Jumat, 17 Februari 2023 09:42 WIB

Pansitopenia

Responsive image
11633
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit pansitopenia atau pancytopenia, disebabkan kekurangan 3 (tiga) jenis sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Ketika kekurangan ketiga jenis sel darah tersebut, gejala pansitopenia dapat dikenali dengan seringnya telapak kaki dan tangan dingin, kelelahan, mudah memar, dan mimisan. Pansitopenia, terbagi menjadi 3 (tiga), tergantung sel darah jenis mana yang kurang terdapat dalam tubuh. Kurangnya sel darah merah, disebut anemia yang dikenali dengan gejala tertentu. Di antaranya, sering sakit kepala, tangan dan kaki dingin, kelelahan, tubuh lemah, kulit pucat dan berwarna kekuningan, sesak napas, detak jantung tidak teratur. Sedangkan leukopenia, terjadi ketika kurang sel darah putih yang bisa dikenali lewat gejala infeksi, tubuh panas dingin, demam, dan berkeringat. Untuk gejala trombositpenia, atau kurang trombosit, dikenali dengan mudah memar, pendarahan berlebihan karena luka, kelelahan, pembesaran limpa, mimisan, pendarahan gusi, pendarahan urin dan feses, ataupun aliran mentruasi yang deras.

Di dalam tubuh manusia, terdapat 3 (tiga) jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Masing-masing jenis sel darah tersebut memiliki fungsi yang unik. Sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi mencegah terjadinya infeksi. Sementara trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah. Pada pansitopenia, kadar ketiga sel darah tersebut menurun hingga di bawah batas normal sehingga fungsinya terganggu. Kondisi ini menyebabkan gangguan darah secara sekaligus, yaitu kurangnya sel darah merah (anemia), kekurangan sel darah putih (leukopenia), dan kekurangan trombosit (trombositopenia).

Penyebab Pansitopenia

Pansitopenia merupakan gejala akibat gangguan pada sumsum tulang, yaitu tempat sel-sel darah diproduksi. Ada beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan gangguan pada sumsum tulang, yaitu :

1.      Paparan racun, seperti arsenik atau benzene, yang mengakibatkan kerusakan sumsum tulang.

2.      Efek samping kemoterapi, yang menyebabkan penurunan fungsi sumsum tulang.

3.      Kanker, seperti leukemia, multiple myeloma, limfoma Hodgkin, atau limfoma non-Hodgkin.

Selain beberapa kondisi di atas, pansitopenia juga lebih rentan terjadi pada seseorang yang :

1.      Menderita anemia aplastik.

2.      Menderita sindrom mielodisplasia.

3.      Bekerja di tempat yang rentan terkena paparan bahan kimia atau racun, seperti bidang pertanian yang menggunakan pestisida.

4.      Memiliki penyakit keturunan, seperti anemia Fanconi atau anemia Diamond Blackfan, atau riwayat gangguan sumsum tulang pada keluarga.

5.      Menderita penyakit autoimun, seperti lupus.

6.      Menderita tumor atau kanker yang menyebar ke sumsum tulang.

7.      Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat anti-kejang, dalam jangka panjang.

8.      Menderita penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS atau mononucleosis.

Gejala Pansitopenia

Beberapa gejalanya adalah :

1.      Gejala yang terkait dengan anemia, meliputi lemas, detak jantung cepat, kulit pucat, vertigo, dan sesak napas.

2.      Gejala yang berkaitan dengan leukopenia, meliputi tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, batuk, sesak napas, dan keringat berlebih.

3.      Gejala yang berkaitan dengan trombositopenia, meliputi mudah memar, darah haid yang banyak, mimisan, pembesaran limpa, BAB berdarah, muntah darah, atau darah dalam urine.

Kapan Harus Ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, terutama jika gejala yang muncul berupa:

1.      Pucat

2.      Lemas

3.      Sering mimisan

4.      Pada wanita, darah menstruasi yang banyak dan hari haid lebih panjang dari biasanya.

5.      Muntah darah atau BAB berdarah.

6.      Sering demam

7.      Perut membesar

Segera bawa ke dokter jika ada seseorang di dekat Anda yang mengalami gejala di bawah ini :

1.      Demam lebih dari 38oC

2.      Sangat pucat

3.      Perdarahan berat, seperti muntah darah, mimisan, atau BAB berdarah banyak.

4.      Linglung

5.      Sesak napas yang parah

6.      Kejang

7.      Penurunan kesadaran

Pemeriksaan Pansitopenia

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk melihat bagian mata, mulut, telinga, dan kulit. Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berupa :

1.      Tes darah, yang meliputi hitung darah lengkap, untuk mengukur kadar sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit di dalam darah.

2.      Aspirasi dan biopsi sumsum tulang, untuk mendeteksi kelainan darah dengan mengambil sampel isi sumsum tulang.

Penanganan Pansitopenia

Berdasarkan penyebab dan gejala yang dialami pasien, ada beberapa pengobatan lain yang dapat dilakukan oleh dokter, yaitu :

1.      Transfusi darah, untuk menggantikan sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit yang kurang.

2.      Obat antibiotik, untuk mengatasi infeksi, karena pasien pansitopensia rentan terserang infeksi.

3.      Obat imunosupresan, jika pansitopenia disebabkan oleh penyakit autoimun.

4.      Obat stimulan sumsum tulang, untuk meningkatkan produksi sel darah yang baru di sumsum tulang.

5.      Transplantasi sumsum tulang, untuk menggantikan sel sumsum tulang yang rusak dengan sel yang sehat.

Selama pengobatan, pasien juga akan dianjurkan untuk melakukan beberapa hal berikut :

1.      Mencuci tangan secara rutin agar terhindar dari infeksi.

2.      Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat memicu perdarahan, seperti aspirin atau Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS).

3.      Menggunakan sikat gigi berbulu lembut.

4.      Tidak berolahraga terlalu berat.

5.      Beristirahat yang cukup.

6.      Menghindari kontak dengan orang sakit.

7.      Mengonsumsi makanan yang dimasak matang.

 

Referensi :

AA Wiradewi Lestari, dkk. 2021. Diagnosis, Diagnosis Differensial dan Penatalaksanaan Immunosupresif dan Terapi Sumsum Tulang pada Pasien Anemia Aplastik. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

Nell, E., & Chapanduka, Z. 2022. Aetiology of Pancytopenia : Experience of a South African Tertiary Academic Centre. African Journal of Laboratory Medicine, 11(1).

Bull, T., et al. 2020. Autoimmune Pancytopenia Occurring Late after Simultaneous Pancreas and Kidney Transplantation. BMJ Case Reports, 13(9), pp. 1-4.

Das, S. 2020. Pancytopenia : An Update. Journal of Experimental Pathology.

National Institutes of Health. 2022. National Library of Medicine. Pancytopenia.

Healthline. 2018. What Is Pancytopenia?

Verywell Health. 2021. An Overview of Pancytopenia.