Jumat, 10 Februari 2023 14:33 WIB

Gagal Jantung pada Kehamilan

Responsive image
2898
dr. Rindayu Yusticia Indira Putri - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Penyakit jantung dan pembuluh darah tidak mengenal usia, jenis kelamin dan kondisi medis. Dari bayi hingga lansia penyakit jantung dapat mengancam siapa saja. Termasuk pada populasi pasien ibu hamil, penyakit jantung memiliki tantangan tersendiri terutama karena berkaitan dengan keterbatasan obat yang dapat dikonsumsi dan aspek keselamatan janin. [1]

Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab kematian tertinggi di luar masalah kebidanan pada pasien dengan kehamilan. Di luar masalah perdarahan jalan lahir, infeksi pasca salin, penyakit jantung menjadi pembunuh utama ibu hamil. Pasien dengan masalah jantung menempati kunjungan ke RS pada pasien hamil sekitar 6,4 dari 1000 kehamilan, dengan angka kematian yang signifikan yaitu 5 %.[1] Pasien hamil mengalami perubahan fisiologi dan fungsi organ tubuh yang signifikan, termasuk penambahan volume darah, peningkatan curah jantung serta denyut nadi. Hal ini akan memberikan pembebanan pada kerja jantung yang tidak sedikit. [1]

Salah satu masalah jantung yang penting untuk diketahui adalah gagal jantung terkait kehamilan atau dalam istilah medis dikenal dengan kardiomiopati peripartum atau disingkat PPCM. Penyakit ini merupakan suatu kelainan pada pompa jantung yang terjadi dalam periode waktu bulan terakhir menjelang kelahiran hingga beberapa bulan setelah persalinan. Kondisi perburukan dari pompa jantung ini dapat terjadi dalam rentang waktu tersebut, yang akan semakin memburuk hingga menyebabkan tanda dan gejala gagal jantung.[2]

Kejadian terbanyak ditemukan di Eropa. Pada populasi pasien di Eropa temuan kejadian PPCM 1 dari 1500 kehamilan. Kejadian yang cukup sering mengenai ibu hamil. Data di negara-negara Asia belum ada yang mencatat secara global. PPCM menimbulkan kondisi gagal jantung yang dapat mengganggu aktivitas hingga mengancam jiwa. Perlu adanya kesadaran baik dari elemen masyarakat maupun tenaga kesehatan tentang masalah PPCM ini. [3]

Seperti halnya pasien yang mengalami gagal jantung, pasien PPCM juga akan mengalami kondisi yang serupa. Sesak napas yang memberat dan cenderung memburuk terus menjelang persalinan dan beberapa bulan setelah persalinan adalah gejala yang perlu diwaspadai pada setiap pasien hamil. Mulai dari sesak napas yang memperberat aktivitas hingga sesak napas yang bisa mengancam jiwa hingga membutuhkan perawatan di ruang intensif. Bengkak-bengkak di kaki dan perut juga kerap menjadi gejala yang menyertai pasien PPCM ini. [2]

Seluruh gejala ini muncul dikarenakan terjadinya penurunan kekuatan pompa jantung secara progresif yang terkait dengan kehamilan. Beberapa ahli menghubungkan dengan hormon terkait kehamilan dan laktasi, juga ada yang mengaitkan dengan peradangan atau inflamasi jantung yang berkaitan dengan kehamilan. Penurunan kekuatan pompa jantung ini berjalan secara progresif hingga pada akhirnya pasien mengalami gagal jantung. [3]

Biasanya gejala awal akan samar dengan gejala yang biasa muncul secara normal pada ibu hamil. Seperti sesak saat aktivitas, mudah lelah, bengkak-bengkak pada kaki yang sering ditemukan pada ibu hamil normal. Sehingga temuan klinis dan diagnosa seringkali terlambat karena pasien tidak segera mencari pertolongan medis untuk dilakukan pemeriksaan secara lengkap terkait PPCM. Terlebih lagi pasien menjelang persalinan dimana gejala sesak napas yang memberat seringkali dianggap biasa dan masalahnya waktu awal munculnya gejala PPCM mulai terjadi biasanya di bulan terakhir menjelang persalinan. Perlu ada kesadaran dan kewaspadaan dari pihak terkait seperti dokter kebidananan, bidan, serta tenaga kesehatan lain dan juga pasien yang merasakan keluhan tersebut. Diagnosa yang tepat secara awal akan sangat menolong untuk menyelamatkan nyawa dan menentukan hasil dari pengobatan. [2]

Penyakit PPCM dapat pulih seperti semula dalam beberapa bulan setelah melahirkan dan dengan pengobatan yang baik, namun ada pasien yang mengalami perburukan gagal jantung yang menetap bahkan setelah bertahun-tahun setelah melahirkan sehingga akan mendapatkan obat-obatan untuk gagal jantung sepanjang usia. Masih belum diketahui secara pasti apa faktor yang menentukan pasien akan pulih sempurna atau menetap mengalami gagal jantung. Sebanyak 50 % pasien dengan PPCM yang menetap akan mengalami pengulangan kondisi pada kehamilan berikutnya bahkan lebih buruk. Namun hanya 20 % pasien yang pulih sempurna akan mengalami kondisi serupa saat hamil berikutnya. Sehingga perlu dilakukan konseling mengenai rencana kehamilan berikutnya pada pasien penyintas PPCM karena dapat mengalami hal serupa bahkan lebih buruk di kehamilan berikutnya. [2,3]

Yang harus dilakukan oleh pasien yang mengalami gejala seperti PPCM adalah segera memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung untuk mendapatkan pemeriksaan secara komprehensif seperti rekam jantung serta ekokardiografi. Pemeriksaan ekokardiografi atau USG jantung sangat membantu untuk menentukan diagnosis dari penurunan pompa jantung pada PPCM beserta masalah-masalah yang menyertai. Setelah didiagnosa adanya kondisi PPCM, tergantung apakah pasien sudah menjalani persalinan atau belum. Mengingat obat-obatan untuk gagal jantung ada yang tidak aman bagi ibu hamil. Bagi yang telah menjalani persalinan, pasien dengan PPCM harus mendapatkan obat-obatan terapi untuk gagal jantung sesuai pedoman dengan tujuan mencegah jantung yang semakin melar dan pompanya semakin menurun. [2[

Perlu waktu yang cukup panjang sekitar 12-24 bulan pasca pulih dari PPCM untuk terus konsumsi obat-obatan gagal jantung sampai akhirnya nanti dihentikan bertahap untuk mencegah kejadian berulang. Perlu kesadaran dan pemahaman yang menyeluruh tentang kondisi ini dari pasien, keluarga, dokter dan kerabat terdekat untuk bisa mendukung keberhasilan pengobatan. [3]

 

Referensi

Egidy Assenza G, Dimopoulos K, Budts W, et al. Management of acute cardiovascular complications in pregnancy. Eur Heart J. 2021;42(41):4224-4240.

Regitz-Zagrosek V, Roos-Hesselink JW, Bauersachs J, et al. 2018 ESC Guidelines for the Management of Cardiovascular Diseases during Pregnancy. Vol 39.; 2018.

Melisa Aziz, Ika Krisnawati. Kardiomiopati Peripartum: Bentuk Gagal Jantung yang Jarang Terjadi. ISBN 978-623-5714-01-1. PERKI Banten. 2021

Sumber gambar: freepik.com