Rabu, 15 Februari 2023 15:52 WIB

Cegah Penyakit Jantung Bawaan Sejak Dini

Responsive image
4520
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.

Penyakit jantung bawaan adalah penyakit bawaan yang paling sering terjadi pada bayi. Penyakit ini merupakan penyebab signifikan kematian bayi di banyak negara, terutama di negara berkembang.

Angka kejadian PJB dilaporkan sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup dan 30 % di antaranya telah memberikan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, 50% kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. Di negara maju hampir semua jenis PJB telah dideteksi dalam masa bayi bahkan pada usia kurang dari 1 bulan, sedangkan di negara berkembang banyak yang baru terdeteksi setelah anak lebih besar, sehingga pada beberapa jenis PJB yang berat mungkin telah meninggal sebelum terdeteksi.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menyampaikan bahwa di Indonesia 4 bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan setiap jamnya.

Salah satu kontributor angka kasus dan kematian akibat penyakit tersebut adalah kurangnya kesiapan klinis untuk mendiagnosis dan merawat bayi dengan penyakit jantung bawaan. Guna mencegah kondisi penyakit memburuk sebelum terdiagnosis dan dirawat, penting bagi orang tua untuk melakukan screening jantung anak sebagai langkah deteksi dini. Deteksi ini adalah kunci tatalaksana sesuai indikasi.

Seperti pada penyakit jantung lain, makin dini screening jantung anak, makin besar peluangnya mendapat penanganan yang tepat serta pulih.

Gejala Penyakit Jantung Bawaan

PJB seringkali ditemukan pada masa kanak-kanak. Akan tetapi tidak semua kelainan jantung bawaan langsung menimbulkan gejala saat lahir. Gejala yang mungkin ditemukan antara lain :

1.      Biru saat menangis (bibir, kuku, dan lidah menjadi biru).

2.      Wajah bayi tampak pucat dan biru.

3.      Ujung kaki dan tangan juga kuku terlihat kebiruan.

4.      Biru dan sesak lebih jelas bila bayi menangis atau mengejan saat buang air besar.

5.      Fisik tampak lemas.

6.      Lelah dan malas menyusu.

7.      Nayi sering demam batuk pilek.

8.      Pada saat menghisap ASI, bayi sering berhenti atau kadang tersedak.

9.      Nafsu makan rendah.

10.   Pertumbuhan dan perkembangan terhambat.

11.   Berat badan sulit meningkat atau cenderung menurun.

12.   Sering mengalami demam yang tidak diketahui penyebabnya.

Apa Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung Bawaan?

Penyakit jantung bawaan dapat terjadi karena 2 (dua) faktor, faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik antara lain pengaruh keturunan atau riwayat penyakit dalam keluarga dan sindrom tertentu karena jumlah kromosom yang tidak normal seperti sindrom Down. Faktor lingkungan seperti infeksi maternal virus rubella, penggunaan obat-obatan yang teratogenik selama masa kehamilan, konsumsi alkohol yang berlebihan (maternal alcohol abuse).

Penyakit jantung bawaan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok berdasarkan pengaruhnya pada kadar oksigen dalam darah, yaitu asianotik (tidak biru) dan sianotik (biru). Pada penyakit jantung asianotik, kadar oksigen dalam darah tidak menurun sehingga individu tidak terlihat biru. Pada penyakit jantung bawaan sianotik, kadar oksigen dalam darah menurun yang menyebabkan individu terlihat biru.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan?

Pencegahan penyakit jantung bawaan antara lain dapat dilakukan dengan :

1.      Pemeriksaan di saat kehamilan secara rutin dan teratur.

2.      Mengenali faktor risiko pada ibu hamil (penyakit gula, jantung, kelainan genetik).

3.      Menghindari mengkonsumsi obat-obatan tertentu di saat kehamilan, misal antibiotik tanpa pengawasan dokter.

4.      Menghindari dari paparan sinar X atau radiasi dari foto rontgen berulang ketika masa kehamilan.

5.      Menghindari asap rokok baik pasif maupun aktif.

6.      Menjalani vaksinasi rubella dan flu.

7.      Menjalani pemeriksaan TORCH agar bisa diobati sebelum hamil.

8.      Menjalani skrining genetik jika menderita atau memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit jantung bawaan.

   

Referensi :

dr. Poppy S. Roebiono, Sp.JP. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI. Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta.

Park MK. 2014. Pediatric Cardiology for Practitioners. Edisi ke-6. St. Louis : Elsevier.

Karmelia Kumala, Ni Putu Veny Kartika Yantie, I Nyoman Budi Hartawan. Karakteristik Penyakit Jantung Bawaan Asianotik Tipe Isolated dan Manifestasi Klinis Dini pada Pasien Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana. Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.