriksaan kondisi gigi dan gusi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali. Namun, tidak perlu menunggu 6 bulan jika Anda mengalami keluhan radang gusi seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan lebih awal dapat mencegah terjadinya komplikasi, seperti periodontitis.

Pemeriksaan Radang Gusi

Dokter gigi akan mendeteksi gingivitis dengan memeriksa tanda-tanda peradangan di rongga mulut. Ketika terjadi radang gusi, kantong yang ada di antara gigi dan gusi juga menjadi lebih dalam.

Bila perlu, dokter akan melakukan foto Rontgen gigi untuk melihat apakah ada patahan gigi di dalam kantong gusi.

Penanganan Radang Gusi

Pengobatan gingivitis atau radang gusi bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Beberapa metode pengobatan untuk mengatasi radang gusi adalah :

1.      Pembersihan karang gigi (scaling) dan perawatan saluran akar gigi (root planing) dengan menggunakan laser atau gelombang suara.

2.      Penambalan atau penggantian gigi yang rusak, bila kondisi tersebut terkait dengan gingivitis.

Untuk membantu proses pemulihan sekaligus mencegah gingivitis terjadi kembali, lakukanlah beberapa langkah sederhana berikut ini :

1.      Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride setelah bangun tidur dan sebelum tidur. Akan lebih baik bila menyikat gigi juga dilakukan tiap selesai makan.

2.      Gunakan sikat gigi yang lembut dan ganti setiap 3 atau 4 bulan sekali.

3.      Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi setidaknya satu kali sehari, dan gunakan anti-septik kumur atau mouthwash untuk mengurangi plak di sela-sela gigi.

4.      Kurangi makanan dan minuman yang tinggi gula.

5.      Bersihkan gigi di dokter gigi, minimal dua kali dalam satu tahun. Namun, bila Anda memiliki penyakit gigi dan gusi serta berisiko terkena gingivitis, bersihkan gigi di dokter gigi lebih sering.

6.      Jangan merokok atau mengunyah tembakau.

Komplikasi Radang Gusi

Jika tidak segera ditangani, radang gusi bisa berkembang menjadi periodontitis, yaitu infeksi gusi yang menyebar hingga ke jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Untuk mengobati radang gusi yang sudah menimbulkan komplikasi, biasanya diperlukan antibiotik.

Selain dapat menyebabkan gigi goyang dan tanggal, periodontitis bisa memicu terjadinya gangguan pada jantung dan paru-paru. Hal ini dapat terjadi ketika bakteri penyebab periodontitis masuk ke dalam aliran darah melalui jaringan gusi.

Pada anak-anak, radang gusi bisa sering kambuh dan berlangsung lama (kronis). Akibatnya, anak akan sering mengalami gusi bengkak atau gusi berdarah.

 

Referensi :

Zevanya Pontoluli, dkk. 2021. Kebersihan Gigi Mulut dan Kejadian Gingivitis pada Anak Sekolah Dasar.  Jurnal Kesehtan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Samratulangi Manado.

Kazakova, N. 2020. The Chronic Catarrhal Gingivitis Diagnosis Specifics in Patients with Rheumatism. JournalNX, 6(11), pp. 396-400.

Trombelli, L. et al. 2018. Plaque-induced Gingivitis : Case Definition and Diagnostic Considerations. Journal of Clinical Periodontology, 45, pp. S44-S67.

American Academy of Periodontology. 2019. Gum Disease Information.

American Dental Association. 2020. Home Oral Care.

National Institute of Health. 2020. MedlinePlus. Dental Exam.

Hersh, E. Healthline. 2021. Gum Disease (Gingivitis) Overview.

WebMD. 2021. Gingivitis and Periodontal Disease (Gum Disease).