Senin, 13 Februari 2023 15:18 WIB

Pemeriksaan Nuklir, Salah Satu Pemeriksaan Jantung Terkini

Responsive image
5127
dr. Aprilia Aqmarina Indah - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Pemeriksaan Nuklir atau disebut sebagai Tes Stress Nuklir adalah sebuah pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk menilai risiko penyakit jantung yang dimiliki seseorang. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai bagaimana fungsi jantung dengan melihat aliran darah jantung ketika seseorang melakukan aktivitas atau sering disebut stress. Aktivitas yang dilakukan pada saat pemeriksaan ini dianalogikan sebagai olahraga langsung dengan melihat hubungannya terhadap efek obat yang diberikan pada waktu yang bersamaan. Obat atau zat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah zat radioaktif yang bergerak melalui pembuluh darah. Pergerakan dari zat radioaktif tersebut akan dinilai atau terbaca melalui kamera gamma yang tersambut ke komputer, dan hasil akhirnya akan terlihat ada tidaknya gangguan aliran darah, baik penyumbatan pada otot jantung yang menandakan adanya otot jantung yang rusak.

Tidak semua orang harus melakukan stress test nuklir ini, ada beberapa kelompok orang yang sangat dianjurkan  untuk menjalani pemeriksaan ini, diantaranya :

  • Pasien diduga menderita penyakit arteri koroner ? Pasien  yang mengalami gejala berupa sesak nafas, nyeri dada kiri yang dialami secara tiba - tiba dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini dengan tujuan untuk mengetahui penyebab gejala yang ditimbulkan seperti adanya penyumbatan pembuluh darah jantung, pembesaran jantung, gangguan pada fungsi pompa jantung.
  • Pasien dengan riwayat atau sudah di diagnosis masalah jantung sebelumnya ? pasien dengan riwayat jantung sebelumnya seperti gangguan irama, riwayat penyumbatan pada jantung, riwayat penyakit arteri koroner dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini untuk mengetahui atau dilakukan evaluasi mengenai kondisi jantung saat ini, apakah mengalami perburukan atau tidak, dan sebagai upaya untuk mencegah adanya perburukan pada pasien tersebut.

         

Hasil Pemeriksaan Nuklir sendiri dapat berupa normal, atau ditemukan kelainan yang bermakna. Pada pasien dengan hasil normal atau tidak ditemukannya gangguan aliran darah maka tidak diperlukan untuk melakukan tes lanjutan. Namun pada pasien dengan aliran darah normal saat istirahat dan tidak normal pada saat melakukan aktivitas maka dapat disimpulkan bahwa sebagai dari otot jantung tersebut tidak dapat menerima aliran darah yang cukup ketika jantung bekerja lebih cepat atau memompa darah, dan hal ini dapat disebabkan karena adanya pembuluh darah arteri yang tersumbat yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner. Apabila hasil test nuklir menunjukan aliran darah yang buruk pada saat istirahat dan melakukan aktivitas maka dapat disimpulkan bahwa beberapa bagian dari jantung selalu tidak menerima darah yang cukup, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat penyumbatan yang cukup signifikan dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui gambaran pembuluh darah koroner, seperti angiografi.

Penting untuk diketahui bagaimana cara kerja dari pemeriksaan test nuklir sehingga kita dapat mengetahui tindakan pencegahan dan persiapan yang diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan tersebut. Hal - hal yang perlu dilakukan antara lain :

 

  • 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan ? hindari untuk mengkonsumsi kafein, seperti kopi, soda, cokelat
  • 4 jam sebelum dilakukan pemeriksaan ? pasien dipuasakan dan tidak boleh mengkonsumsi makanan apapun, pasien diperbolehkan minum air putih sedikit atau jika diperlukan mengkonsumsi obat rutin sesuai jadwal.
  • Pada pasien dengan riwayat asma maka obat rutin diwajibkan untuk dibawa
  • Gunakan pakaian yang nyaman selama pemeriksaan
  • Gunakan atau membawa sepatu yang akan digunakan pada saat pemeriksaan stress (atau ketika melakukan aktivitas pada saat pemeriksaan berlangsung)
  • Pemeriksaan biasanya akan berlangsung selama 2 hingga 5 jam, dimulai dari persiapan, dan pelaksanaan pemeriksaan. Pasien akan ditempelkan elektroda pada dada, lengan, dan kaki yang dihubungkan pada dengan mesin EKG untuk memantau irama jantung. Pasien juga akan dipantau tekanan darah.
  • Pasien yang bisa berolahraga akan dianjurkan atau diminta untuk melakukan olahraga diatas treadmill dengan kecepatan yang terus meningkat, kemudian pasien akan melakukan aktivitas sepeda statis yang juga ditingkatkan kecepatannya.
  • Jika selama pemeriksaan pasien mengalami gejala seperti pusing, tekanan darah naik secara drastis, timbul nyeri dada maka pemeriksaan dihentikan.
  • Pasien yang sudah melakukan pemeriksaan tes nuklir dapat langsung beraktivitas kembali dan tidak memerlukan rawat inap.

Komplikasi atau efek samping yang ditimbulkan dari pemeriksaan tes nuklir ini biasanya sangat jarang terjadi, namun pada sebagian kecil dapat terjadi komplikasi atau reaksi, seperti :

?        Reaksi alergi terhadap zat radioaktif

?        Gangguan irama jantung yang akan kembali normal setelah selesai dilakukan pemeriksaan

?        Nyeri dada

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan nuklir merupakan modalitas pemeriksaan yang baik dan dianjurkan untuk semua kalangan untuk mengetahui kondisi terkini jantung.

 

Referensi :
Cramer CM, Beller GA. Noninvasive cardiac imaging. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldman's Cecil Medicine. Edisi ke-24. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:bab 56.

Fihn SD, Gardin JM, Abrams J, et al. 2012. ACCF / AHA / ACP / AATS / PCNA / SCAI / STS guideline for the diagnosis and management of patients with stable ischemic heart disease : a report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association task force on practice guidelines, and the American College of Physicians, American Association for Thoracic Surgery, Preventive Cardiovascular Nurses Association, Society for Cardiovascular Angiography and Interventions, and Society of Thoracic Surgeons. Circulation. 2012;126:e354-471.

Sumber gambar: Dokumentasi RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita