Senin, 06 Februari 2023 14:02 WIB

Dislipidemia Pada Keadaan Khusus (Penyakit Ginjal Kronis)

Responsive image
1992
Wira Gotera, Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan faktor resiko penguat (risk enhancing) untuk terjadinya penyakit dislipidemia. Dislipidemia ini sering ditemukan pada pasien PGK. Karakteristik dislipidemia pada pasien PGK dapat berbeda-beda dan biasanya dipengaruhi oleh tingkat kerusakan ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Pemisahan harus dibuat antara pasien-pasien dengan dan tanpa sindrom nefrotik, karena keberadaan hiperkolesterolemia merupakan salah satu kriteria diagnosis dari sindrom nefrotik. Pasien dengan nefrotik sindrom pada CKD stadium I sampai 4, terjadi peningkatan produksi LDL dan penurunan katabolisme LDL, menghasilkan peningkatan kadar kolesterol LDL total. Kadar HDL kolesterol berada pada angka normal sampai rendah pada pasien sindrom nefrotik. Hipertrigliseridemia juga dapat terjadi, dianggap berhubungan dengan penurunan katabolisme dari trigliserida.

Pada sindrom nefrotik pada CKD stadium 2 sampai 4 cenderung memiliki kadar LDL normal, kadar HDL yang menurun, dan peningkatan kadar trigliserida. Perubahan-perubahan ini dikarenakan berkurangnya aktivitas lipase. Data yang menganalisis kadar lemak pasien dengan dan tanpa diabetes dan CKD adalah jarang. Hirano et all membandingkan kadar lemak pada pasien-pasien dengan DM tipe 2, LFG yang normal dan berbagai derajat albuminuria; mereka menemukan tidak ada perbedaan kadar LDL dan HDL kolesterol pada pasien dengan ekskresi urin albumin yang normal, mikroalbuminuria dan albuminuria klinis, tetapi terdapa peningkatan trigliserida pada pasien dengan albuminuria klinis. Ketiga kelompok pasien dengan diabetes pada studi tersebut cenderung mempunyai kadar kolesterol LDL yang lebih tinggi, kadar HDL yang rendah dan kadar trigliserida yang lebih tinggi dibandingkan subyek control tanpa diabetes. Pada studi yang lain, pada pasien tanpa sindrom nefrotik pada DM tipe I dengan control gula darah yang buruk ( HbA1C 9,3% ), dan dengan penurunan LFG, trigliserida cenderung lebih tinggi, tetapi hanya ada perbedaan yang kecil pada kadar kolesterol HDL dan LDL, dibandingkan dengan pasien-pasien tanpa diabetes dan dengan derajat gangguan ginjal yang sama.

Pada pasien yang menjalani hemodialisi, kadar LDL kolesterolnya secara umum normal, tetapi kadar trigliseridanya tinggi dan kadar HDL kolesterolnya rendah. Bagaimanapun juga, review K/DOQI guidelines pada pasien dengan dyslipidemia pada PGK ditemukan 55,7% pasien dengan hemodialisi mempunyai kadar kolesterol LDL>100 mg/dL. Pasien dengan peritoneal dialysis cenderung memiliki kadar LDL yang lebih tinggi dan review K/DOQI menemukan bahwa 73,2% pasien memiliki kadar LDL kolesterol  > 100 mg/dL. Setelah transplantasi ginjal, LDL kolesterol biasanya meningkat, dan hal ini mungkin dikarenakan efek glukokortikoid, cyclosporine dan sirolimus. Dengan diberi dasar pengetahuan mengenai dislipidemia pada Pasien PGK ini maka diharapkan dapat dilakukan terapi pengelolaan lipid lebih awal untuk dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien sehingga outcome pasien akan lebih baik. Salam Sehat..Sehat Indonesia.

Referensi :

World Health Organization (WHO) Global Health Observatory Data. Available at : https://www.who.int/gho/ncd/risk_factors

Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Pedoman Nasional Dislipidemia. PERKENI. 2021

Chaudury B, et al. Diabetic Dislipidemia: Current Concepts in Pathophysiology and Management. J Clin Diag Res. 2018.

Kopin L, et al. Dyslipidemia. Ann Intern Med. ACP. 2017.