Kamis, 12 Januari 2023 16:24 WIB

Cegah Kerontokan dan Kebotakan Rambut Kepala

Responsive image
952
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Rambut memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena merupakan mahkota kebanggaan wanita maupun pria. Saat   ini rambut yang sehat, indah, dan tertata dengan baik merupakan aspek   yang sangat penting pada penampilan seseorang. Permasalahan rambut yang sering ditemukan dan dikeluhkan sebagian besar orang salah satunya  adalah kerontokan rambut (effluvium) dan kebotakan (alopesia).

Berdasarkan manifestasi klinisnya effluvium dikelompokkan menjadi effluvium anagen dan effluvium telogen, sedangkan alopesia dikelompokkan menjadi alopesiadifus, berpola atau setempat. Menurut mekanisme terjadinya alopesia dikelompokkan menjadi alopesia dengan atau tanpa disertai dengan pembentukan jaringan parut (sikatrikal dan non sikatrikal).

Dalam sebuah penelitian lainnya disampaikan bahwa secara anatomi folikel rambut matur dari atas ke bawah tersusun atas infundibulum, isthmus, stem, dan bulbus. Bulbus rambut terdiri atas sel epitel matriks yang tidak berdiferensiasi namun aktivitas metabolism tinggi dan melanosit. Sel epitel   matriks menyusun diri menjadi batang rambut di bagian dalam dan inner   rooth sheath di bagian luar. Pada saat rambut tumbuh ke atas, kedua    bagian ini bersama-sama naik ke atas, sedangkan outer root sheath tetap diam di dalam folikel rambut. Stem merupakan bagian terpanjang dari    folikel rambut. Stem terdiri dari luar ke dalam outer root sheath, inner rooth sheath, dan batang rambut. Anatomi Rambut Siklus pertumbuhan folikel rambut akan terjadi terus menerus  dan  terbagi  dalam  3 (tiga) fase yaitu :

1.      Fase Anagen  

Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru, mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun. Rambut   dalam fase anagen berkisar 85%.

2.      Fase Katagen 

Fase peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit, bagian bawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga berbentuk  gada (club shapped) yang relatif tidak berpigmen. Rambut dalam fase katagen berkisar 1%.

3.      Fase Telogen

Fase istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada (Club hair) akan terdorong keluar. Rambut dalam fase telogen berkisar 10-15%. Pelepasan rambut yang mati terjadi pada fase telogen akhir atau awal anagen. Dikatakan terjadinya kerontokan rambut (effluvium) jika kehilangan rambut berkisar kurang lebih 120 helai perhari, dapat terjadi difus atau lokal (setempat). Bila kerontokan ini berlanjut maka dapat terjadi kebotakan (alopesia). Jumlah folikel rambut pada orang dewasa sekitar 100.000. Lama masa anagen berkisar 1000 hari, sedangkan masa telogen 100 hari, oleh karena itu perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9 : 1.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan kebotakan, di antaranya :

1.      Faktor genetik atau keturunan,

2.      Perubahan hormon,

3.      Kondisi atau penyakit tertentu, seperti kekurangan gizi, sifilis, anemia, gangguan tiroid, dan infeksi jamur di kepala,

4.      Pasca pemulihan operasi atau sakit berat,

5.      Efek samping obat atau suplemen tertentu,

6.      Menjalani terapi radiasi atau kemoterapi,

7.      Stres berat, dan

8.      Penggunaan produk perawatan rambut atau penataan rambut dalam gaya tertentu.

Penyebab kebotakan ini bisa berbeda-beda pada setiap orang. Penanganan kebotakan pun akan berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Selain mencegah agar rambut tidak rontok dan terjadi kebotakan, perlu juga dilakukan beberapa cara untuk mencegahnya. Kebotakan dapat mengganggu kepercayaan diri seseorang, dan mungkin akan berpengaruh pada kehidupan sosial dan produktivitasnya. Maka dari itu, penting untuk memahami cara mengatasi kebotakan, sebelum bertambah luas.

Berikut beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi kebotakan :

1.      Memenuhi asupan nutrisi untuk rambut.

Protein, asam lemak omega-3, zat besi, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin D penting untuk menyuburkan dan menjaga kekuatan rambut. Nutrisi ini dapat dipenuhi dengan mengonsumsi daging, ikan, telur, susu, dan kacang kedelai setiap harinya. Selain itu, konsumsilah juga beragam jenis makanan sehat setiap hari, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, gandum utuh, dan daging tanpa lemak.

2.      Mengurangi penggunaan alat penata rambut.

Pelurus, pengering rambut, hingga sisir yang bergigi rapat dapat memperparah kerontokan dan kebotakan rambut. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari penggunaan alat-alat ini secara berlebihan. Hindari juga terlalu sering keramas dan menyisir rambut yang masih basah, karena dapat menyebabkan kerontokan.

3.      Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Beberapa jenis obat juga dapat menjadi cara mengatasi kebotakan. Tentu saja penggunannya harus diresepkan oleh dokter guna meminimalkan risiko atau efek sampingnya.

4.      Menata rambut dengan gaya berbeda.

Gaya rambut yang berbeda mungkin bisa menjadi cara mengatasi kebotakan. Anda dapat berkonsultasi dengan penata rambut untuk menemukan gaya rambut yang dapat menyamarkan kebotakan atau membuat rambut terlihat lebih tebal.

5.      Mengenakan wig

Wig dapat digunakan terutama jika kebotakan yang dialami sudah parah. Pemilihan rambut palsu ini dapat disesuaikan dengan warna, tekstur, dan gaya rambut yang diinginkan.

6.      Meredakan stres

Salah satu cara untuk mencegah kerontokan rambut adalah meredakan stres. Stres dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh dan memengaruhi hormon, sehingga menyebabkan kebotakan rambut. Selain itu, ada kalanya kebotakan disebabkan oleh gangguan psikologis, misalnya depresi. Untuk membantu mengatasi kebotakan terkait masalah psikologis seperti ini, dibutuhkan konseling dengan psikiater atau psikolog.

7.      Melakukan transplantasi rambut.

Transplantasi rambut dilakukan dengan memindahkan rambut dari area yang subur untuk kemudian ditanamkan ke area yang botak. Metode ini bersifat permanen dan terlihat alami. Namun, biayanya cukup mahal.

Tentunya dari beberapa ulasan di atas sebagai langkah yang tepat, untuk mengetahui masalah kerontokan dan kebotakan pada rambut perlu dilakukan pemeriksaan Untuk menentukan penyebab pasti dari kerontokan rambut dan kebotakan, perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter. Dokter akan menilai parah tidaknya kerontokan rambut, melihat pola kebotakan, serta mungkin melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan biopsi kulit kepala, untuk menentukan penyebab kebotakan.

 

Referensi :

Dangour, A. D., Dodhia, S. K., Hayter, A., Allen, E., Lock, K., & Uauy, R. 2009. Nutritional Quality of Organic Foods : A Systematic Review. The American Journal of Clinical Nutrition, 90(3), 680-685.

Lairon, D. 2010. Nutritional Quality and Safety of Organic Food. A Review. Agronomy for Sustainable Development, 30 (1), 33 - 41.

McKeith, G. 2004. You Are What You Eat. Celador Production.

Juroszek, P., Lumpkin, H. M., Yang, R. Y., Ledesma, D. R., & Ma, C. H. 2009. Fruit Quality and Bioactive Compounds with Antioxidant Activity of Tomatoes Grown on Farm : Comparison of Organic and Conventional Management Systems. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 57(4), 1188-1194.

Scialabba, N. E. H. 2005. Global Trends In Organic Agriculture Markets and Countries’ Demand for FAO Assistance. Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rome.

Tung, S. J., Shih, C. C., Wei, S., & Chen, Y. H. 2012. Attitudinal Inconsistency Toward Organic Food in Relation to Purchasing Intention and Behavior. British Food Journal.

Yiridoe, E. K., Bonti-Ankomah, S., & Martin, R. C. 2005. Comparison of Consumer Perceptions and Preference toward Organic Versus Conventionally Produced Foods : A Review and Update of The Literature. Renewable Agriculture and Food Systems, 193-205.

Oslida Martony Poltekkes, Kemenkes Medan. 2019. Dampak Konsumsi Makanan Organik Dalam Meningkatkan Gizi Masyarakat.