Kamis, 16 Februari 2023 08:52 WIB

Interaksi Obat dengan Makanan

Responsive image
16430
apt. Dian Rismawati, S.Farm - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Obat dapat mengobati dan menyembuhkan suatu penyakit. Namun, obat harus digunakan secara tepat agar terjamin keamanan dan khasiatnya. Secara ideal, dengan minum obat diharapkan akan mempercepat penyembuhan pada penyakit yang diderita. Akan tetapi, obat akan memberikan efek yang berbeda pada masing-masing individu, karena hal ini tergantung pada makanan atau minuman apa yang telah dikonsumsinya atau penyakit lain yang dideritanya. Faktor diet dan gaya hidup seringkali menjadi faktor keberhasilan terapi. Misalnya, pada beberapa obat antipsikotik generasi kedua, akan menurun potensinya pada pasien dengan perokok. Contoh lain yaitu interaksi obat golongan Monoamine Oxidase Inhibitor dengan makanan sejenis keju.

Interaksi obat merupakan situasi dimana sebuah senyawa lain yang mempengaruhi efek obat. Hal ini dapat berupa interaksi antar obat (drug-drug interaction), interaksi obat dengan makanan (drug-foods interaction) dan antara obat dengan herbal (drug-herb interaction). Interaksi obat dengan makan dapat diartikan adanya interaksi dari hubungan fisik, kimia, fisiologi, atau patofisiologi antara obat dengan nutrien/senyawa pada makanan. Interaksi tersebut akan bermakna secara klinis apabila dapat mempengaruhi respon farmakoterapi.

Interaksi antara obat dan makanan dapat meningkatkan atau menurunkan efek terapi obat. Kebanyakan interaksi obat dengan makanan secara klinis disebabkan oleh senyawa pada makanan yang menginduksi perubahan bioavailabilitas obat. Bioavailabilitas merupakan parameter farmakokinetik yang sangat penting, yang dihubungkan dengan efek klinis beberapa obat. Misalnya, interaksi obat dapat disebabkan oleh khelasi dari komponen makanan dengan obat tersebut, sehingga menyebabkan penurunan bioavailabilitas obat dan penurunan efektivitas obat. Namun, meskipun terganggu penyerapan obat pada seorang pasien, hal ini akan berbeda responnya dengan pasien lain.

Berikut contoh beberapa makanan yang mempengaruhi penyerapan obat dan berinteraksi dengan obat di dalam tubuh :

1.    Sayuran hijau

·         Sebagian besar sayuran hijau, seperti bayam, brokoli yang mengandung vitamin K yang tinggi membantu dalam pembekuan darah. Namun, bila dikonsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah, seperti warfarin dan aspirin akan menurunkan kerja obat dalam darah. Sebaiknya konsumsi sayuran hijau dalam jumlah yang sama tiap harinya, maka akan menurunkan potensi interaksi.

·         Makanan tinggi serat juga akan memperlambat kerja digoxin, obat diabetes dan mencegah penyerapan obat kolesterol golongan statin. Sebaiknya konsumsi makanan tinggi serat 2 jam sebelum atau sesudah minum obat.

2.    Jus buah

·         Grapefruit juice (jeruk bali) mengandung senyawa Furanokumarin yang menghambat enzim CYP3A4 di hati sehingga obat-obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 akan meningkat konsentrasinya dalam darah. Contohnya, interaksi grapefruit juice dengan obat kolesterol golongan statin, antidepresan, antihistamin, dan antiepilepsi maka akan meningkatkan efek samping dari obat-obat tersebut.

3.    Susu

Kebanyakan susu mengandung Kalsium yang tinggi. Kandungan Kalsium pada susu akan mengikat senyawa pada antibiotik sehingga membuatnya tidak larut dalam usus sehingga tidak diserap oleh tubuh.

4.    Makanan yang mengandung Tiramin, seperti keju, ekstrak yeast, daging asap, bir, alpukat, anggur merah, yogurt, coklat akan berinteraksi dengan obat antidepresan golongan Monoamine Inhibitot (MAOI) seperti fenelzin, moklobemid. Tiramin juga dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Adapaun cara pencegahan interaksi obat dan makanan adalah :

1.    Baca petunjuk pada label atau kemasan.

2.    Minum obat dengan segealas air putih, kecuali dokter menyarankan berbeda

3.    Jangan mencampur obat dengan makanan, misalnya dengan membuka cangkang kapsul dan mencampur obatnya dengan makanan atau minuman lain. Hal ini dapt mempengaruhi khasiat obat.

4.    Jangan mencampur obat dengan minuman panas karena panas dapat mempengaruhi kerja obat.

 

<!--[if gte vml 1]><![endif]-->

Referensi :

Bushra, Rabia et al. 2011. Review Article : Food-Drug Interaction. Oman Media Journal (vol.26), No.2 : 77-83

Pratiwi, I.G.Ayu Putu Eka. 2017. Prosiding : Comprehensive Management of Specific Condition and Chronic Disease in Pediatrics. Denpasar : PKB Ilmu Kesehatan Anak

Interaksi obat dan makana. Dapat diakses di www.perpustakaan.pom.go.id

Drug Interaction with Grapefruit Juice. Dapat diakses di https://www.drugs.com/article/grapefruit-drug-interactions.html