Selasa, 14 Februari 2023 10:28 WIB

CTPA Sebagai Baku Emas Penegakan DIagnosis Emboli Paru

Responsive image
698
dr. Lili Widianto - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Computed Tomographic Pulmonary Angiography (CTPA) merupakan teknik pencitraan yang dipilih sebagai baku emas dalam penegakan diagnosis emboli paru. Teknik pemeriksaan ini mampu memvisualisasi pembuluh arteri paru hingga pada level percabangan subsegmental. Pada pedoman tatalaksana emboli paru European Society of Cardiologist (ESC), pemeriksaan CTPA dijadikan pemeriksaan lini pertama pada pasien dengan probabilitas tinggi emboli paru dan menjadi lini kedua pada pasien yang dicurigai emboli paru dengan bukti peningkatan D-Dimer. Teknik ini merupakan teknik yang lebih tidak invasif dibandingkan dengan teknik pulmonary angiography yang merupakan baku emas sebelumnya.

Teknik pencitraan ini bertujuan untuk mendeteksi defek pengisian pada pembuluh darah arteri paru. Untuk mendeteksi defek pengisian tersebut, digunakan bahan kontras selama pencitraan. Prosedur pemeriksaan terdiri dari:

  1. Persiapan informed consent kepada pasien dan keluarga serta pemeriksaan kelengkapan laboratorium seperti fungsi ginjal.
  2. Pasien yang diperiksa diarahkan untuk melepaskan perhiasan dan aksesoris metal yang dikenakan.
  3. Dilakukan pemasangan kanula untuk akses zat kontras secara intravena.
  4. Pasien disposisikan supine dengan kedua lengan diposisikan diatas kepala.
  5. Pemberian zat kontras, kemudian alat CT akan bergerak sesuai dengan pengambilan visualisasi alat.
  6. Staf pemeriksaan akan memberikan intruksi nafas untuk mendapatkan hasil visualisasi yang baik dan mengurangi artefak.

Pada kasus emboli paru, gambaran defek pengisian zat kontras pada pembuluh arteri paru pada potongan aksial akibat trombus akan dikelilingi oleh zat kontras dan disebut sebagai tanda Polo Mint. Aliran zat kontras juga dapat menunjukan apakah trombus yang ada menyumbat total atau masih terdapat aliran ke distal pembuluh darah. Pembuluh darah paru yang tersumbat juga akan menunjukan gambaran pelebaran dibandingkan dengan ukuran pembuluh darah normal. Sekian informasi kali ini, semoga bermanfaat!

 

Referensi:

Stavros V Konstantinides, Guy Meyer, Cecilia Becattini, Héctor Bueno, Geert-Jan Geersing, Veli-Pekka Harjola, Menno V Huisman, Marc Humbert, Catriona Sian Jennings, David Jiménez, Nils Kucher, Irene Marthe Lang, Mareike Lankeit, Roberto Lorusso, Lucia Mazzolai, Nicolas Meneveau, Fionnuala Ní Áinle, Paolo Prandoni, Piotr Pruszczyk, Marc Righini, Adam Torbicki, Eric Van Belle, José Luis Zamorano, ESC Scientific Document Group, 2019 ESC Guidelines for the diagnosis and management of acute pulmonary embolism developed in collaboration with the European Respiratory Society (ERS): The Task Force for the diagnosis and management of acute pulmonary embolism of the European Society of Cardiology (ESC), European Heart Journal, Volume 41, Issue 4, 21 January 2020, Pages 543–603, https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehz405.

Sumber gambar: freepik.com