Senin, 06 Februari 2023 14:10 WIB

Pengobatan Dislipidemia pada Kondisi Khusus (Diabetes dan CKD)

Responsive image
1278
Wira Gotera, Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Sebagian besar pasien diabetes mellitus dengan nefropati diabetikum, memiliki gangguan lipid, yang dicirikan dengan kadar kolesterol HDL yang rendah, kadar trigliserida (TG) yang tinggi, dan pergeseran dari kolesterol LDL yang lebih besar ke LDL kolesterol yang lebih kecil ukurannya. Dislipidemia pada pasien-pasien diabtes berkontribusi pada berkembangnya glomerulosklerosis dan penyakit ginjal yang progresif.

Pada pasien-pasien DM tipe 2 tanpa dialisis, terapi dengan statin menghasilkan keuntungan kardiovaskuler yang substansial. Rekomendasi terakhir KDIGO, memberikan terapi statin pada pasien diabetes dengan CKD yang tanpa hemodialisis. Kebalikannya, terapi statin pada pasien dengan gagal ginjal terminal, dikatakan sudah terlambat untuk menghasilkan keuntungan kardiovaskuler.

Pada pasien diabetes, kolesterol LDL bukan satu-satunya lemak yang bertanggung jawab terhadap resiko kardiovaskuler. Pada penelitian-penelitian besar menunjukkan bahwa menurunkan kadar LDL kolesterol tidak mencegah kejadian-kejadian utama kardiovaskuler dan tidak menurunkan resiko kardiovaskuler menjadi sama seperti pasien-pasien non diabetes. Hal ini mengacu pada residual resiko kardiovaskular. Dislipidemia aterogenik, dengan ciri peningkatan trigliserida, kolesterol HDL yang rendah, peningkatan apolipoprotein B dan peningkatan apolipoprotein C-III, merupakan faktor kunci yang berhubungan dengan residual resiko kardiovaskular pada pasien-pasien diabetes. Pada penelitian UKPDS, peningkatan kadar trigliserid, merupakan faktor independen dari albuminuria pada DM tipe 2. Jadi, intervensi ditujukan pada perbaikan semua target lipid. Bagaimanapun juga, hal ini belum jelas, apakah target ini dicapai melalui intensifikasi terapi statin atau dengan menambah terapi statin dengan fibrat, niacin, atau omega 3. Pada penelitian ACCORD, penggunaan kombinasi rutin dengan statin ditambah fibrat, tidak mengurangi resiko kardiovaskular pada pasien-pasien DM tipe 2.

Dengan diberi dasar pengetahuan mengenai dislipidemia pada pasien PGK dan DM, dan ini maka diharapkan dapat dilakukan terapi pengelolaan lipid lebih awal untuk dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien sehingga outcome pasien akan lebih baik. Salam Sehat..Sehat Indonesia.

 

Referensi :

World Health Organization (WHO) Global Health Observatory Data. Available at : https://www.who.int/gho/ncd/risk_factors

Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pedoman Nasional Dislipidemia. PERKENI. 2021

Chaudury B, et al. Diabetic Dislipidemia: Current Concepts in Pathophysiology and Management. J Clin Diag Res. 2018.

Kopin L, et al. Dyslipidemia. Ann Intern Med. ACP. 2017.