Selasa, 10 Januari 2023 15:18 WIB

Anak-anak Lebih Rentan Terkena Demam Scarlet? Apa Itu Demam Scarlet?

Responsive image
7524
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Demam scarlet adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri Streptococcus pyogenes yang berkembang pada beberapa orang yang mengalami radang tenggorokan. Kondisi ini juga dikenal sebagai scarlatina, yakni demam dengan gejala ruam merah terang yang menutupi sebagian besar tubuh. Demam scarlet hampir selalu disertai dengan sakit tenggorokan dan demam tinggi. Demam jenis ini dapat terjadi pada siapa saja namun paling sering terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 15 tahun. Meskipun demam ini pernah dianggap sebagai penyakit masa kanak-kanak yang serius, tetapi kini perawatan antibiotik telah membuat penyakit ini menjadi penyakit yang tidak seberbahaya sebelumnya. Namun, jika tidak diobati, demam scarlet dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius yang mempengaruhi jantung, ginjal, dan bagian tubuh lainnya. Anak-anak berusia 5 hingga 15 tahun lebih rentan terkena demam scarlet dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Selain itu, bakteri penyebab penyakit ini juga menyebar lebih mudah di antara orang-orang yang berhubungan dekat, seperti anggota keluarga atau teman sekelas.

Penyebab Demam Scarlet

Demam scarlet disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes (S. pyogenes) yang dapat berkembang biak di amandel dan tenggorokan. Bakteri ini dapat melepaskan racun yang bisa masuk ke aliran darah, dan kemudian menyebabkan demam serta ruam merah pada kulit.

Penularan bakteri S. pyogenes bisa terjadi melalui percikan air liur, seperti ketika penderita bersin atau batuk. Penularan juga bisa terjadi ketika seseorang tidak sengaja mengonsumsi makanan atau minuman dari piring atau gelas yang sama dengan penderita.

Selain itu, menyentuh benda yang terpercik air liur penderita juga dapat menyebabkan seseorang terinfeksi bakteri penyebab demam scarlet. Bakteri yang berada di tangan dapat berkembang menjadi infeksi kulit atau masuk ke dalam tubuh jika orang tersebut menyentuh mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Faktor Risiko Demam Scarlet: 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demam scarlet dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, seseorang dengan kondisi di bawah ini lebih berisiko mengalaminya :

1.      Berusia 5 - 15 tahun.

2.      Berhubungan langsung dengan penderita demam scarlet, misalnya saat di rumah atau di sekolah.

3.      Bekerja atau menghabiskan banyak waktu di tempat yang ramai, seperti sekolah atau penitipan anak.

Gejala Demam Scarlet

Umumnya, gejala demam scarlet muncul 2 - 4 hari setelah terinfeksi bakteri. Gejala tersebut dapat berupa :

1.      Demam tinggi disertai menggigil.

2.      Ruam berwarna merah hampir di seluruh tubuh.

3.      Wajah dan leher memerah, tetapi kulit di sekitar bibir pucat.

4.      Garis kemerahan pada ketiak, lipatan siku, dan belakang lutut.

5.      Lidah berwarna merah terang disertai bintil-bintil kecil, atau biasa disebut lidah stroberi.

6.      Sakit tenggorokan, tenggorokan tampak merah disertai muncul bercak putih atau kekuningan.

7.      Amandel membengkak

8.      Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

9.      Nyeri perut

10.   Mual atau muntah.

11.   Sulit menelan

12.   Sakit kepala

Ruam yang timbul pada penderita demam scarlet adalah gejala yang khas. Ruam tersebut terlihat seperti luka bakar akibat sinar matahari dan terasa kasar. Ruam biasanya bermula dari wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam akan terlihat lebih merah di area lipatan kulit, seperti ketiak, siku, dan lutut.

Pemeriksaan Demam Scarlet

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti : melihat kondisi lidah, tenggorokan, dan amandel. Dokter juga akan memeriksa kelenjar getah bening dan tampilan serta tekstur ruam. Jika dari hasil pemeriksaan pasien diduga menderita demam scarlet, dokter akan menjalankan swab test tenggorokan, yaitu pengambilan sampel cairan dengan mengusap (swab) bagian belakang tenggorokan menggunakan alat khusus untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

Dari hasil analisis sampel cairan tersebut, dapat diketahui ada tidaknya bakteri S. pyogenes pada pasien.

Penanganan Demam Scarlet

Penanganan demam scarlet bertujuan untuk meringankan gejala, mencegah terjadinya komplikasi, serta mengurangi risiko penularan ke orang lain. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani demam scarlet adalah :

1.      Obat-obatan

Untuk menangani demam scarlet, dokter dapat memberikan antibiotik minum, selama 10 hari. Bagi penderita yang alergi antibiotik golongan penisilin, dokter dapat meresepkan erythromycin sebagai alternatif.

Demam umumnya akan mereda dalam kurun waktu 24 jam setelah mengonsumsi antibiotik. Meski demam sudah mereda, penting bagi pasien untuk tetap meminum antibiotik hingga 10 hari agar penyakit sembuh sepenuhnya dan tidak terjadi komplikasi.

Selain obat antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat lain, seperti paracetamol, untuk meredakan demam dan sakit tenggorokan. Jika pasien merasakan gatal pada ruam, dokter juga dapat memberikan lotion dengan kandungan calamine atau tablet antihistamin.

2.      Perawatan Mandiri di Rumah

Selain dengan antibiotik, beberapa perawatan mandiri di rumah berikut ini juga dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan membuat pasien lebih nyaman :

a.      Minum air putih yang cukup, agar tenggorokan tetap lembab dan terhindar dari dehidrasi.

b.      Kumur dengan larutan air garam, agar bengkak dan sakit tenggorokan berkurang.

c.      Konsumsi permen pelega tenggorokan, agar tenggorokan yang mengalami peradangan terasa lebih nyaman.

d.      Gunakan pelembab udara untuk menghilangkan udara kering yang dapat memicu radang tenggorokan.

e.      Hindari pemicu iritasi, seperti asap rokok dan produk pembersih.

Pencegahan Demam Scarlet

Perlu diketahui bahwa bakteri S. pyogenes bisa menular dari penderita demam scarlet yang belum merasakan gejala. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan diri. Beberapa tindakan pencegahan infeksi yang bisa dilakukan dan diajarkan kepada anak meliputi :

1.      Membiasakan diri mencuci tangan menggunakan sabun hingga bersih.

2.      Tidak menggunakan peralatan makan yang sama atau bergantian dengan orang lain, terutama yang sedang sakit.

3.      Menghindari berbagi makanan, agar bakteri tidak menyebar dari atau ke orang lain.

4.      Mencuci perangkat makan dan mainan dengan air panas dan sabun setelah digunakan.

5.      Menjaga jarak atau memakai masker ketika berinteraksi dengan penderita demam scarlet.

 

Referensi :

Yerlita El Gihart. 2019. Pengetahuan Ibu dan Cara Penanganan Demam pada Anak. Jurnal Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Nina Dwi Putri, dkk. 2018. Buku Ilustrasi Demam Ruam. PB IDAI Jakarta.

Saad, et al. 2020. Scarlet Fever Outbreak in A Primary and Middle School in Germany : Importance of Case Ascertainment and Risk Communication. Epidemiology & Infection, 148, pp. e278.

Centers for Disease Control and Prevention. 2021. Group A Streptococcal (GAS) Disease. Scarlet Fever : All You Need to Know.

National Health Service U.K. 2018. Health A to Z. Scarlet fever.

National Health Service Inform Scotland. 2020. Illnesses and Conditions. Scarlet Fever.

Mayo Clinic. 2019. Diseases & Conditions. Scarlet Fever.

Medicine Net. 2020. Infectious Disease Health Center. Scarlet Fever (Scarlatina).