Rabu, 15 Februari 2023 14:42 WIB

Kelainan Kusta pada Mata

Responsive image
1237
Dr.dr. Yunia Irawati, SpM(K) - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Kusta (penyakit Hansen) adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit kusta ditularkan secara langsung dari penderita kusta yang belum diobati kepada orang lain melalui saluran pernapasan dan kulit. Hingga saat ini prevalensi kasus kusta di Indonesia masih menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia, setelah India dan Brazil. Data KEMENKES 7 April 2021 menunjukkan bahwa masih terdapat 7 provinsi endemis yang belum eliminasi kusta, yaitu Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yaitu eliminasi kusta di  seluruh kabupaten/ kota di Indonesia di akhir tahun 2024.

 

Kusta adalah penyakit yang dapat disembuhkan jika cepat terdeteksi dan ditangani. Penyakit ini dapat menyebabkan disabilitas dan masih menjadi salah satu permasalahan di dunia. Namun, sesungguhnya disabilitas tersebut dapat dicegah. Mata adalah salah satu organ yang dapat terganggu, sekitar 70-75% pasien kusta mengalami gangguan pada mata. Hal ini berarti 7 dari 10 pasien kusta  dapat mengalami kelainan pada matanya. Beberapa gangguan  mata yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

 

Kelainan kelopak dan bulu mata

Kelainan yang paling banyak dijumpai adalah kerontokan bulu mata (madarosis). Bulu mata berfungsi sebagai proteksi dari debu atau kotoran.

Pada gambar kelainan Kelopak dan Bulu Mata: (A) Bulu mata dan atau alis yang mengalami kerontokan, (B) Kelopak mata tidak bisa tertutup rapat, (C) Kelopak mata melipat ke arah dalam, (D) Kelopak mata melipat ke arah luar.

Infeksi saluran air mata

Pada kusta, saluran air mata dapat terinfeksi. Gejala yang timbul dapat berupa: mata berair, kotoran pada mata (sekret), mata merah, kelopak mata bengkak pada sudut antara mata dan hidung, atau nyeri di kelopak mata.

 

Mata kering

Apabila permukaan mata terus menerus terekspos atau terbuka, terjadilah ketidakstabilan lapisan air mata yang memicu mata kering (dry eyes).

 

Mata merah

Mata merah dapat terjadi akibat kelainan pada permukaan bola mata, seperti bercak putih di bagian hitam mata dengan/tanpa kotoran mata. Peradangan dalam bola mata disertai dengan rasa nyeri, penglihatan buram, atau silau.

 

Kekeruhan lensa mata (katarak)

Pada kelainan ini timbul adanya bercak putih pada tengah anak-anakan mata yang disertai dengan gejala penglihatan kabur serta silau. Katarak disebabkan oleh proses penuaan, namun dapat juga disebabkan pengobatan steroid yang tidak terpantau. Walaupun demikian, katarak dapat ditangani melalui operasi.

 

Penanganan awal apa yang dapat dilakukan pada mata?

Beberapa terapi serta latihan dapat diberikan sebagai tata laksana awal dan pencegahan perburukan kondisi pada mata pasien:

<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Latihan mengedip

Latihan mengedip dilakukan bila kelopak mata tidak dapat menutup sempurna. Pasien diminta untuk menutup kedua mata selama 10 detik, yang dilakukan berulang kali sebanyak 10-20 kali dalam satu waktu. Dianjurkan untuk melakukan latihan tersebut 2-3 waktu dalam sehari. Tujuan latihan ini adalah untuk menguatkan otot kelopak mata.

<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Obat tetes mata

Obat tetes mata sebagai tetes air mata buatan (artificial tears) sangat dianjurkan pada pasien kusta,  terutama bila didapatkan gejala rontoknya bulu mata atau pada keadaan kelopak mata yang  tidak dapat menutup rapat. Hindari penggunaan obat–obatan tradisional, herbal (seperti air rebusan daun sirih) karena dapat memperburuk kondisi mata pasien.

<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Penutup mata

Bila kelopak mata tidak dapat menutup rapat, maka disarankan menggunakan penutup  mata (goggle) saat beraktivitas dan menggunakan tape atau plester saat tidur. Tujuannya adalah untuk menghindari  masuknya debu/kotoran ke dalam mata.

Kapan harus ke dokter?

Apabila ditemukan kelainan mata, maka pasien dapat disarankan segera periksa ke fasilitas  kesehatan terdekat/ Puskesmas. Kelainan mata yang dimaksud antara lain adalah mata berair, kemerahan, nyeri, penglihatan  buram, silau mendadak disertai terdapat luka pada mata.

 

Referensi:
Irawati, Y., Menaldi, S. and Wahyuni, L., 2021. ATLAS OF LEPROSY. 1st ed. Jakarta: UI Publishing, pp.2-15.

Irawati, Y., Menaldi, S., Rahayu, T., K, W., Wahyuni, L. and Alwin, W., 2021. Buku Panduan Pelatiahan Pemeliharaan Kesehatan Kulit, Ekstremitas dan Mata pada Kusta untuk Kader Kesehatan. 1st ed. Jakarta: UI Publising, pp.49 - 64.